25. Kali kedua

114 18 61
                                    

Setelah pulih dan menambah waktu istirahat satu hari, akhirnya Thea bisa kembali masuk sekolah. Namun, mengapa orang tuanya harus menyuruh Farel agar selalu menjaganya? Buktinya sekarang saja ia dipaksa untuk berangkat sekolah bersamanya.

"Pagi putri cantik, jangan manyun gitu ah nanti manisnya luntur loh kayak alis kalo pas kena air hujan."

Thea tak mengindahkan gombalan receh dari Farel, ia menyibukkan diri dengan membaca cerita horror di ponselnya.

Saat sedang asik membaca, tiba-tiba saja tengkuknya terasa dingin seperti ada seseorang yang sedang meniupnya. Akhirnya ia pun menoleh ke jok belakang dan alangkah terkejutnya saat ia dihadapkan dengan anak kecil bermata kosong yang berlumuran darah sedang tersenyum kepadanya.

Ia pun berusaha bereaksi normal dan menghadap kembali ke depan. Namun, tiba-tiba,

"FARELLLLLL BERHENTIIIIIIII!!!" Thea berteriak sambil menarik baju seragam Farel. Farel yang terkejut akhirnya menginjak rem dengan cepat.

"Kenapa The? Ada apa?"

"Lo, lo nabrak Rel!" ucapnya dengan napas masih memburu.

"Nabrak apa? Gue gak nabrak siapa-siapa Thea!"

"Tadi lo nabrak ibu hamil tahu gak! Bentar gue cek keluar dulu, tanggung jawab lo!"

Farel yang merasa heran pun ikut turun dari mobil. Benar saja, tidak ada siapa-siapa. Tidak ada ibu hamil yang katanya sudah tertabrak oleh Farel.

Berbeda dengan Thea, badannya seketika membeku saat melihat darah dan organ dalam tubuh ibu itu berceceran di mana-mana. Perut hamilnya membuncah pecah dan ususnya pun keluar. Thea benar-benar merasa sangat mual saat melihatnya.

Saat hendak kembali masuk ke dalam mobil, tiba-tiba saja kakinya ditahan oleh tangan yang dipenuhi darah. Thea menjerit histeris sampai membuat Farel kembali merasa heran.

"Thea lo kenapa? Astagfirullah ada apa? Jangan jerit-jerit entar disangkanya gue mau merkosa lo lagi ah!"

"Lepas, lepasin kaki gue, lepas!"

"Kaki lo gak dipegang siapa-siapa Thea. Lo kenapa sih jangan bikin gue merinding dong!"

"Bruk!"

Dengan gerakan cepat Thea tersungkur ke jalanan. Sebenarnya apa mau makhluk ini? Mengapa terus-terusan mengganggu dirinya?

Farel pun segera membantu Thea agar kembali masuk ke dalam mobil. Ditatapnya wajah yang begitu ketakutan dan gelisah. Ada apa dengan gadis ini? Mengapa ia selalu terlihat aneh?

Berbagai pertanyaan di kepala Farel dapat Thea ketahui dengan cepat. Rasanya ingin sekali ia memberi tahu Farel yang sebenarnya, namun apa daya ia tak mau mengambil resiko seperti di masa lalunya.

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun akhirnya mobil Farel kembali melaju menuju sekolah.

-o0o-

Kelas yang tadinya ricuh mendadak hening saat Thea memunculkan batang hidungnya di ambang pintu. Terdengar banyak bisikan yang membuat Thea hanya bisa menghela napas secara pasrah.

Saat ingin menuju tempat duduk, ia sadar bahwa Gavin terus menatapnya tanpa beralih sedikit pun. Mengapa jantung Thea tak karuan hanya karena mendapat tatapan intens dari Gavin saja? Terlebih bayangan mimpi saat ia berpelukan dengannya kian berputar memenuhi pikirannya.

Ahhh mengapa menjadi seperti ini?

"Kenapa lihatin gue? Ada yang salah?"

Bukannya menjawab, Gavin malah sibuk menatap Thea dari jarak dekat. Tatapannya terlihat kosong, apa Gavin tak sadar dengan apa yang sedang ia lakukan sekarang ini?

Tanpa aba-aba Gavin mendekatkan wajahnya, sontak hal itu membuat Thea terkejut, tidak, bukan hanya Thea namun seluruh isi kelasnya ikut terkejut.

"Gavin lo mau ngapain?" tanyanya sambil berusaha menjauhkan badannya dari Gavin.

Gavin sadar, akhirnya ia tersadar atas tindakan yang hendak dilakukannya beberapa saat lalu. Ia langsung berdiri dan keluar kelas tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Ada apa? Mengapa benda kenyal yang terasa manis itu malah membuatku menjadi candu? Dan mengapa saat melihatnya aku tak bisa mengontrol diri. Ada apa ini sebenarnya?" batinya terus bertanya-tanya tanpa henti.

Di lain sisi, Thea masih menormalkan detak jantungnya yang sudah berirama dengan ritme cepat. Apa yang Gavin lakukan? Mengapa dia tiba-tiba bersikap aneh seperti itu?

"Dia yang aneh kenapa gue juga ikutan jadi aneh gini." gumamnya dengan pelan.

-o0o-

Suapan demi suapan akhirnya bisa Thea habiskan dengan tenang walau ada Farel di dekatnya. Tumben lelaki ini hanya berdiam diri tanpa mengeluarkan celotehan tak penting seperti biasanya.

Apa mungkin ia mulai lelah menghadapi sikap Thea yang seperti ini? Atau mungkin ini menjadi alasan dirinya agar bisa perlahan menjauh dari Thea?

"The, gue ijin ke kelas duluan ya." Tanpa menunggu jawaban dari Thea, laki-laki itu langsung beranjak pergi dengan mata yang terfokus melihat ponsel.

Awalnya Thea merasa kebingungan dengan sikap Farel yang berubah secara mendadak, namun kebingungan itu kini tergantikan dengan adanya orang yang tiba-tiba duduk di hadapannya.

Lelaki itu tersenyum manis sambil memerhatikan dirinya lekat-lekat. Siapa lelaki bermata biru ini? Mengapa rasanya Thea pernah bertemu dengannya?

"Althea Cassandra, akhirnya kita bertemu kembali."

Thea menaikkan sebelah alisnya, memangnya ia pernah bertemu dengan Thea di mana?

"Tak usah bingung, beberapa hari yang lalu kau pernah melihatku di kantin ini, bahkan kita sempat bersitatap saat itu."

Ah ia ingat, ternyata lelaki ini yang mempunyai tatapan mata tajam seperti Gavin. Apa? Gavin? Oh iya mengapa bahasa yang ia gunakan sama seperti Gavin, apakah mereka dari keluarga yang sejenis?

Lelaki itu terkekeh pelan saat mengetahui kebingungan gadis di hadapannya, sungguh sebuah kekehan paling manis yang pertama kali Thea lihat selama ini.

"Jangan berpikir seperti itu tentangku, nona cantik."

"Kenapa lo-"

Belum sempat menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba seseorang menarik lengan Thea secara paksa. Ia terkejut saat mengetahui siapa yang menariknya agar menjauh dari kantin.

"Lepas, tangan gue sakit!"

"Cukup! Di sini! Jangan ada yang kedua!" ucapnya singkat dan berlalu begitu saja meninggalkan Thea yang masih terpaku oleh kata-katanya tersebut.

"Dasar cowok gila!"

-o0o-

Ayo tebak, siapa cowo misterius yang tiba tiba dateng di kantin dan mendekati Thea? Terus kira-kira siapa yang narik Thea supaya menjauh dari kantin? Awokawokawokkk🤣🤣🤣

BUKAN MAUKU! [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang