Sudah tiga hari ini Reihan tidak berangkat sekolah. Diamond school serasa sepi tanpa kehadiran cowok itu, tidak ada yang berbuat onar dan brisik.
"Re lo nggak tau Kak Reihan dimana?" tanya Kalya yang sudah duduk disamping cewek itu.
"Nggak tau. Lagian gue bukan siapa siapa dia juga"
Kalya pun berusaha memahami situasi ini. Ia tahu bahwa mereka berdua sedang berantem yang berimbas pada hubungan keduanya.
There pun merasa aneh dengan dirinya. Biasanya ada Reihan yang selalu datang ke kelasnya untuk menjelaskan tentang taruhan itu. Tapi sejak tiga hari ini cowok itu tidak berangkat ke sekolah.
Bel pulang akhirnya berbunyi. There cepat cepat membereskan bukunya dan langsung keluar kelas.
"Re lo mau langsung pulang kerumah?" tanya Kalya
"Iya. Gue mau langsung istirahat"
Sesampainya di gerbang sekolah, terlihat ada anak SMP sedang menatap ke arahnya sambil tersenyum. There terlihat asing dengan anak itu. Siapa dia? Batinnya. Anak itu melangkah maju menuju ke tempat There berdiri.
"Kak There ya?" tanya anak itu
"Iya. Kamu siapa ya?"
"Kita bicaranya di mobil aja ya. Jangan disini" Anak SMP itu menarik tangan There untuk masuk ke mobil mewahnya.
Di dalam mobil itu ada satu sopir. Sepertinya sopir pribadi anak itu. There pun tersenyum kepada sopir yang sedang menatapnya.
"Duduk disini ya kak"
"Eh, iya. Kalo boleh nama kamu siapa?"
Anak itu kemudian menjulurkan tangannya kepada There. "Aku Zea Kak, adiknya Kak Reihan"
Mendengar nama Reihan disebut There kembali mengingat wajah tampan cowok itu. "Aku mau tanya sama kamu. Kak Reihan kenapa nggak berangkat ke sekolah?"
"Dia lagi dirumah sakit Kak"
"R...rumah sakit? Kak Reihan sakit? Sakit apa?"
"Kak Reihan sakit. Sakitnya cukup parah, menyerang hati dia"
"Hepatitis?" tanya There tak percaya
Zea mengangguk. "Udah tiga hari ini Kak Reihan drop. Kata dokter dia banyak pikiran, dan juga Kak Rei terlalu sering minum alkohol akhirnya dia harus jalanin perawatan lagi"
"Tapi, kenapa nggak terlihat kalau Kak Reihan itu sakit?"
Zea tersenyum. "Kak Rei nggak mau kalau orang yang dia kenal itu sedih. Makanya dia berusaha nutupin penyakitnya itu. Dengan cara terus ceria dan bikin onar disekolah"
There terus diam membiarkan Zea bercerita tentang Reihan.
"Dia juga pernah cerita ke aku kalau ada cewek yang bikin dia bahagia, tenang, dan lupa sama penyakitnya. Tapi akhir-akhir ini cewek itu lagi marah sama dia. Itu Kakak kan?"
There mengangguk. Air mata cewek itu tidak bisa tertahan lagi. Ia menangis.
"Padahal Kak Rei udah berusaha buat jelasin yang sebenarnya tentang taruhan itu. Tapi Kak There selalu menghindar. Kakak satu satunya perempuan yang bikin Kak Rei bahagia. Tapi Kakak malah menjauh, itu bikin Kak Rei drop"
"Kakak mau ikut kerumah sakit nggak?"
There mengangguk mantap. "Mau"
Zea pun menyuruh sopir itu untuk melajukan mobilnya. Dua puluh menit perjalanan menuju rumah sakit tempat Reihan berada.
"Ke sana Kak" ujar Zea memberi petunjuk jalan.
Ruang VIP.
Saat There hendak masuk. Tapi ada suster yang baru keluar dari ruang inap Reihan. "Maaf jam besuknya sudah habis"
"Tolong suster, saya mau ketemu sama pasien"
"Maaf tapi jam besuk sudah habis. Itu sudah peraturan rumah sakit yang harus dipatuhi"
"Tapi suster, saya belum jenguk"
"Pasien harus istirahat. Mba boleh jenguk besok saja"
Suster itu kembali masuk ke ruang inap Reihan, untuk memberikan obat obatan.
"There...there..."
Suster itu melihat ke arah Reihan. Dia sedang memanggil nama There. Suster itu pun kembali kedepan.
"Ada yang bernama There?"
There yang merasa namanya dipanggil pun segera berdiri. "Saya suster, saya There"
"Pasien memanggil nama anda"
"Berarti saya boleh masuk sus?"
"Boleh, tapi sepuluh menit ya mba" There segera masuk kedalam ruangan itu dan melihat Reihan sedang terbaring lemah disana. Air matanya kembali jatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reihan✔
Teen FictionReihan Rasha, Bad boy SMA Diamond School yang ketampanannya diatas rata-rata ternyata memiliki satu rahasia.