23. Perjanjian

124 19 80
                                    

Hari telah berganti menjadi malam, dan saat itu juga Gavin sudah berdiri di sekitaran danau Lanier seorang diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari telah berganti menjadi malam, dan saat itu juga Gavin sudah berdiri di sekitaran danau Lanier seorang diri. Di mana pengikut bangsa Black Rowan yang Nero katakan kemarin? Buktinya tidak ada siapapun di sini. Apa Nero sengaja membohonginya?

Di saat matanya sedang menatap hamparan air danau yang begitu tenang, tiba-tiba saja badannya terhuyung ke depan. Gavin berbalik melihat siapa sang pelaku dan ia sangat terkejut saat melihat sembilan orang pengikut Nero sudah berjajar rapi dengan seragam khasnya.

Tanpa aba-aba mereka menyerang Gavin dengan membabi buta. Merasa sudah sangat kelelahan akibat pertempuran 1:9, Gavin pun akhirnya tumbang dengan bersimbah darah.

Nero tiba-tiba muncul bersama seorang gadis yang menjadi alasan Gavin bersusah payah untuk bertempur kali ini. Ia menyeringai tajam saat melihat putra kedua bangsa De Pompaudor kembali kalah seperti sebelumnya.

"Bagaimana? Apa kau sudah menyerah pangeran Gavin?" tanya Nero seraya meremehkan.

Gavin tak menghiraukan ucapan Nero, pandangannya teralihkan pada tubuh lemah gadis yang setia berada di belakangnya. Keadaannya benar-benar berbeda dari saat terakhir kali mereka bertemu.

Badan yang lemah itu kini tercekal oleh rantai yang berada di bawah kendali Nero. Wajahnya memucat dengan bibir yang nyaris tak berwarna lagi. Mengapa ini harus terjadi kepadanya? Mengapa harus ia yang terlibat dengan bangsa vampir? Mengapa tidak orang lain saja?

Sudah cukup Thea menghadapi semua masalah yang menimpanya, lalu kenapa harus ditambah dengan ini.

Merasa tak mendapat respon, Nero pun kembali bersungut dengan amarah tertahan, "Apa yang sedang kau perhatikan?"

"Lepaskan gadis itu, dia tidak bersalah!"

Nero tertawa mendengar perkataan Gavin, ia benar-benar tak menyangka bahwa bangsa De Pompaudor yang sangat menjunjung tinggi martabat harus merendah hanya demi membela seorang manusia, apalagi makhluk yang bernama perempuan.

"Mengapa aku harus menuruti perintahmu? Apa kau telah jatuh hati terhadap gadis ini?"

"Tidak!"

"Apa kau benar-benar menginginkan gadis ini kembali ke dunianya?"

"Tentu saja! Dia sama sekali tak ada hubungannya dengan bangsa vampir."

Nero berpikir sejenak sebelum mengucapkan sesuatu yang bisa membuat hati Gavin kembali teriris, "Apa kau mau berjanji satu hal kepadaku?"

"Janji apa?" tanya Gavin dengan sangat bingung, pasalnya ia tahu bahwa yang diinginkan Nero bukanlah sesuatu yang mudah.

"Biarkan putri Raquela menjadi milikku!"

-o0o-

Lisa dan Farhan terus mencemaskan putrinya yang sudah tiga hari tak sadarkan diri, begitu juga dengan Farel yang setiap saat selalu menanyakan keadaannya.

Beberapa dokter bahkan tabib sekalipun tak bisa mengetahui apa yang menyebabkan keadaan Thea menjadi seperti itu. Sebenarnya Thea kenapa? Itulah yang terus berputar di benak mereka.

Namun, hal ini hanya diketahui oleh orang tua dan beberapa guru saja, sedangkan siswa-siswi lain tak ada yang tahu alasan apa yang menyebabkan Thea absen tanpa kabar, begitu juga dengan Gavin.

"Kamu kenapa sih akhir-akhir ini ngelamun terus, ada masalah ya?" Alan bertanya kepada Nabil yang sedari tadi memandang kosong ke arah meja Thea dan Gavin.

