Aletta melipat kedua tangan didepan dada. Memandang Raga yang tengah sibuk memakai helm. Aneh, tadi dia yang menarik paksa Aletta. Sekarang, malah Aletta yang seperti patung di parkiran sekolah.
"Naik."
"Mau kemana?."
"Pulang, bego!."
"Ish! Bisa gak sih kalem sehariii aja. Pantesan gak ada cewek yang deket sama lo, orang lo kasar gini!." Aletta mengoceh sebal.
"Aletta, bisa kamu naik sekarang? Atau gak saya tinggal. " Sahut Raga malas.
"Ya, yaa!." Aletta naik dengan berpegang pundak Raga, bagaimana tidak? Motor Raga sangatlah tinggi.
Motor Raga berlalu menjauhi area sekolah. Melintasi padatnya jalanan diiringi bunyi klakson kendaraan bersahutan. Setidaknya, ada suara. Aletta hanya terdiam dibelakang, menatap rindangnya pepohonan disepanjang jalan.
"Ga, ini kan bukan jalan kerumah gue? Atau mau belajar dirumah lo?." Tanya Aletta.
"......"
"Gaaa!."
"Hm."
"Hmmm apa! Gue bukan alien yang ngerti bahasa lo!."
"Bisa diem gak?."
"Hm!!." Sahut Aletta kesal.
Setengah jam berlalu, Aletta nampak pegal. Ia menggerak-gerakkan tubuh hingga motor hampir berbelok.
"Lo bisa diem gak?! Mau mati lo?." Raga melirik dari kaca sepion.
"Capekkk, Ga!. Kita mau kemana sih?!."
"Lo mau nyulik gue yaa?! Ga, maafin gue. Jangan bales dendam pake cara nyulik dong, cemen lo!."
"Atau jangan-jangan lo ma-."
"Diem, atau lo mau pulang jalan kaki?."
"Monyet! Gak ada ancaman lain apa?!."
Raga turun dari motor, diikuti Aletta dibelakang nya. Mereka menginjakkan kaki di hamparan rumput hijau pekarangan rumah. Aletta berdecak kagum, memandang penuh minat pada tanaman mawar merah yang melilit pagar kayu. Tampak indah menjuntai kebawah.
"Ga, ini rumah siapa?." Tangan Aletta bergerak mendekat pada sekuntum mawar kuncup yang tumbuh menjulang diantara mawar lain.
Raga menoleh, dengan cekatan menepis tangan jahil Aletta. Membuat gadis berkuncir kuda itu memekik.
"Aw!! Sakit, sat!."
"Jangan sentuh semua tanaman disini sama tangan lo."
"Dasar pelit! Emang elo yang nanam ni kembang!."
"Aduh! Ngapain sih, narik- narik. Modus!." Raga berhenti melangkah, menatap datar Aletta.
Aletta bungkam.
TOK! TOK! TOK!
Raga mengetuk pintu kayu berwarna coklat tua dengan sentuhan ukiran bernuansa bunga. Nampaknya sang pemilik rumah sangat menyukai bunga, dapat dilihat dari sekeliling rumah. Bertebaran tanaman bunga beraneka warna.
Cklekk
Dapat dilihat wanita paruh baya dengan rambut putih disanggul. Ia tersenyum manis, dan memeluk Raga. Siapa nih?
"Raga, kemana saja kamu? Sudah lupa dengan Oma seperti nya."
Ohhh Oma nya si Batu.
"Raga masih sekolah Oma, liburan nanti Bunda sama Papa mau kesini."
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD STALKER [On Going]
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) Abigail Salsabila Aletta, gadis tomboy dengan segala tingkah absurdnya bertemu dengan Raga Dylan Bramasta, Most Wanted Boy yang memiliki sifat yang berbalik dengan Aletta. Raga itu dingin. Aletta itu tidak bisa diam. Apaka...