7. Sifat Asli

1.7K 70 2
                                    

Motor Reihan sudah sampai di suatu tempat yang terdapat banyak orang disana.

"Kita dimana kak?"

"Ntar juga tau"

"Kakak sering kesini?"

"Iya". Lalu Reihan mengingat saat bersama Grace orang yang ia sukai.

"Gue kira orang tajir kaya kakak nggak pernah kesini"

"Emang orang tajir kaya gue nggak boleh kesini?"

"B...bukan gitu maksudnya"

"Udah ayo kesana" ujar Reihan sambil menggandeng tangan There

"Kak gue mau main itu" tunjuk There ke permainan lempar karet

"Bisa emang?" ujar Reihan dengan tatapan meremehkan

"Dih jangan ngremehin gue dulu, liat nih"

There sudah melemparkan karet terakhirnya tapi masih saja gagal. "Hehehe susah kak"

"Sini gue yang main"

Reihan melemparkan karetnya dengan santai sampai habis dan tepat sasaran semua. "Mau boneka yang mana?"

"Yang itu" tunjuk There kepada boneka dengan bentuk gajah

"Pak saya udah masukin semua, saya mau boneka gajah itu"

"Jago banget mainnya sampe pacarnya bengong tuh" ujar penjaga mainan sambil memberikan boneka gajah.

Reihan hanya tersenyum mendengar pernyataan penjaga mainan itu.
"Bukan pacar pak tapi doain aja dia sebentar lagi jadi pacar saya" ujar Reihan spontan membuat There bingung

"Nih bonekanya"

"Tadi pagi pas jemput aku, kakak kayanya lagi badmood ya?"

Reihan teringat tadi pagi, ia sudah menghina There bego dan lelet seperti siput. Itu karena ayahnya telah membuang barang barang almarhum ibunya.
Reihan langsung naik motornya dan sudah berniat pergi ke sekolah, tapi entah mengapa ia malah berhenti di depan rumah There.

"Kak?" ujar There membuyarkan lamunan There

"Kalo nggak dijwab juga nggak papa kak, gue nggak maksa"-There

"Maaf". Hanya kata kata itu yang bisa Reihan ucapkan

"Ngapain minta maaf kak? Gue juga nggak papa"

Tiba tiba ada yang mengambil paksa tas There. Dan langsung diteriaki oleh There. "EH COPET" ujarnya

Reihan kaget karena teriakan cewek disampingnya. Tanpa basa basi ia mengejar copetnya dan tertangkap. Reihan langsung menghabisi abis abisan copet itu.

BUG.

Hantaman tangan Reihan yang kelima.

"BANGUN LO! JANGAN PENGECUT APA MAKSUD LO NGAMBIL TAS ITU"

Saat pencopetnya bangun pukulan Reihan langsung membuat hidungnya berdarah.

"SEGITU DOANG KEMAMPUAN LO? BANCI DASAR!"

"Kak udah kak, liat dia udah berdarah"

"BRISIK LO" ujar Reihan mendorong There yang memegangi tangannya.

"NGGAK USAH IKUT CAMPUR" sambungnya

"KAK, APAAN SIH, UDAH!" ujar There yang ikut ngegas

Karena Reihan tidak menghiraukan There. Apa boleh buat, ia segera masuk dia antara perkelahian sengit mereka.

BUG.

Pukulan Reihan yang keras mengenai lengan There. Reihan kaget mengapa ia ikut campur? batinnya

"UDAH KAK STOP". Melihat There meringis kesakitan sambil memegangi lengannya yang mungkin sudah biru.

"There, s...sorry"

There mengambil tasnya dan langsung menyeret Reihan untuk menjauh.

Reihan mengajak There duduk di bangku dekat pasar malam itu. Hanya suara ringisan There yang sedang kesakitan.

"Sakit nggak?" tanya Reihan dengan suara yang sudah lembut dibandingkan tadi.

"Nggak usah ditanya bisa nggak?"

"Lagian lo sih pake ikut campur segala, ini masalah cowok"

"Kak, kalo tadi gue nggak cegat lo tadi, mungkin copet itu udah mati"

"Peduli amat sama copetnya, bapak lo?"

"Bukan waktunya bercanda" ujar There ketus

There melihat lengannya sudah memar dengan warna biru.

"Ayo ke rumah sakit". Ajak Reihan menarik tangan There.

*****

"Mba perbanin cewek gue yang rapi ya" ujar Reihan kepada dokter

There langsung melirik tajam ke Reihan.

"Cewek gue?" batin There

"Nah udah selesai, baik baik ya" ujar dokter itu

"Makasih dok"

"Udah nggak sakit kan?" tanya Reihan dengan tatapan tak bersalahnya

"Masih pegel" jawab There jutek

"Ngambek ya? Sorry"

"Nggak"

"Yailah ngambek" ujar Reihan sambil mencubit pipi There.

"Mau pulang?"-There

"Makan dulu gimana, gue masih mau ketawa bareng lo" ujar Reihan

There hanya tersenyum tanda ia setuju. Tapi kata kata Reihan masih hinggap dalam pikirannya.

Reihan✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang