30. Theresia Erinska [SELESAI]

2.1K 78 7
                                    

There menatap dengan pandangan kosong ke arah depan. Pikirannya sudah sangat kacau sekarang. Siregar, Zea, dan Grace hanya bisa berdoa bagaimana nanti pilihan tuhan untuk hidup Reihan.

Dua puluh menit kemudia pintu terbuka dan terdengar suara dari dokter yang menangani Reihan.

"Maaf, kami sudah berusaha. Ini memang sudah jalannya dan Reihan sudah tenang disana"

"Nggak! Ini mimpi, ini pasti mimpi" There kembali menangis dan langsung masuk dan memeluk Reihan. "Kak bangun, nggak usah ngehukum aku kayak gini Kak". Cewek itu berusaha mengguncangkan badan Reihan agar cowok itu terbangun.

"Mana janji Kakak? Yang nggak akan ninggalin aku duluan. Jangan ingkarin janji itu". Lalu Zea menghampiri There dan menenangkannya. "Kak There harus ikhlasin Kak Rei, dia udah nggak ngerasain sakit lagi dan dia udah bahagia di surga"

There menggeleng. "Kak Rei nggak boleh pergi. Disini aja sama aku"

Tidak ada yang bisa menghentikan perbuatan There. Siregar, dan Grace hanya bisa melihat tangisan There yang sangat histeris

Karena merasa sia sia dan lelah, There akhirnya meletakkan kepalaya di ranjang. "Maaf Kak kalau aku banyak salah"
Tapi ada yang aneh, There merasa ada tangan yang menyentuh rambutnya. "Gue nggak mau keluar!" bantah There lalu melihat ke belakang dan tidak ada siapa-siapa. Matanya langsung menuju ke Reihan yang mulai membuka matanya. "Dokter! Dokter!" teriak There.

Akhirnya para dokter datang dan mengecek keadaan Reihan. "Ini mukzizat. Reihan kembali ke dunia" ujar dokter itu sambil tersenyum.

There kini menangis, namun tangisan bahagia terukir di wajahnya. Lalu cewek itu mendengar Reihan berbicara. "Iya lo banyak salahnya". Bukannya kesal cewek itu langsung memeluk Reihan. Pelukan yang sangat ia rindukan.

***

"Kenapa lo diam aja?" tanya Reihan karena There tak kunjung berbicara.

"Gimana gue mau ngomong. Gue masih syok tau!" ujar There ketus.

"Lo masih aja jutek. Kalo gitu mending gue tadi nggak usah sadar aja". Perkataan Reihan membuat There mendelik.

"Segitu paniknya lo sampe nangis-nangis kaya orang gila". There gelagapan yang membuat pipinya merah. "Nggak usah geer deh. Gue nangis karena-"

"Karena lo masih sayang gue". Detik berikutnya Reihan mengeluarkan benda yang tak lain bandana berwarna tosca. "Terima bandana ini jangan sok nolak barang dari gue"

"Loh mana bisa gitu Kak"

"Bisa" ujar Reihan santai yang membuat There memandang ke arah lain. Tanpa basa basi cowok itu langsung mengacak rambut lurus There.

***
Cewek berambut lurus panjang yang tak lain ada There itu sedang menunggu angkutan umum untuk membawanya ke rumah sakit tempat Reihan dirawat. Suara derum motor dari arah belakang membuat cewek itu tersentak kaget. "Re ikut gue!"

"Beni lepasin! Gue lagi buru-buru"

"Re gue sayang sama lo, kenapa sih lo lebih pilih anak sok jago itu daripada gue? Apa bedanya gue sama Reihan?"

There masih diam menahan sakit akibat genggaman keras dari Beni. "Lo tau kan Reihan itu pergaulannya bebas? Gue cuma nggak mau lo ikut-ikutan masuk pergaulan bebas mereka"

Kini There mulai angkat bicara. "Tau apa lo tentang Kak Rei? Dia nggak pernah ya ngajakin gue buat masuk pergaulan bebas mereka. Dia malah yang ngejagain gue". Lalu There berhasil melepas genggaman Beni. "Lo nggak berhak ngatur gue kalau lo nggak tau apa-apa!"

Cewek itu buru buru pergi dari sana meninggalkan Beni yang kini terlihat putus asa di tempatnya.

***

There sudah sampai di rumah sakit dan langsung menuju ruang inap Reihan. Saat membuka pintu, cewek itu kaget karena Reihan tidak ada disana. Ia mulai panik menanyakan satu per satu suster di sana. Tapi hasilnya nihil, tidak ada yang melihat dimana cowok itu berada.

"Kemana sih tuh cowok? Awas ya kalau ketemu gue omelin!" ujar There emosi

"Omelin aja. Gue suka itu" suara khasnya membuat There terkejut, ia melihat Reihan sedang duduk di kursi taman sambil kakinya dinaikan ke atas.

"Kak Rei!". Cewek itu langsung menuju ke arahnya dan duduk disampingnya. "Ngapain keluar sih?"

Reihan menurunkan kakinya. "Di dalem bosen mending di sini sama lo"

"Bodo". There memalingkan wajahnya tapi dengan cepat Reihan mencegah itu yang membuat mereka bertatapan. Reihan tersenyum bahagia.

Yang membuat Reihan bahagia adalah bandana yang ia kasih telah terpasang manis di atas kepala There. "Makasih"

"Buat apa?" tanya There bingung.

Reihan mendekatkan wajahnya ke telinga There lalu berbisik lembut. "Udah ngizinin gue buat kenal sama lo. Theresia"

***

Ehehe tamat gais:3

Reihan✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang