22. Tikungan Tajam (2)

1.3K 64 1
                                    

Reihan. Cowok itu masih tetap bersikeras meyakinkan kepada There bahwa cewek itu cemburu kepadanya.

"Lo cemburu. Gue yakin" ujar Reihan tidak ada berhentinya meledek There

"Brisik Kak. Ngomong terus!"

Saat There hendak pergi lagi lagi Reihan menahan tangannya. "Jangan pergi dulu. Disini bareng gue"

There berpikir sejenak. Pada akhirnya ia sama saja ingin pergi dari hadapan Reihan. "Gue mau ke kelas. Bentar lagi masuk"

"Bel masuk masih lima menit lagi" jawab Reihan santai.

"Tapi gue mau kekelas Kak"

Reihan menarik tangan There untuk menempel ke pipi kanannya. "Bekas bibir Grace. Tolong dilapin dong"

There malah menampar pipi Reihan. "Sok sokan minta dilapin padahal seneng kan dicium Kak Grace"

"Lo tuh ya ngeselin parah jadi cewek"

"Yaudah gue kekelas"

"Eh, ntar dulu. Lo belum ngelap pipi gue"

"Lap sendiri!"

Cewek itu berdiri hendak melangkah namun dengan cepat Reihan menghadang jalan sehingga There tidak bisa lewat.

"Minggir!" tegas There

"Nggak!" ujar Reihan tidak kalah tegas

"KAK!"

Tak berselang lama ada suara berat laki laki dari belakang Reihan. "Woy bro, main paksa cewek aja lo"

"Nggak usah ikut campur, ngapain lo disini? Mau bawa There ke gudang lagi?"

Beni tertawa. "Nggak usah bahas yang dulu lagi"

"Re, lo mau kekelas kan? Bareng gue ya?" tanya Beni

"Eh emang lo bapaknya? Main nganterin kekelas lagi"

"Lah lo juga kan pengin nganterin"

"Nih asal lo tau gue lebih selamat buat anterin dia kekelas. Kalau lo pernah ngajak There ke gudang"

There pusing dengan semua ini. Ia terjebak diantara dua cowok itu. Untung saja sahabatnya lewat.

"KALYA!"

Teriakan There membuat kedua cowok itu tersentak kaget.

"G...gue bareng Kalya"

There segera lari secepat kilat pergi dari hadapan dua cowok itu.

****

"Rei ada surat buat lo" ujar salah satu teman kelasnya

Reihan menatap kebingungan suratnya. Selama ini tidak ada yang berani mengiriminya surat.

Han, pokoknya ntar lo harus nganter gue pulang. Nggak mau tau! Kalo nggak gue bakal ngelakuin hal yang lebih parah lagi, dibandingin sama yang tadi! -Grace

"Monyet!" umpat Reihan

Jam pelajaran telah selesai. Semua murid sudah berhamburan keluar kelas. Reihan pun lari dengan cepat sebelum ia bisa ditemukan oleh Grace.
Reihan melihat There hendak pulang. Cowok itu segera berlari ke arah cewek itu. "Re, lo pulang sama gue ya?"

There kaget dengan kehadiran Reihan yang tiba tiba. Cewek itu akhirnya mengangguk. Setuju untuk diantar pulang, karena uang sakunya sudah habis.

"Nah sip" ujar Reihan sambil tersenyum

"HAN LO KATANYA MAU NGANTER GUE BALIK!". Teriakan melengking dari arah belakang membuat semua siswa menatap kearahnya.

Grace segera berlari ke arah dua manusia itu. "Lo kan udah janji Han, nganter gue balik"

Satu alis Reihan naik. "Gue nggak janji sama lo"

"Ih nggak bisa gitu dong". Grace dengan manja mengatakan seperti itu

"Gue mau nganter There balik. Lo kan biasanya dijemput sopir"

"Hari ini sopir gue nggak berangkat, Han"

"Ya lo pesen taksi kek"

"Han, anter gue balik dong. Kalau nggak gue bakal cium lo lagi!"

There hanya bisa diam. Menatap keduanya beradu mulut. Lalu Grace menatap kearahnya. "Re, boleh kan kalau Reihan anterin gue balik?"

Rasanya There ingin melempar Grace ke Benua Antartika. Bisa bisanya ia berkata dengan santai seperti itu. There tidak enak kalau harus melarang, toh pacar juga bukan. Hanya mantan.

Lalu There tersenyum. "Boleh Kak". Cewek itu langsung menatap Reihan yang geleng geleng tak percaya. "Anterin Kak Grace aja, gue bisa naik angkot"

There melangkah meninggalkan mereka berdua. "RE!". Cowok itu hendak mengejar There tapi dicegat oleh Grace. "Han udah lah, dia aja nggak ngelarang. Ayo kita balik"

There akhirnya pulang jalan kaki kerumahnya. Hatinya hancur. Ingin rasanya menangis, berteriak dengan kencang. Ada rasa menyesal karena dulu ia memutuskan hubungannya dengan Reihan.

Setetes air tiba tiba turun dengan deras membasahi jalan dan baju There. Cewek itu tidak menepi. Ia menangis. Suara tangisnya dan kencangnya hujan saling melengkapi. Untung saja tidak ada yang melihat.

Seolah olah bumi dan dunia tahu, bagaimana bersedihnya There

Reihan✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang