19. Pembalasan

1.4K 103 1
                                    

Kau datang, membawa kisah kasih. Lalu esoknya pergi, tinggalkan kenangan pahit yang menelan tak tersisa rasa ini.

-Ayu Febri-

***

Aletta menguap, meraba ponsel diatas nakas. Hari ini hari minggu, jam sudah menunjuk kan pukul 10 pagi. Ia menguap lalu menarik kembali selimut hingga kepala, memejamkan mata dan tidur. Ia masih mengantuk karena tadi malam. Belum lagi mata sembab dan kantung mata itu, membuat nya semakin malas bangun.

Tok! Tok! Tok!

"Non, Aletta. Bangun, sudah siang." Suara Bi Inem menerobos pendengaran Aletta.

Ia menggeliat malas,"Hooamm, Nanti Bi. Masih ngantukk."

"Maaf, Non. Tapi itu dibawah ada temennya, lagi sama Den Reza."

Aletta membuka mata malas, "Hmm, siapa Bi?."

"Aduhh namanya siapa ya?, Bibi lupa Non. Tapi cowok, ganteng Non."

Aduhh si Bibi mah, kalo ada cogan aja semangat. Batinnya.

Eh, tapi tunggu. Cowok? Siapa? Jangan-jangan si...

BRAK!

"Bang Eza mana Bi??." Aletta membuka pintu kamar tergesa.

"Diruang tam-."

Aletta berlari bak dikejar hutang, masih dengan baju semalam. Rambut nya jangan ditanya kan. Jelas. Berantakan.

BRUK!

"Ssshhh, adohh! Dasar ubin sialan!!." Aletta terjatuh ditangga terakhir, ia duduk dengan mengelus lututnya yang berdenyut.

Melupakan kedua pria yang memandang nya heran disofa hitam itu. "Anjing! Sakittt banget!!."

"Ehmm!."

Aletta mendongak.

WHAT THE FUCK?! RAGA? NGAPAIN TUH ANAK KESINIII?? Mata Aletta melotot tak percaya.

"Heh, bocah. Busettt dah, buluk amat lu! Jangan malu-maluin gue njir." Ujar Reza menahan tawa.

"H-hah?."

"Mandi sana! Udah kayak gelandangan aja lo hahaaa."

"ABANG!! JAHAT AMAT SIH!."

Raga hanya diam menatap Aletta dengan wajah bantalnya. Jam berapa ini? Bisa-bisanya gadis bangun se siang ini.

"Udah diapelin juga, sana dandan yang cantik. Jangan buluk kaya gini."

"Abang sialan."

"Adek laknat."

"Setan lo."

"Berarti lo adek nya setan." Elak Reza.

"Lo raja iblis. "

BAD STALKER [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang