4. Berubah

294 62 195
                                    

Hari ini adalah hari di mana Thea diijinkan untuk pulang. Ya, tentu dia merasa sangat senang bisa terbebas dari bau obat-obatan dan juga berbagai halusinasi penampakan ketika di rumah sakit. Tapi, sayangnya rasa bahagia itu berubah menyurut karena Alan mengabari bahwa ia tak bisa mengantar Thea ke rumahnya.

"Sus lihat mommy sama daddy aku nggak?" Thea bertanya saat ada suster yang baru saja masuk ke dalam ruangannya. Tumben, yang menyiapkan sarapan dan obatnya bukan suster seperti biasa. Anehnya juga mengapa ia tak menjawab pertanyaan Thea.

Saat suster itu hendak keluar dari ruangan, Thea memanggilnya lagi. Dalam panggilan pertama ia tak menyahut, dan saat panggilan kedua suster itu hanya menghentikan langkahnya. Cukup lama, sampai akhirnya kepala suster itu berputar 180° dan saat itu wajahnya sudah datar bahkan rata tidak ada bagian tubuh sedikit pun. Sontak Thea menjerit histeris, dokter dan orang tua Thea pun masuk ke ruangan dengan tergesa-gesa.

"Thea, ada apa? Kamu kenapa?" tanya Lisa sangat khawatir.

Thea semakin berteriak histeris, "Pergi! Pergi sana, jangan ganggu gue!"

"Thea siapa yang kamu suruh pergi?"

"Lo itu bukan manusia, pergi sana jangan datang lagi ke hidup gue!"

"Thea, tenangkan diri kamu, di sini tidak ada siapa-siapa lagi selain saya, suster, dan orang tua kamu."

"Pergiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii!"

Dokter segera memberikan suntikan penenang lagi kepada Thea, sampai akhirnya ia kembali jatuh pingsan.

"Dok, sebenarnya apa yang terjadi dengan anak saya?"

"Saya juga tidak tahu Pak. Secara keseluruhan badannya sehat, mungkin ia terlalu berhalusinasi dan menyebabkan psikis bahkan kejiwaannya terganggu."

Farhan mendorong bahu dokter itu, ia tak terima jika psikis dan kejiwaan anaknya dibilang terganggu. Bukannya itu sama dengan menyebutkan bahwa Thea gila?

"Maksud dokter anak saya itu gila hah?"

"Tidak Pak bukan begitu, saya tidak mengatakan bahwa Thea gila."

"Ah sudahlah saya ingin membawa pulang Thea sekarang juga!"

"Tapi Pak, Thea masih belum sadar."

"Saya gak perduli. Saya tidak mau jika Thea melakukan perawatan dengan ditangani oleh dokter seperti anda! Dokter yang selalu men judge orang lain! Mana janji anda sebagai dokter selama ini?"

Farhan memindahkan Thea di atas kursi roda, lalu mendorongnya bersama dengan Lisa.

-o0o-

Thea mengerjapkan matanya berkali-kali saat secercah cahaya menembus matanya. Badannya menggeliat dan menimbulkan bunyi 'kretek'.

"Aihh ini udah siang ya?" tanyanya pada diri sendiri.

"Hei sayang, udah bangun?"

Sebagai jawaban Thea hanya bergumam seadanya. Hari ini tepat seminggu kepulangan Thea dari rumah sakit. Besok ia berniat untuk kembali ke sekolah. Namun sayang, ia masih menjadi kelas 11 karena kecelakaan tahun lalu, padahal seharusnya sudah menginjak kelas 12.

"Jam 10 nanti kita check up ya sayang, buat mastiin kalo kamu udah bener-bener sembuh total. Kan katanya besok mau sekolah."

"Tapi mom Thea takut, tiap ke rumah sakit pasti Thea lihat banyak penampakan aneh." cicitnya sambil menunduk lelah.

BUKAN MAUKU! [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang