5. Pamit

234 55 129
                                        

Setelah dirasa sosok itu tak lagi mengikutinya, ia tanpa sengaja berjalan menuju lapangan. Bisa Thea lihat bahwa di sana ada Alan yang sedang bermain basket, tak lupa Nabil yang setia menyemangatinya dengan duduk di tribun. Thea tersenyum sinis, ia menjadi semakin bersemangat melewati jalan tersebut.

Tanpa sadar seseorang memanggilnya dengan ceria, "Thea? Lo udah balik sekolah? Waaaaa kenapa gak ngabarin gue padahal kan nanti bisa gue jemput." ucap Nabil begitu sumringah dan bersiap untuk memeluk Thea, namun dengan cepat ia mundur selangkah agar Nabil tak bisa memeluknya.

Melihat hal itu Alan pun mendekati keduanya. Tatapan mata itu, tatapan yang selalu Thea rindukan, seketika membuat hati Thea terenyuh kembali. Namun, tak lama kemudian ia sadar dan kembali memberi tatapan tajamnya yang menusuk.

Thea menatap keduanya dengan tatapan datar tanpa minat, "Gak usah sok baik."

"Maksudnya The, gue gak ngerti." Nabil mengernyit tak paham. Perlu Thea akui bahwa akting Nabil sangatlah bagus.

Thea berdecih, "Sesama pengkhianat emang cocok!"

Merasa tak terima, Alan pun memberi tatapan tajam ke arah Thea, bukannya takut Thea malah menatap balik mata Alan, bahkan lebih tajam. Sampai membuat Alan meringis sedikit.

"Jaga pacar lo karena sebentar lagi bola basket siap melayang ke kepalanya." ujar Thea tak mengeluarkan ekspresi apapun, ia segera berjalan menjauhi keduanya.

Alan maupun Nabil kicep beberapa saat, sampai akhirnya teriakan seseorang membuyarkan lamunan mereka.

"Awasssss!"

Ya, bola basket itu tepat melayang ke kepala belakang Nabil, ia langsung tak sadarkan diri. Sedangkan Alan shock dan langsung membawanya ke UKS.

-o0o-

Thea berjalan menyusuri koridor yang nampak sedikit ramai, wajahnya tak mengeluarkan ekspresi sedikit pun. Namun, tiba-tiba seseorang menarik lengannya pelan.

"Apa?" tanyanya ketus ke arah perempuan yang berani menyentuh tangannya.

Perempuan itu memberikan sebuah kotak, tapi Thea tak menerimanya.

"Apaan?!"

Anehnya perempuan itu hanya menggelengkan kepalanya, "Gue tanya, jawab bukannya diem!" tanpa sadar Thea membentak perempuan itu dan menarik perhatian sekeliling yang berada di sana.

"Anjir dia kenapa kok ngomong sendiri?"

"Gila kali?"

"Dia kan Thea yang waktu itu koma selama setahun, eh gue kira udah mati ternyata belum!"

"Mungkin efek kelamaan koma dia berubah jadi gila."

"Sok-sok an masang muka judes, gila ya ngaku gila aja sih!"

Gunjingan dari orang orang itu membuatnya dirinya terguncang amarah. Ternyata perempuan tadi hanyalah sesosok makhluk halus yang berusaha mengganggu dirinya. Kini mereka sedang menertawakannya terbahak-bahak, tak terpengaruh sedikit pun dengan tatapan tajam yang Thea berikan.

Tiba-tiba kepalanya terasa pusing, ia memijitnya sambil terus berusaha agar tak berteriak. Bayangan, bayangan lagi yang ia dapatkan.

"Jangan dulu bahagia, beberapa jam lagi diantara kalian bakal ada yang meninggal." teriaknya yang semakin membuat dirinya terus ditertawakan.

"Bener-bener gila nih cewek, hahahaha!"

"Cewek gila gak pantes sekolah di sini!"

"Harusnya masukin RSJ aja langsung!" seketika tawa mereka semakin meledak, Thea pun segera pergi dan tak menghiraukannya.

BUKAN MAUKU! [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang