"Inget bro waktu lo tinggal lima hari lagi. Jadi lo siap siap buat mutusin There"
Kata kata Andreas terus berputar di otaknya. Tinggal lima hari lagi, ia harus menyudahi taruhannya dan putus dengan There.
Hari ini Reihan dan teman temannya sedang latihan basket. Tidak lupa juga There menonton. Reihan masih tetap memikirkan bagaimana caranya menyudahi hubungannya tanpa menyakiti hati perempuan itu.
"There kamu ngapain disini?" tanya Reihan yang sudah menghampiri There.
"Nontonin kamu"
"Buat apa? Tadi katanya kamu mau ke perpustakaan? Sekarang kamu ke perpus aja. Aku ada latihan sampai sore"
"Nggak papa kok, lagian daripada aku diperpustakaan sendiri mending disini kan nontonin pacar. Nggak papa kan?"
"Tuhan, apa yang harus gue lakuin?"
"Yaudah gue latian dulu" sambung Reihan
"Kak Rei"
"Apa lagi?"
"Semangat ya Kak" ucapnya sambil tersenyum. Dan hanya dibalas anggukan singkat oleh Reihan.
Saat latihan pun Reihan masih fokus kepada pikiran menyudahi hubungannya. Sampai ia lupa sedang berlatih basket.
"Gue harus gimana ini? There polos banget nggak tau tentang taruhan yang gue lakuin"
Saking bingungnya membuat rencana sampai sampai Reihan tidak menangkap bola yang mengarah kepadanya.
"Reihan, sekarang kamu jadi cadangan!" ujar pelatih basket
****
"Kak Rei! Kak tunggu!"
"Tolong ya jangan ganggu aku". Reihan hendak melangkah tapi dicegat oleh There.
"Kak Rei kenapa? Kok dimarahin sama pelatih?"
"Bukan urusan kamu" ucap Reihan dengan sinis.
"Kak aku khawatir. Aku harus tau kakak kenapa"
"INI GARA GARA KAMU!". Tiba tiba saja Reihan membentak There.
"Aku jadi nggak konsen tau nggak, ganggu pikiran aku! Ngerti?" ujar Reihan masih dengan nada tinggi.
"Jadi ini semua gara gara aku?" tanya There kecewa.
Aaagh. Reihan jadi tambah merasa bersalah. "Bukan gitu There, tap-"
"Oke, oke. Mulai besok aku nggak bakal nontonin kakak main basket lagi. Maaf"
Setelah itu There langsung pergi dari hadapan Reihan.
"There!"
****
Benar. Hari ini There tidak menonton Reihan latihan basket. Jujur ia rindu ucapan semangat dari cewek itu.
"Alhamdulillah, dia ada dikantin" batin Reihan saat melihat There sedang duduk di kursi kantin.
"Re" panggil Reihan.
There pun melihat kearah samping. Disana sudah ada Reihan yang menatapnya. "Kenapa Kak? Tadi aku udah nggak nontonin Kakak main basket lagi kok. Tenang aja"
"B-bukan gitu maksud gue"
"Trus?"
"Gue mau minta maaf, kemarin gue terlalu kasar sama lo"
"Nggak papa. Gue yang salah"
"Maaf banget Re"
There hanya mengangguk. "Kak, mau temenin gue ke taman nggak nanti?"
Sejujurnya Reihan ingin sekali pergi bersama cewek itu. Tapi ia ingat taruhannya sebentar lagi akan selesai.
"Nggak bisa, gue ada latihan basket. Lo ke taman aja sendiri"
There mengerutkan kening. Kini Reihan sudah berubah cuek lagi, padahal tadi baru saja meminta maaf.
"Oh oke, nggak papa kak" ujar There kecewa.
Raut wajah There yang berubah lesu membuat hati Reihan hancur. "Semoga dengan gue berbuat kayak gini There bakal marah dan gue gampang buat mutusin dia"
Hari ini There pergi ke taman sendiri. Menatap nanar ke depan sambil membayangkan perubahan ekspresi Reihan yang seketika saja menjadi cuek.
"Apa dia udah bosen sama gue?" tanyanya pada diri sendiri.
"Keliatannya sih emang dia bosen sama lo" ujar seseorang dari belakang There yang tak lain adalah Beni.
"Ngapain lo disini? Lo ngikutin gue ya?!"
"Kalo iya emang kenapa? Nggak usah takut gitu kali sama gue"
"Apaan maksud lo bilang kalo Kak Reihan emang bosen sama gue?"
"Sebentar lagi lo bakal diputusin sama Reihan"
"Lo nggak usah sok tau tentang hubungan gue ya! Dan darimana lo tau?"
"Lo nggak perlu tau. Tungguin aja pasti Reihan si buluk itu bakal mutusin lo"
"Apa lo bilang? Si buluk?" tiba tiba saja terdengar suara laki laki bernada berat dari arah belakang. Yap dia Reihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reihan✔
Teen FictionReihan Rasha, Bad boy SMA Diamond School yang ketampanannya diatas rata-rata ternyata memiliki satu rahasia.