3. Thea gila?

292 72 186
                                    

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!" teriakan itu membuat semua orang yang ada di sana terkejut bukan main. Kain putih yang dipegang suster untuk menutupi wajahnya kini melayang entah ke mana. Thea bangkit dengan wajah bercucuran keringat. Yaa, Thea masih hidup.

"The- Theaaa.." Farhan bergumam dengan suara yang bergetar. Begitu juga dengan suster yang daritadi membuka setengah mulutnya terkejut.

Ingin rasanya Thea membalas ucapan ayahnya, namun tidak bisa, mulutnya masih kaku untuk sekedar terbuka.

Tak lama kemudian setelah suster memanggil dokter, dokter pun segera memeriksa Thea dengan pandangan takjub.

"Subhanallah, ini adalah salah satu keajaiban Tuhan. Thea bisa hidup kembali dengan keadaan yang cukup membaik. Tidak ada luka serius di luar maupun bagian dalam tubuhnya. Sungguh saya tak menyangka hal ini bisa terjadi." Dokter pun berujar tanpa mengalihkan pandangan takjubnya.

Alan, Nabil, om, dan tante Thea segera menghampirinya dengan hati-hati. Sementara Farhan membawa Lisa agar berbaring di ranjang sebelah Thea karena pingsan.

"Theaaaaa..." Nabil memeluk Thea sangat erat, ia menangis sekencang-kencangnya.

Sedangkan Thea meringis sakit saat mendapat pelukan itu.

Sejenak terbit sebuah senyuman dari bibir Thea walau masih terasa kaku, tapi tiba-tiba saja Thea membelakkan matanya saat ia sadar bahwa ada seorang perempuan yang sama sekali tak ia kenal. Yang membuat Thea terkejut adalah perempuan itu berdiri di belakang Alan, seperti bersembunyi. Lantas hal itu membuat Thea curiga, apa selama ia koma Alan sempat bermain belakang bersama orang lain? Ah tidak mungkin, ia sangat mempercayai Alan sepenuhnya.

"A-ir." gumamnya tanpa bersuara.

Lalu ayahnya pun segera memberikannya segelas air.

"Kamu beneran Thea putri Daddy kan?" tanya Farhan masih tak menyangka.

Thea hanya menganggukan kepalanya sekali, lalu ia teringat dengan ibunya.

"Dad, mommy man-"

"Ini mommy sayang. Ini mommy." Tiba-tiba Lisa muncul dan berjalan ke arah Thea memeluknya sambil menangis bahagia.

"Jangan tinggalin mommy lagi, mommy sayang sama kamu."

Kini giliran Alan yang mendekat ke arah Thea. Ia belum mengucapkan sepatah kata pun, matanya terus menatap Thea tanpa berkedip.

"Hei." sapanya dengan suara serak.

"Apa kamu masih setia kepadaku? Atau jangan-jangan kamu sudah bermain belakang dengan orang lain?" Tubuh Alan menegang, wajahnya terlihat gugup saat mendengar Thea mengatakan hal seperti itu.

"Kamu- kamu ngomong apaan sih The, aku gak pernah khianatin kamu sedikit pun."

"Oh ya? Terus, perempuan yang daritadi sembunyi di belakang kamu siapa?"

Alan beserta yang lainnya terbengong beberapa saat, mencoba mencerna ucapan Thea.

"Maksud kamu apa? Di belakang Alan gak ada siapa-siapa."

"Iya ih di ruangan ini cuma ada gue, Alan, dokter, orang tua lo, dan om sama tante lo doang kok."

"Yaampun kalian ngomong apa sih, jelas-jelas tuh perempuannya masih di belakang Alan. Coba jujur aja sih Lan, kalo emang dia yang selama ini main belakang sama kamu ya aku gak papa, santai aja."

Merasa ada sesuatu yang aneh, Lisa pun angkat bicara untuk bertanya kepada dokter, "Dok ada apa dengan Thea?"

"Biar saya coba periksa." ucap dokter itu bergegas mendekat ke arah Thea.

"Woy woyyy ngapain lo malah ngedeket ke sini, kalo mau kenalan ya disitu aja kali." Thea berteriak dengan emosi yang mulai memuncak.

"Thea, ini saya dokter yang mau meriksa kamu."

"Dih pake ngaku-ngaku jadi dokter segala, udah deh sana pergi! Gak usah ganggu hubungan gue sama Alan lagi!"

Farhan menatap Thea dengan cemas, "Thea kamu kenapa? Itu emang beneran dokter!"

"Dad, dokternya Thea itu laki-laki, tapi yang sekarang ada di hadapan Thea perempuan yang tadi ngumpet di belakang Alan. Kalo dibilang suster gak pantes, masa iya rambutnya panjang gitu." Thea semakin meracau tidak jelas dan hal itu membuat mereka semua berpikiran tidak-tidak.

Dokter mengeluarkan suntikan yang berisi obat penenang saat Thea semakin histeris. Setelah dirasa tenang, om dan tante Thea pamit pulang.

Selang beberapa saat Nabil juga pamit pulang, anehnya Alan malah ijin untuk mengantar Nabil pulang, padahal jelas-jelas ada Thea yang harus ia jaga setelah sadar dari koma dan mati suri.

-o0o-

"Bil, lo ngerasa ada yang aneh gak sama Thea?" Alan mulai bertanya saat mereka berjalan ke arah parkiran.

"Gue rasa ini efek dia koma selama setahun dan mati surinya, jadi ada yang salah dari syarafnya."

"Maksud lo, Thea- gila?"

"Ya bisa dibilang gitu. Tapi udahlah berharap dia baik-baik aja sih."

Lalu mereka masuk ke dalam mobil milik Alan dan berencana pergi ke suatu tempat terlebih dahulu.

-o0o-

BUKAN MAUKU! [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang