18. Larangan Merokok

1.5K 74 3
                                    

There berjalan dengan malas hari ini. Beberapa menit lagi upacara bendera akan dimulai. "There ayo, jangan males dong" ujar Kalya

"Gue males Kal, nggak usah ikut upacara ya?"

"Mau mati lo. Ayo cepetan ntar Pak Rudi sempritin pake sempritan legend nya"

Akhirnya There mau beranjak dari kursinya itu dan segera ke lapangan. Matanya tertuju pada salah satu anak laki laki. Tidak memakai dasi, topi, dan memakai sepatu yang berwarna mencolok. Reihan.

Satu jam setelah upacara berlangsung Reihan segera menuju ruang kepala sekolah. Tanpa perintah duduk dari kepala sekolah Reihan langsung duduk di kursi.

"Suruh siapa kamu duduk?"

"Loh bapak juga, suruh siapa bapak duduk?" Reihan malah balik bertanya

"Kamu! Selalu saja seenaknya"

"Bapak juga seenaknya manggil saya ke sini"

Pak Adi selaku kepala sekolah hanya bisa memijat kepalanya yang terasa pening akibat Reihan. "Kenapa melanggar peraturan lagi? Sudah nggak betah kamu sekolah disini?"

"Hobi saya emang ngelanggar peraturan. Hobi nggak bisa dilarang"

"Reihan! Sudah bayak hal yang kamu perbuat disini. Dan itu sangat mengganggu kegiatan belajar mengajar di sekolah ini. Jangan mentang mentang kamu anak yang punya sekolah ya!"

"Lah emang kenyataannya saya anak yang punya sekolah. Trus mau gimana lagi?"

"REIHAN! Kamu mau terus bersikap kaya gini atau keluar dari sekolah"

"Sebelum bapak mengeluarkan saya. Saya jamin Bapak yang akan keluar dulu dari sekolah ini" ujar Reihan lalu langsung pergi dari ruangan itu tanpa pamit.

******

Rooftop tempat yang dipilih Reihan sebagai penghilang penatnya. Reihan tidak sendiri ia ditemani rokok yang sudah siap ia hisap.

"Oh jadi Kakak ngerokok?"

Suara itu Reihan sangat kenal. Ia langsung menoleh kesumber suara.  Sudah ada There dengan tangan yang dilipat didepan dada.

"I... Ini rokok temen gue"

"Rokok temen Kakak? Perasaan nggak ada orang selain Kak Reihan"

"D...dia lagi ke t...toilet" ujar Reihan dengan susah payah

"Ngomongnya kaya ngga meyakinkan banget. Sini rokoknya"

There langsung merebut rokok Reihan dan segera membuangnya. "Merokok itu nggak baik. Nanti paru parunya rusak"

"Lo perhatian banget sama gue?"

"Cuma ngingetin. Bukan berarti perhatian"

"Iya deh serah. Kok lo tau gue disini, lo ngikutin gue ya?"

"Dih. Tadi kebetulan aku mau ketoilet trus pintu rooftop nya kebuka. Jadi aku masuk aja eh ternyata Kak Reihan. Lagi ngerokok pula" ada penekanan di kata 'ngerokok'

"Nggak suka kalo gue ngerokok?"

"Kok tanya ke gue? Mau Kak Reihan ngerokok atau nggak terserah lah"

"Gue bakal berhenti ngerokok kalo lo ngelarang"

"Tinggal berhenti ngerokok atas kemauan sendiri dong. Jangan atas kemauan orang lain"

"Gue maunya lo ngelarang gue merokok"

"Trus kalo gue nggak mau ngelarang, Kak Reihan tetep ngerokok"

"Bisa dibilang sih gitu. Makannya lo mau liat gue mati karena ngerokok atau lo liat gue sehat karena lo ngelarang gue buat merokok"

"Yaudah iya gue ngelarang Kak reihan ngerokok"

"Bilang yang bener dong"

"Kak Reihan jangan ngerokok ntar sakit. Berhenti ngerokok ya?"

Reihan tertawa bahagia walaupun There seperti itu karena dipaksa oleh dirinya. "Iya There sayang" ujar Reihan sambil mencubit pipi There.

"KAK SAKIT"

"Siapa itu di rooftop?" suara horor itu membuat There takut. Sedangkan Reihan malah santai santai saja

"Reihan kamu lagi!" ujar Bu Ruri guru BK.

There berusaha menyembunyikan wajahnya dengan tangan. Tapi mata Bu Ruri setajam elang. "Theresia?"

Deg! Tamatlah riwayatya kali ini. "Hehe, Bu Ruri"

"Kalian berdua ikut keruangan saya"

"Lo si Kak"

"Tenang aja ada gue" bisik Reihan pelan


"Kalian berdua pacaran?" tanya Bu Ruri setelah sampai di ruangannya

"Enggak bu" ujar There cepat

"Pacaran dong bu" ucap Reihan santai dan dibalas pendelikan oleh There

"Mana yang bener?"

"Saya lah bu" ujar Reihan cepat sebelum didahului There.

"There kamu masih kecil masa pacaran sama kakak kelas kamu"

"Ibu gimana sih. There udah kelas X masa nggak boleh pacaran"

"Diam kamu Reihan. Ibu sedang bicara sama There"

"Kamu tuh ya masih anak kelas X sudah berani ke rooftop.  Kamu nggak tau kalo salah satu peraturan sekolah itu tidak boleh ke rooftop sebelum dapat ijin?"

"Maaf bu"

"Kamu mau There sama Reihan?"

There diam.

"Ibu menghina saya? Saya juga laku bu"

"Sudah! Kita lanjutkan nanti saja. Sekarang kalian ke kelas masing masing dulu"

Reihan dan There bangkit dari duduknya. There segera menyalimi tangan Bu Ruri. Tapi Reihan tidak.

"Reihan. Salim dengan ibu"

"Bukan mukhrim bu. Saya kan laki laki ibu perempuan"

Bu Ruri hanya geleng geleng kepala. Saat mereka hendak keluar papasan dengan Pak Rudi. There hendak salim namun ditahan oleh Reihan. "There bukan mukhrim tau"

"Reihan lo apa apaan sih. Gue mau salim"

"Tapi bukan mukhrim Re. Tadi aja gue nggak salaman sama Bu Ruri"

Melihat mereka Pak Rudi hanya bisa mengelus dada.

Reihan✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang