8. Mommy!

209 57 118
                                    

Setelah menempuh waktu 20 menit di perjalanan, akhirnya mereka sampai di rumah Thea. Rumah berukuran minimalis dengan desain Eropa yang memancar. Tak hanya itu, pekarangan rumah yang luas dengan disuguhi gerbang khas keraton yang menjulang tinggi. Di samping rumah itu terdapat sebuah taman dengan berbagai jenis tanaman bunga yang terawat indah juga disuguhi sebuah kolam renang dengan air yang amat bersih.

"Thanks!" ucapnya tanpa mengeluarkan suara apa-apa lagi, ia mendengar dengusan kesal dari Farel yang tanpa diajak masuk ke rumahnya terlebih dahulu.

"Lo mau masuk?"

"Enggak, yaudah gue balik!"

Saat Thea berjalan menuju teras rumah, ia merasa ada seseorang yang tanpa henti mengawasinya, tak ingin parno ia pun segera mengenyahkan pikiran aneh itu dari kepalanya.

"Assalamualaikum." Thea memberi salam kepada Lisa saat pintu itu mulai terbuka, namun muka Lisa terlihat lebih pucat dibanding sebelumnya.

"Mom kenapa? Sakit ya?" tanyanya dengan cemas, namun Lisa hanya menggelengkan kepalanya pelan lalu bergegas pergi ke arah kamar.

Thea pun menjadi bingung, namun apa boleh buat mungkin saja mommy nya sedang sakit atau terlalu banyak pikiran.

Hari semakin malam dan cuaca semakin gelap disertai suasana dingin karena di luar sedang hujan deras. Thea baru sadar jika sepulang sekolah tadi belum memakan apa-apa, lantas ia segera turun menuju dapur untuk mengambil camilan.

Namun, langkahnya seketika terhenti saat melihat Lisa seperti akan pergi ke luar.

"Mom mau ke mana? Mau pergi? Di luar hujan loh." ujar Thea sambil berjalan mendekati ibunya.

"Mom ishh jawab Thea kenapa sih." Thea mengerucutkan bibirnya saat Lisa tak menjawab pertanyaan seperti biasanya.

Tanpa menatap, Lisa akhirnya membuka suara, "Beli sate."

"Yaampun mom mau sate? Biar Thea beliin yah ke depan, mom istirahat aja kan lagi sakit oke."

Lisa tetap menggeleng dan berjalan keluar tanpa memerdulikan Thea yang mulai terlihat khawatir

"Ih mommy aneh banget. Kayaknya lagi ada masalah, entar kalo daddy balik biar gue tanyain aja sama dia deh." gumamnya lalu bergegas menuju dapur. Namun, langkah Thea terhenti kembali saat telepon rumahnya berdering.

"Halo?"

"Halo sayang, maaf ya malem ini mommy sama daddy gak bisa pulang ke rumah, soalnya lagi banyak kerjaan dan gak bisa ditinggal. Mom sama dad bakal nginep di kantor. Besok siang kita pulang, jaga diri baik-baik ya sayang, selamat tidur." kemudian telepon dimatikan secara sepihak oleh ibunya.

Seketika badan Thea menegang, otaknya berhenti berputar, pikirannya kembali menerawang.

"Kalo mommy masih di kantor dan gak akan pulang terus siapa yang tadi ada di rumah menyerupai dia?" Thea bertanya-tanya di dalam hatinya, hanya sekejap karena pintu kembali terbuka menampilkan sosok yang menyerupai ibunya sedang menenteng sebuah plastik yang ia yakini itu adalah sate pesanannya.

Sebentar, mengapa Thea baru sadar jika di bagian perut sosok itu ternyata bolong. Oh tidak! Dia benar bukan ibunya. Sontak sosok itu mengangkat kepalanya menatap Thea, jujur saja tatapan itu sangat mengintimidasinya, Thea meneguk ludahnya berkali-kali dengan keringat yang mulai bercucuran.

"E-ehm mo-m Thea masuk kamar dulu ya." ucap Thea dengan gugup dan langsung berbalik badan menaiki anak tangga satu per satu. Namun, baru sampai di anak tangga ke sepuluh sosok itu tiba-tiba menghadangnya sambil memakan sate- ah lebih tepatnya sate yang belum sempat dibakar, mungkin lebih cocok di sebut daging mentah.

"Kamu sudah tahu bahwa saya bukanlah manusia!" ucapnya tajam dan entah darimana suara cekikikan tiba-tiba memenuhi sudut rumahnya.

Thea turun beberapa langkah dari tangga saat sosok itu semakin mendekat, dengan cara melayang tentunya.

Akhirnya Thea memberanikan diri untuk menatap dan bertanya kepadanya, "Kamu siapa? Apa mau kamu? Kenapa kamu ganggu saya?"

"Kamu gadis yang mampu membaca masa depan. Kamu tahu kejadian yang akan datang beberapa saat kemudian, dan kamu tahu bahwa tadi saya akan mengalami tabrakan. Tapi kenapa kamu tidak berusaha mencegahnya? Mengapa kamu hanya diam seakan menonton kejadian itu?"

"Kejadian yang akan datang itu selalu muncul saat seperkian menit akan terjadi. Waktu saya untuk mencegahnya tak akan cukup, terlebih bayangan itu muncul dengan samar-samar dan kadang muncul atau bahkan tidak sama sekali. Saya tidak bermaksud hanya menonton, saya tid-"

"Omong kosong!" Tiba-tiba badan Thea membentur dinding dengan keras, lagi-lagi lehernya terasa tercekik padahal sosok itu tak menyentuhnya sedikit pun. Dalam hitungan detik, sosok itu berubah menjadi seorang perempuan yang tadi siang menatap tajam saat terjadi kecelakaan.

"Sa-kit. Le-pas. Ma-afff."

Bukannya mendengar sosok itu malah cekikikan dengan suara persis kuntilanak yang terus menggema, "KAMU HARUS IKUT MATI BERSAMAKU!" hihihihihiiiiii. "KAMU AKAN MATI DAN BERUBAH MENJADI TEMANKU!"

Semakin lama suara itu melengking membuat telinganya sakit, sekelebat bayangan kecelakan sore tadi menghiasi pikirannya, napasnya seperti sudah habis, ia tak bisa merasakan pasokan oksigen sedikit pun. Dengan badan yang sudah lunglai tanpa memiliki tenaga, cekikan itu terlepas dan menyebabkan badan Thea terguling dari tangga sampai bawah. Akhirnya kesadarannya pun hilang bersama dengan berhentinya suara dari sosok itu.

Hanya satu nama yang sempat ia sebut sebelum tak sadarkan diri, "Mommy to-longgg..." lirihnya begitu pelan.

-o0o-

BUKAN MAUKU! [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang