"Reihan! Reihan! Reihan!"
"Hm" ujar Reihan membalas seadanya
"Pulang sekolah temenin gue ke mall mau?"
"Gue udah ada janji"
"Sama There lagi?". Nada bicara Alsava menandakan ia kecewa
"Iya"
"Kapan lo ada waktu sama gue Rei? Lo selalu sama There"
"Lo sabar aja sampai gue campakin dia, gue selalu luangin waktu buat lo"
Mendengar perkataan Reihan membuat Alsava merasa sedikit tenang. Ia langsung memeluk Reihan.
Bukan Alsava namanya kalau dia tidak segan segan melabrak orang yang sudah merebut kebahagiaannya.
"THERE KELUAR LO DARI KELAS TEMUIN GUE" ujar Alsava yang sedang dicegat anak kelas untuk tidak membuat onar
"Siapa sih diluar teriakin nama gue?"
"Mana gue tau, mending lo cek deh takutnya penting" saran Kalya
"Penting banget emang sampe mangilnya harus teriak teriak?"
"Udah mendingan lo temuin dia sekarang"
Tanpa pikir panjang There menuju luar kelas untuk mengecek yang memanggil namanya. "Kak Alsava?"
There masih trauma dengan pembully an yang dilakukan Alsava padanya.
"Ikut gue lo"
"Kak sakit kak, lepasin"
"Nggak usah banyak omong"
Alsava membawa There ke ruang TIK yang sedang kosong. Tak segan segan ia membanting badan There hingga ia tersungkur jatuh ke lantai.
"APA MAKSUD LO DEKETIN REIHAN HAH?!"
"Kak deketin gimana maksudnya?"
"Lo bego?"
"Gue nggak deketin Reihan kak"
"OH MAKSUD LO REIHAN YANG DEKETIN LO GITU? PD BANGET LO"
"Semenjak Reihan deket sama lo, dia jadi nggak ada waktu buat gue. LO RAMPAS KEBAHAGIAN GUE TAU NGGAK?!"
"Kak gue nggak bermaksud kaya gitu"
"GUE TAU LO DEKETIN DIA KARNA REIHAN TAJIR KAN? DASAR MATRE, MISKIN LAGI"
There sudah muak dengan perkataan Alsava apalagi saat dia mengatakannya matre dan miskin. Harga dirinya sudah dijatuhkan.
"Kak lo boleh bilang gue bego segala macem tapi jangan bilang kalo gue itu matre". There akhirnya memberanikan diri melawan Alsava.
"Oh lo ngelawan sekarang. MAU GUE KASIH TAU ALASAN YANG SEBENARNYA REIHAN DEKETIN LO?"
There mengerutkan kening. Bingung dengan perkataan Alsava. "Alasan yang sebenarnya?"
"Iya alasannya karena Reihan..."
Untung saja bel masuk sudah berbunyi jadi There selamat sekarang. "Awas lo nanti, abis sama gue"
Dari balik jendela terlihat Reihan sedang mengintip. Yap ia melihat bagaimana perkataan Alsava tadi.
Tapi Reihan bersyukur bel masuk telah bunyi dan Alsava tidak sempat melanjutkan bicaranya yang akan membuat There marah dengannya.***
"There" panggil Reihan dari belakang
"Kenapa kak?"
"Gue nggak bisa antar lo pulang, gue masih ada urusan"
"Nggak papa kak, aku bisa naik angkot"
"Sekali lagi maaf"
There mengangguk ia berusaha memahami situasi Reihan, mungkin dia ada urusan
Urusan yang harus Reihan urus adalah tentang Alsava tadi kepada There.
"Alsava gue mau ngomong"
Alsava terlihat senang lalu langsung menemui Reihan.
"Kenapa? Lo mau jalan bareng gue?"
"Gue mau tanya apa yang lo lakuin sama There di ruang TIK?"
Deg! Mengapa Reihan bisa tau, apa There mengadu kepada Reihan?
"There pasti ngadu sama lo? Dasar cewek tukang ngadu"
"Sav, jawab pertanyaan gue"
"Gue nggak ngapa ngapain There"
"Kenapa lo mau ngasih tau tentang taruhan itu?"
Astaga Reihan pasti akan marah besar padanya.
"JAWAB SAVA". Bentak Reihan
"GUE CEMBURU, LO SAMA THERE TERUS"
"Gue tau lo cemburu karena gue selalu nggak ada waktu buat lo. Lo harus sabar Sav, lo kan temen gue"
Entah mengapa saat Reihan mengatakan kalimat terakhir dadanya sesak. "Gue nggak nganggep lo temen gue"
"Kok gitu? Masih marah?"
"Gue nganggep lebih dari itu Rei" ungkap Alsava jujur.
"Sahabat?" polos Reihan
"Gue suka sama lo Rei, dari awal lo nolongin gue"
"Sav, maksud lo apa? Jangan aneh aneh"
"Gue serius Rei. Tapi lo cuma nganggep gue temen lo. Sakit Rei cinta gue bertepuk sebelah tangan"
"Tapi gue anggep lo cuma sebatas teman Sav"
"Gue tau, dan gue sangat tau itu"
Mengapa Reihan bisa tidak peka kalau Alsava suka kepadanya. Tapi Reihan tidak bisa membalas rasa suka Alsava, karena ada There.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reihan✔
Teen FictionReihan Rasha, Bad boy SMA Diamond School yang ketampanannya diatas rata-rata ternyata memiliki satu rahasia.