15. Khawatir

1.6K 67 2
                                    

Karena Reihan geram dengan Beni akhirnya ia mencari identitasnya dibantu oleh Andreas. "Nih yang lo cari, buat apa sih?"

"Thanks, dia yang lagi deket sama There"

Andreas hanya mengangguk kemudian kembali meminum coffe late di depannya.

Reihan membaca dengan teliti semua identitas Beni. Yang menjanggal adalah dia pernah dikeluarkan dari sekolahnya karena melecehkan perempuan. Beni memang bukan asli Jakarta namun asli Bandung. Lalu dia masuk ke Diamond School.
"Kambink! There dalam bahaya" ucap Reihan dengan berteriak

"Woy! Apaan sih lo kaget gue"

"Dia ada catatan kriminal ternyata. Melecehkan perempuan"

"Lah There gimana? Dia lagi sama Beni kan"

Reihan langsung menepuk jidatnya. "Iya, gue cabut dulu bro. Tolong minuman gue dibayarin"

"WOY REIHAN LO MINUM MINUMAN MAHAL!"

Reihan sudah sampai dirumah There tapi kata ibunya dia sedang pergi. Ia mencoba menelfonnya tapi tidak diangkat sama sekali. Reihan semakin cemas. Kalau sampai There kenapa napa bisa dipastikan nyawa Beni tidak selamat.

*****

"Beni, kita dimana. Suara lagunya kenceng banget"

"Kamu nggak pernah kesini Re?". Beni mengajak There ke club malam

There menggeleng. Tangannya ditarik untuk masuk kedalam. Suara kencang musik membuat dadanya sesak.

"Beni, kita pulang aja ya, aku pusing"

Beni yang masih asik menari terganggu dengan There. "Ntar aja Re, mending lo ikut nari biar nggak pusing"

Beni menarik lengan There menyuruh cewek itu menari.

"Dadaku sakit Ben, pengin pulang"

Beni tidak menghiraukan There lagi. Kuping There semakin berdengung. Semuanya bergerak. Kakinya kemudian melemah hingga ia terjatuh.

"There lo nggak papa?" ujar Reihan yang sudah menopang tubuh cewek itu agar tidak jatuh.

"Kak Reihan, m...mau pulang" ucap There lemas.

Reihan lalu membawa There menuju mobilnya. Ia segera masuk ke club lagi dan mencari Beni.

Reihan tiba tiba menarik baju Beni dan langsung menghajar habis habisan. "APA MAKSUD LO BAWA THERE KESINI?!"

Beni yang melihat Reihan datang langsung kaget. "Lo nggak perlu tahu"

"BANGUN LO!". Reihan menarik baju Beni dengan paksa.

"JAWAB GUE! BISU LO?!"

Pukulan Reihan mengenai hidung Beni hingga membuat darah segarnya keluar.

"Gue bawa dia kesini buat bikin There seneng aja"

"JAWABAN LO NGGAK MASUK AKAL COY! THERE CEWEK BAIK BAIK NGGAK COCOK BUAT DIBAWA KESINI"

"Kenapa waktu dia minta pulang lo nggak dengerin?". Suara Reihan masih dengan nada tingginya.

"Gue nggak denger soalnya musiknya kenceng banget" ujar Beni dengan suara santainya.

"BANYAK OMONG LO".

Bugh! Pukulan yang membuat bibir Beni berdarah.

"Jauhin There, atau lo keluar dari sekolahan" ucap Reihan seraya melenggang pergi menuju mobilnya.

Di dalam mobil, wajah There sudah pucat. Keringat dingin membasahi seluruh badan cewek itu. Reihan merasa tidak tega. Ia bersumpah akan mengubur hidup hidup Beni jika There kenapa napa.

Mobil Reihan sudah terparkir di depan ruman There. Ia melihat jam sudah pukul dua belas malam. "There, bangun udah sampe" ujar Reihan dengan nada lembut supaya cewek itu tidak kaget.

There perlahan membuka matanya. Dan melihat rumahnya sudah ada didepan mata. "Makasih Kak"

"Mau gue anter ke dalem?"

"Nggak usah kak"

Reihan melihat cewek itu sudah masuk ke dalam rumah, sekarang ia bisa pergi.

*****

"There, please dengerin dulu gue mau ngomong" ujar Beni yang sudah menggenggam lengannya.

"Lepas! Apa yang mau lo omongin? Tentang semalem lo ngajak gue ke hiburan malam?"

"Gue bisa jelasin tentang semalem, sekarang ikut gue dulu Re"

"Maksa banget sih lepas nggak!"

"Woy bro! Cowok kok maksa ke cewek jangan gitu dong" ujar Reihan sambil melepaskan tangan Beni dari There.

"Lo lagi, ikut campur terus masalah gue sama There"

"Karena There mantan gue jadi gue masih berhak atas hidupnya"

There bingung dengan jalan pikir cowok itu. Bukannya mantan sudah tidak ada hubungan apa apa lagi. Tapi kenapa Reihan masih terus menjaga dirinya?

Saat Reihan hendak membawa There, Beni juga ikut menahan tangan cewek itu.

"Lepasin dia" ujar Reihan dingin

"Lo yang harusnya lepasin dia. Gue ada perlu sama There"

"Ada perlu? Setelah apa yang lo lakuin semalem sama There?"

"Eh nggak usah bahas tentang semalem ya"

"Masih mending gue bahas tentang semalem belum gue bahas tentang catatan kriminal lo"

Beni bungkam mulutnya serasa terkunci. Jangan sampai catatan kriminalnya tersebar sampai ke seluruh siswa. Penyamarannya akan terbongkar.

Reihan✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang