22. Black Rowan

195 23 98
                                    

"Kringggg...."

Bel istirahat mulai berbunyi, namun keaadan kelas masih ramai dengan murid. Bukan karena apa, hanya saja kejadian ganjal yang menimpa salah satu siswi membuat mereka enggan untuk pergi dari sana.

"Cewek aneh itu ngapain lagi sih?"

"Dia belum kapok bikin ulah apa gimana?"

"Pake corat-coret tembok dih caper banget!"

"Bentar, dia nulis apaan di tembok itu?"

"Gue gak tahu, itu bukan bahasa kita!"

"JANGAN-JANGAN SI THEA KESURUPAN!"

"ANJING IYA BENER, CEPET PANGGIL GURU WOY!"

Setelah selesai menulis di tembok, Thea pun segera berbalik badan, namun penampilannya membuat semua orang berteriak histeris.

Gavin yang menyaksikannya benar-benar merasa heran. Tiap kali ditatap, Thea selalu menghindarinya seolah sosok yang merasukinya itu tahu bahwa Gavin bisa mendapat informasi hanya dengan menatap matanya.

Tak lama kemudian guru-guru mulai berdatangan dan sebisa mungkin membantu Thea untuk segera sadar. Namun semuanya sia-sia, Thea masih tak dapat disadarkan.

Karena semakin menjadi-jadi akhirnya sekolah pun dibubarkan, ia yakin jika kejadian ini akan menjadi trending topic di MANDRAGUNA HITS.

Mata Thea menghitam, badannya benar-benar dingin dan kaku, giginya jadi memiliki taring. Aneh sekali, ini memang ada yang tidak beres.

Selangkah Gavin mendekat, Thea berteriak semakin histeris.

"DON'T COME NEAR ME!"

Gavin mengerutkan keningnya heran, "NU SE APROXIMĂ PENTRU TINE DE POMPADOUR!" Ia benar-benar terkejut, bahasa Rumania, bahasanya para vampir. Oh shit apa Thea telah dirasuki vampir dari keluarga Black Rowan? Atau dari klan lain? Tidak, ini tidak mungkin!

Langkahnya semakin mendekat ke arah Thea, ia menempelkan telapak tangannya ke telapak tangan Thea. Gavin bisa melihat bahwa jiwa Thea sedang ada di sebuah ruangan kosong dan dikelilingi oleh api. Di sana benar-benar sepi tak ada seorang pun. Rupanya Thea sedang disembunyikan oleh bangsa vampir.

Perlahan tubuh Thea berhenti menegang, matanya tertutup dan badannya lunglai ke lantai. Semua orang akhirnya bisa bernapas dengan lega kembali. Namun tidak dengan Gavin, ia sibuk mencari cara untuk membebaskan jiwa Thea yang entah disembunyikan di mana.

"Gavin tolong bawa Thea ke UKS!" titah salah seorang guru. Bukannya menurut, Gavin malah berlari ke luar dengan raut wajah tak dapat diartikan.

Saat berlari Gavin berpapasan dengan Farel, terlihat bahwa wajah Farel sangat khawatir. Bisa Gavin tebak bahwa Farel akan menemui Thea, syukurlah setidaknya ada orang yang akan menjaga tubuh Thea.

-o0o-

"Yaalloh Thea, udah hampir maghrib kok lo belum bangun juga sih, bikin panik orang aja." gumam Farel yang ternyata masih bisa di dengar oleh guru petugas UKS.

"Farel sebaiknya kamu bawa Thea pulang ke rumahnya, kasihan lagipula sebentar lagi malam. Mungkin jika Thea istirahat di rumah akan segera cepat sadar."

Farel mengangguk menyetujuinya, kebetulan hari ini ia membawa mobil ke sekolah.

"Baik Bu, saya akan bawa Thea pulang. Kalo begitu saya permisi."

Farel menggendong Thea ala bridal style. Namun entah hanya perasaan Farel atau bukan jika Thea terlihat berbeda dari biasanya, selain itu aura di lorong sekolah juga terasa berbeda seolah banyak pasang mata yang memerhatikan mereka.

BUKAN MAUKU! [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang