18. Boomerang

240 31 122
                                    

Pagi ini Thea menggunakan si Util kesayangannya untuk berangkat sekolah. Ya Util adalah sebutan untuk mobil Ferrari F430 merah kesayangannya. Alasan Thea memanggilnya Util sangatlah simple, mobil ini diberikan ayahnya saat Thea mempunyai masalah dengan kutil di kedua lututnya. Saat itu Thea uring-uringan mengapa Farhan membelikan mobil di saat yang tidak tepat, sampai akhirnya Thea memiliki ide untuk menamai mobil barunya dengan sebutan Util.

 Saat itu Thea uring-uringan mengapa Farhan membelikan mobil di saat yang tidak tepat, sampai akhirnya Thea memiliki ide untuk menamai mobil barunya dengan sebutan Util

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat sampai di sekolah, entah mengapa perasaannya mendadak tidak enak, bayangan beberapa waktu yang akan datang melintas begitu saja di kepalanya. Jujur Thea sangat merasa pusing saat hal ini baru terjadi lagi kepada dirinya.

Thea bergumam dalam hati, "Ada 2 murid baru yang akan pindah ke kelasnya. Ah siapa mereka? Kenapa gue gak bisa tahu? Dan kenapa juga mereka bisa jadi boomerang buat kehidupan gue selanjutnya?"

Thea mengabaikan rasa pening yang tiba-tiba menyerang kepalanya, ia tetap melangkahkan kaki menuju kelas. Saat masuk Thea melihat Gavin sudah duduk manis di bangkunya, wajahnya sudah bersih tak terdapat bekas luka atau memar seperti kemarin. Begitu juga dengan lengan kirinya, tiba-tiba mulus seperti semula. Ah kenapa bisa? Harusnya luka sayatan itu masih membekas, lalu mengapa bisa kembali seperti semula? Apa jangan-jangan luka di perutnya juga sudah mendadak sembuh? Ah mana mungkin, itu mustahil!

Seolah merasa diperhatikan Gavin pun mendongak menatap Thea dengan tatapan tak bersahabat, lagi-lagi Thea tak bisa melepaskan tatapan itu bahkan badannya sudah mulai menggigil kedinginan. Ada apa dengan lelaki ini? Bukankah kemarin ia sudah berubah tak setajam ini? Lalu mengapa lelaki ini bertingkah seolah kemarin tak terjadi apa-apa diantara keduanya?

"Mau sampai kapan kau berdiri di sana dengan terus menatapku?" Mendengar suara bariton itu membuat semua orang menatap Thea dengan pandangan heran yang berbeda-beda.
Kemudian Thea berjalan menuju bangkunya, namun sebelumnya ia sempat bersungut dalam hati, "Lama-lama gue robek juga deh mulut cowok itu!"

Tak lama dari itu bel masuk berbunyi nyaring dan menampilkan sosok BuRuk dengan di dampingi dua orang di belakangnya.

BuRuk. Alias Bu Rukiani. Guru ini sangat disenangi oleh kebanyakan murid, bukan hanya karena sifat humorisnya namun ia juga tak pernah memberikan tugas berat seperti guru lainnya. BuRuk juga terkenal dengan kemampuan aktingnya yang sangat bagus, padahal ia adalah guru kimia bukan seni budaya.

Thea terkejut, matanya membulat seketika saat tahu siapa orang yang notabenenya adalah murid baru. Mengapa harus mereka? Mengapa harus kedua orang itu yang mati-matian Thea jauhi?

"Gud pagi anak-anak. Gimana kabar kalian? Ah iya tahu kok pasti sehat wal afiat yah walau ada sebagian dari kalian yang sedang merasa ga-lauuuu, ada juga yang gal-move, o-em-ji hellowwww jaman sekarang masih ngerasain yang kayak gitu? Plis deh apa kata dunia!" ucapan guru itu membuat seisi kelas bersorak riuh, kecuali dengan Thea dan Gavin.

"Ah iya kali ini acuu bawa dua murid baru lohhh, katanya kan minggu kemarin tiga orang dari kelas ini pindah, makanya acu gantiin dengan kedatangan si cantik dan si tampan ini. Oke silahkan perkenalkan diri kalian."

BUKAN MAUKU! [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang