25. Don't cry

1.3K 96 7
                                    

UNIVERSE-EXO

***

Hari ini adalah hari pertama ujian akhir semester. Test yang akan menentukan kenaikan kelas. Dan dipagi yang cerah ini gadis dengan jam tangan maroon itu berjalan lesu kearah koridor sekolah. Ya, itu Aletta. Gadis itu hampir tak sempat belajar karena terjaga semalaman. Marline-Ibunya, keadaan wanita yang ia panggil dengan Mama itu menurun drastis entah kenapa.

Suhu tubuhnya menurun, dingin. Dan wajahnya pucat pasi. Dan detak jantungnya tak beraturan, semalam Aletta hanya bisa berdo'a dan menangis dalam dekapan Reza-kakak nya. Ia tak mengabari Raga karena takut mengganggu jam belajarnya. Meskipun ia yakin, jika Raga tau maka pria itu yang akan pertama kali mendekapnya erat dan membisikkan kalimat teduhnya.

"Aletta, lo sakit?." Angel, gadis berkacamata itu menyentuh dahi Aletta dengan wajah paniknya.

"Enggak!. Mana pernah jagoan kaya gue sakit, yang ada tuh penyakit takut liat gue..." Aletta terkekeh-meskipun dalam hati, tertawa saat ini tidak ada dalam kamus otaknya.

"Tapi muka lo pucet loh, Al. Gak mau ke uks aja?."

"Gilaa kali, gue juga pengen naik kelas gini-gini. Gak ah, ntaran aja kalo udah selesai tes nya. Gak perlu lo suruh juga biasanya gue udah bolos kesana.."

"Beneran gak apa?."

"Iyaaa!. Gue ke kantin bentar ya!."

"Eh?." Angel menerjap, memperhatikan punggung Aletta menjauh dipersimpangan. Angel tau, jika keadaan sahabatnya itu sedang tidak baik seperti apa yang Aletta katakan.

"Gue harap, lo gak akan nyimpen beban lo sendiri Al. Ada gue disini..." Gadis dengan rambut diurai itu menghela nafas dan masuk kedalam ruang ujian.

***

'Bruk'

"Arghhh!!. Kalo jalan liat-liat, sat!." Aletta menggeram sengit pada orang yang menabrak tubuh mungilnya hingga dahinya berdenyut dan mundur beberapa langkah.

Tak ada jawaban.

Gadis dengan rok abu diatas lutut itu mendongak, iris coklatnya berubah sendu. Memancarkan beban yang ia tanggung selama ini.

Pria dengan alis tebal itu menatap cemas pada gadis yang sebentar lagi akan menjatuhkan bulir air dari kelopak mata indahnya. Tangan lebarnya menangkup wajah bulat Aletta, menghantarkan hangat dalam tubuh gadis-nya.

"Kenapa?." Tanya Raga dengan suara beratnya.

Aletta tak bisa lagi menahan airmata nya. Ia akan menjadi lemah jika didepan Raga. Entah kenapa. Gadis itu terisak seraya menunduk dalam.

"M--m--mama... G-Ga-." Aletta menggigit bibir bawahnya, menahan isakan yang semakin tak terkendali.

Raga tak tau harus apa, ia sendiri merasa iba jika melihat perempuan menangis dihadapan nya. Apalagi ini gadis yang menjadi bagian dari hidupnya. Kemudian, entah dorongan dari mana. Pria dengan bomber silver itu membawa gadisnya kedalam dekapan hangatnya.

Beruntung hari ini masih pagi, pukul 06.15. Jadi, belum terlalu banyak manusia yang berkeliaran diarea sekolah. Dan bukan berarti masih pagi ia bebas melakukan apapun disini, ia hanya akan mendekap gadis nya hingga isakannya terhenti. Tidak lebih.

BAD STALKER [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang