Olahraga. Hal yang dibenci anak perempuan bernama There. Cewek itu tidak bisa olahraga cabang apapun. Ia hanya suka bermain alat musik.
"There tangkap bolanya! Jangan diam saja" ujar Pak Hamid guru olahraga.
There menghela napas, ia juga tidak bisa bermain volly. Setiap ada bola yang datang, ia akan berlari menjauh.
Akhirnya jam pelajaran olahraga selesai. Cewek itu langsung bergegas menuju kantin untuk membeli minum. Walaupun bukan jam istirahat, tapi setiap kelas yang selesai jam olahraga diberikan waktu istirahat untuk makan dan berganti pakaian seragam sekolah.
"Ya tuhan. Apa lagi ini?" batin There melihat Reihan dan Grace duduk berdua sambil berfoto bersama.
There memberanikan diri berjalan melewati dua orang itu dengan sopan sambil menundukan kepala dan tangannya menutupi mukanya. Tapi tangannya ditarik sehingga ia harus menatap Reihan.
"Lo nggak bisa nyembunyiin muka lo. Gue tau" ujar Reihan dingin
"M-maaf Kak. Gue mau beli minum"
Reihan enggan melepas genggamannya. Ia malah menyuruh cewek itu untuk duduk. "Nanti gue yang beliin. Lo duduk dulu"
There tertawa canggung. "Nggak usah Kak. Lagian udah ada Kak Grace yang nemenin Kakak"
"Kan gue bilang lo nggak usah ketawa. Ntar gue grogi deket lo!"
Grace semakin muak dengan There. Ia dibuat cemburu dengannya. "Han, lo nggak usah paksa dia dong. Kan dia udah bilang nggak mau duduk, maunya beli minum"
"Brisik lo". Setelah itu Reihan meninggalkan kantin bersama There yang digandengnya. Hal itu membuat Grace naik darah.
"Cewek kampung akan tetap selamanya kampungan!"
Reihan terus menggenggam tangan There agar cewek itu tidak terlepas.
"Duduk lo" suruh Reihan kepada There dengan nada ketus
Cewek itu hanya bisa menurut. "Mau ngapain?" tanya There kepada Reihan yang akan melangkahkan kakinya.
"Mau beli minum buat lo"
Reihan pun berlari menuju kantin. Disana masih ada Grace yang sedang makan batagor dengan lesu.
"Makan yang bener. Ntar lo sakit" ujar Reihan tanpa menatap Grace sedikitpun
"Han! Lo kok jahat banget sih ninggalin gue"
Reihan masih enggan menatap cewek itu.
"Gue tau lo ke sini mau minta maaf kan? Udah gue maafin kok"
"Nggak, gue cuma mau beli minum buat There"
Mendengar nama There disebut membuat Grace naik darah lagi. "Kenapa sih lo lebih milih dia daripada gue?!"
"Dia? Maksud lo There?"
Grace mendengkus kesal. "Iyaaa Han"
"Gue lebih milih dia karena dia lebih baik dari lo"
"Tau darimana, There lebih baik dari gue?"
"Dia nggak manja kaya lo, dia juga nggak suka maksa dan sombong kaya lo. Dan There nggak akan ninggalin gue"
Setelah mengucapkan kalimat itu, Reihan segera pergi dari hadapan Grace yang merasa tersindir.
Reihan memperlambat jalan menuju tempat There duduk. Ia melihat cewek itu sedang menatap kupu kupu yang singgah di tangannya.
"Kupu kupunya cantik" ujar Reihan tiba tiba yang membuat binatang itu terbang.
"Ih Kak. Kupu kupunya terbang"
"Kupu kupunya ninggalin lo ya?"
There mengangguk. "Iya"
"Yang terpenting buat gue lo nggak ninggalin gue"
There tertawa. "Gue mah dengan senang hati ninggalin lo Kak"
"Nih". Reihan menyerahkan botol minum yang ia beli tadi
"Makasih Kak"
"Kenapa kemarin lo nangis-nangis kaya orang gila di jalan?"
"Uhuk...uhuk. M-maksudnya?"
"Ketahuan deh lo sama gue. Pasti lo nangis-nangis karena gue nganterin pulang Grace? Artinya lo cemburu, dan cemburu tanda sayang"
"Nggak usah terlalu percaya diri lo. G-gue nangis kerena duit gue habis, nggak bisa naik angkot"
"Kayaknya lo lebay banget deh. Uang habis aja nangis di jalanan gitu"
There sudah kehabisan kata kata. Ia memang tidak pandai berbohong. "Kok lo bisa tau?"
"Gue nggak nganter Grace kemarin. Abis lo pergi, gue ngikutin lo dari belakang karena gue khawatir cuacanya mendung"
"Kok lo nggak nyamperin gue trus nawarin tumpangan? Kan gue jadi hujan hujanan"
"Sengaja"
"Ngeselin banget sih"
"Pacaran lagi kuy" ujar Reihan spontan
"Males. Ntar gue sakit hati lagi kaya dulu"
"Nggak bakal Re"
"Nggak bisa dipercaya omongan lo Kak"
"Ok, gue bakal pergi, dengan hitungan kelima kalau lo ngejar gue artinya lo terima gue. Tapi kalau lo nggak ngejar gue artinya gue ditolak lagi. Inget penyesalan selalu berada di akhir"
Setelah itu Reihan pergi dan mulai menghitung. "Satu...dua...tiga...empat"
Sudah hitungan keempat tapi tidak ada tanda tanda cewek itu mengejarnya. "Lim... "
Tangan Reihan ditarik. Dan There jatuh ke pelukannya.
"Gue diterima lagi?" tanya Reihan dengan nada semangat
"Iyaaa!" jawab There tidak kalah semangat
"Makasih Re. Gue janji nggak bakal ngulang kesalahan yang dulu. Dan selalu ada buat lo"
KAMU SEDANG MEMBACA
Reihan✔
Teen FictionReihan Rasha, Bad boy SMA Diamond School yang ketampanannya diatas rata-rata ternyata memiliki satu rahasia.