Tak menghiraukan ucapan Alan, Nabil malah bertanya-tanya sebenarnya Gavin berada di mana? Lalu mengapa Thea juga hilang kabar? Mengapa harus hilang secara bersamaan?

"Vin, lo ke mana sih? Gue kangen sama lo!" ucap batinnya begitu gelisah.

Alan menggoyangkan bahu Nabil pelan karena tak mendapatkan respon sama sekali, "Bil kamu kenapa?"

Merasa aktivitas melamunnya terganggu, tanpa sadar Nabil membentak Alan dan sontak hal itu membuat teman sekelasnya merasa terkejut.

"Apaan sih kok kamu bentak aku?" tanya Alan tak terima.

"Bacot lo, gangguin orang aja!" Nabil berdiri dari duduknya dan segera pergi keluar tak menghiraukan Alan yang terus memanggilnya.

Merasa diperhatikan, akhirnya Alan ikut membentak orang di kelas yang sedari tadi asik menonton, "Apa lihat-lihat? Mau gue gibeng satu-satu?"

-o0o-

Nabil terus melangkahkan kakinya dengan cepat, takut jika Alan mengejarnya. Namun, saat sedang melewati ruang olahraga matanya menangkap seorang lelaki bertubuh jangkung yang sedang membereskan deretan bola-bola.

"Anjir itu cowok ganteng banget udah kayak pangeran turun dari langit aja." gumamnya tanpa sadar dan tanpa mengalihkan pandangan sedikit pun.

"Pokoknya gue harus bisa deket sama cowok itu!"

Perlahan Nabil mengetuk pintu ruang olahraga, sampai akhirnya lelaki itu pun menoleh ke arahnya.

"Ehm sorry."

Lelaki itu mengerutkan keningnya tak paham, "Sorry? Buat apa?"

"Eh maksudnya, gue, -gue mau nanya kalo ruang UKS ada di mana?"

"Lo anak baru?"

"Iya gue baru pindah beberapa hari yang lalu."

"Oh oke. Ke UKS emangnya lo kenapa? Sakit? Kalo sakit biar gue panggilin anak PMR."

"Nggak kok gue cuma pengen ngambil obat sakit perut aja soalnya perut gue daritadi berasa ditusuk jarum gitu karena belum makan." ucapnya berharap lelaki itu peka dan mengajaknya makan di kantin.

"Oke biar gue anter ke UKS." Lelaki itu pun berjalan mendahului Nabil yang masih berdiam diri karena tak menyangka bahwa ia tak peka terhadap kode yang diberikan Nabil.

"Heh cewek cantik jangan ngelamun terus nanti kesambet setan, masih mending kalo kesambetnya sama cinta gue."

"Hah?"

"Ayo katanya mau ke UKS, jangan ngelamun terus soalnya cantik lo makin kelihatan."

Merasa banyak kupu-kupu beterbangan di perutnya, Nabil pun segera mengikuti langkah lelaki ini sambil terus menahan senyumnya agar tak mengembang.

"Oh iya nama lo siapa? Gue Nabil dari XII IPA 2."

Lelaki itu menoleh sambil menampilkan senyum manisnya, "Gue Farel XII IPS 2, ketua osis di sekolah ini."

"Kalo jadi ketua cinta di hati gue, mau gak Rel?"

-o0o-

Assalamualaikum..
Masih ada yang menetap di lapak ini ngga? Maap banget ya baru bisa update, hehe dimaapin ngga nih?🤣🤣 cerita ini balik lagi ko tenang aja cuman ya waktunya yang ga tentu, mohon sabar aja ya🤣🤣 dan aku mau ngucapin makasih banget buat kalian yang masih setia baca, terus ngasih vote sama komentar, jujur aku seneng banget🖤🖤

Oiya semangat juga puasanya ya mentemen, awas jan pada godin loh kecuali kalo ngajak aku, eh astagfirullah uhtai🤣🤣🤣 jan lupa banyakin makan minum sama jaga terus kesehatannya apalagi di musim kayak gini kan, aku sayang sama kalian walau si dia ga sayang sayang kalian🤣😗🖤

#HappyReading

BUKAN MAUKU! [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang