4. Sesuap Nasi

7.5K 671 56
                                    


"Saya ada satu permintaan."

"Pe-permintaan apa, Om?"

"Nikah dengan anak saya."

Devano terdiam seribu bahasa.

"Bagaimana?"

"Ee ... Saya harus bicarakan dulu dengan orang tua, Om."

"Baiklah, saya kasih kamu waktu tiga hari. Terima kasih sudah bawa Deva ke rumah sakit." Dewantara masuk ke ruangan Deva.

"Fyuh ... Baru pernah gue deg-degan kayak gini."

***

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam. Mandi dulu, Nak, abis itu baru makan."

"Bun, Devano mau bicara sesuatu, ini penting." Devano mendudukkan tubuhnya di sofa diikuti oleh Ariana.

"Apa, Nak?"

"Ini misal, ya, Bun. Kalo misalnya Devano nikah gimana?"

"Kapam, Nak?" tanya Ariana antusias.

"Bunda kok semangat banget?"

"Hehe, memangnya siapa calon wanitanya?"

"Devano mau mandi dulu, Bun, ntar baru cerita lagi."

Setelah mandi dan makan Devano membanting tubuhnya ke kasur. Dia meraih ponselnya.

Devano

Nan, gue mau cerita ni, lo sibuk gak?

Adnan

Cerita aja.

Devano

Gue disuruh nikah sama Deva.

Adnan

Serius lo? Siapa yang nyuruh?

Devano

Iyalah serius. Papanya.

Adnan

Gimana ceritanya lo bisa ketemu Papa Deva?

Devano

Panjang ceritanya. Menurut lo gimana?

Adnan

Yang mau nikah kan elo, ngapa nanya ke gue, pinter.

Devano

Gue kan minta pendapat.

Adnan

Ntar kalo lo nikah kayaknya bakal dibuat film dengan judul 'Berawal dari Bully Berakhir Menjadi Cinta :v'

Devano

Gue pites juga lo😒. Gue mau minta pendapat, ni, serius kek!

Adnan

Lo udah siap belom kalo mau nikah? Nikah jangan asal nikah, anak orang juga butuh sesuap nasi. Ntar kalo nikah, bukan berarti gak ada masalah, yang namanya rumah tangga pasti ada sedikit percekcokan, tapi kalo bisa jangan dibesar-besarin kayak abg lagi cinta monyet :v

Devano

Pengalaman banget si Bapak, ngebet nikah lo, yak?

Adnan

Gini, ni, bikin males. Dikasih tau malah ledekin orang.

Devano

Haha sorry. Gue masih ada seleksi lagi, kalo keterima, gue bakal nikahin tu anaknya Pak Dewantara. Soalnya ada fakta yang gue baru tau.


A

dnan

Bahasa lo elah! Fakta apaan sih?

Devano

Ntar kalo gue beneran nikah, bakal gue kasih tau sama lo pren.

Devano membanting ponselnya lalu mengambil buku warna hijau milik Deva. Dia melanjutkan aksi membacanya.

Aku tak tau kapan kita akan bertemu lagi. Bisa jadi saat kita bertemu kamu sudah punya istri :(.

Aku tidak ingin terlalu berharap denganmu karena jika berharap, sama saja menyakiti diriku sendiri. Maaf, ya, aku selalu menulis namamu. Andai kamu tau, namumu berdampingan dengan nama orang tuaku disetiap lantunan doa. Ku rasa ini akhir cerita.

Devano menutup buku itu. "Jika Allah memang berkehendak menyatukan kita, aku akan menghalalkanmu secepatnya, Deva," batinnya. Dia bangkit untuk berwudhu sebelum tidur. Dulu dia sangat malas tapi sekarang terasa sudah menjadi kebutuhannya, hal ini semakin membuatnya terus semangat untuk memperbaiki diri."

***

"Kamu serius, Nak, Deva anak Pak Dewantara itu? Yang rumuahnya deket sini?"

"Jadi bener rumahnya deket, sini?"

"Bunda nanya kok malah nanya balik."

Devano hanya bisa cengar-cengir tak berdosa.

"Papa udah kamu kasih tau?"

"Belum, Bun."

"Ya sudah, kasih tau sekarang biar nanti malam kita langsung otw."

"Hah? Otw kemana maksud, Bunda?"

"Ke rumah Deva-lah."

"Orangnya aja masih di rumah sakit."

"Kudet sih, tadi pagi, Alhamdulillah Deva udah kembali segar bugar."

"Dikatain kudet lagi sama Bunda sendiri. Apa gak terlalu cepat, Bun?"


Terima kasih atas vote dan komentar kalian. Kritik dan sarannya selalu ana tunggu😊. Kalo ada kesalahan penulisan dikasih tau aja ya.


Jangan lupa bersyukur hari ini😉.
Jangan lupa baca Al-Qur'an hari ini ya❤.

DEVANO 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang