14. Cemburu

1.6K 71 1
                                    

There kini mulai menjalankan misinya untuk membuat Reihan cemburu. Berangkat sekolah pun kini There bersama Beni.

"Ayo Beni!" ujar There sambil melingkarkan tangannya di lengan cowok itu

"I...iya"

Mobil Reihan kini sudah terparkir di belakang sekolah. Ia berjalan bersama Alsava disampingnya.
"Cih, dia berangkat sama Beni?" batin Reihan.

There sebenarnya melihat bagaimana Reihan memandangnya. Ia akan terus membuat Reihan cemburu.

Berangkat sekolah bareng Beni, ke kantin bareng Beni, bercanda bareng Beni, pulang sekolah bareng Beni. Kini posisi Reihan benar benar sudah digantikan oleh cowok bernama Beni.

Saat There berjalan bersama Beni. Reihan langsung menarik paksa lengan There. "Ikut gue" ujar Reihan dengan suara berat.

Reihan mendorong There hingga punggung cewek itu membentur tembok dan meringis kesakitan. Tangan Reihan masih mencengkram tangan There.

"Kak lepasin dulu tanganku, s...sakit". Medengar itu Reihan langsung melepas cengkraman tangannya.

"Ganjen banget sih jadi cewek, baru kemarin putus sama gue sekarang udah deket sama cowok lain"

"Ganjen? Makaudnya apa?"

"Lo mesra mesraan di depan gue, padahal lo baru putus kemarin"

"Emangnya kenapa? Kita udah nggak ada hubungan apa apa lagi. Lo lebih pilih Kak Alsava daripada gue"

"Jauhin Beni"

"Kakak nggak ada hak untuk hidup gue. Mau gue deket sama siapa, udah bukan urusan kakak lagi"

"GUE BILANG JAUHIN BENI!". There sontak kaget mendengar bentakan Reihan secara tiba tiba.

There tertawa. "Kakak cemburu?"

"Nggak lah, gue bilang itu cuma buat kebahagiaan lo doang"

"Kakak nggak bisa ngelarang gue buat deket sama siapa aja, jangan egois kak. Kalo gue suruh kakak buat jauhin Kak Alsava gimana?"

Reihan diam. Kehabisan kata kata lagi.

"Pasti kakak nggak mau kan?. Jadi jangan paksa gue buat jauhin Beni dan tolong jauhin gue" setelah mengatakan itu There pergi meninggalkan Reihan yang masih diam.

Kini semua sudah terlambat. There bukan lagi miliknya.

*****

Malam ini Reihan berakhir di club malam. Sudah berkali kali ia meminum sampai kehilangan kesadarannya. Tiba tiba Alsava datang ke club itu dan langsung menghampiri Reihan.

"Reihan! Astaga lo kacau banget ayo kita pulang"

Mata Reihan membulat yang ia lihat bukan Alsava tapi There. "Theresia? Kamu dateng?"

"Reihan ini gue Alsava bukan There, sadar Rei!"

"There please, jangan tinggalin gue"

Alsava sudah bingung menghadapi Reihan. Ia tahu Reihan sedih karena There menyuruhnya menjauh. Reihan kacau, dia mengigau nama There saat tertidur di pelukannya.

"Gue disini Rei, gue akan selalu disamping lo. Tapi gue Alsava bukan Theresia" ujar Alsava sambil tersenyum miris.

Akhirnya Alsava bisa membawa pulang Reihan kerumahnya. Saat Alsava hendak keluar kamar Reihan, tangannya ditahan oleh cowok itu. "There tolong temenin gue ya? Please There"

"Rei, gue Alsava bukan There"

"Bohong! Alsava dari mana lo jelas jelas There"

"Reihan lo mabuk banget mending lo cepet cepet tidur. Gue harus pulang".

Akhirnya Reihan melepaskan genggamannya dan langsung memejamkan matanya.

Alsava keluar dari rumah Reihan dengan perasaan sedih. "Gue sekarang memang dekat dengan lo, tapi hati lo cuma buat There. Bukan gue".

*****

Reihan membolos hari ini. Tidak berangkat sekolah, ia tak peduli akan absennya yang ditulis alpa karena tanpa keterangan.
Andreas juga ada bersama Reihan.

"Gimana bro misi lo deketin dia?"

"Hmm gitu lah"

"Yang gue denger dari Alsava lo tadi malem mabuk berat"

"Alsava? Dia ada di club tadi malem?"

"Iya, trus katanya lo malah liat muka There bukan Alsava. Lo suka sama There?"

Reihan tidak bisa mengingat kejadian malam tadi. "Gue nggak inget apa apa tentang semalam Ndre".

Reihan✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang