Karena hari ini adalah hari bahagia ana😁. Khusus 2 part untuk kalian. Kuy vote, komenin panjang-panjang lebih bagus lagi hehe. Kritik dan sarannya jangan lupa ya😘.⚽
Devano
Besok pergi bareng ke pernikahan Adnan ya, aku jemput.
Deva
Iya Bang ojek.
Devano
Kok ojek?
Deva
Hehe maaf❤.
Devano tersenyum. Dia membayangkan jika Deva ada di hadapannya. Pasti imut sekali. Rasanya lama sekali menunggu 1 bulan.
Devano
Gak perlu.
Deva
Kok gitu? Kan aku salah.
Devano
Aku gak mau denger kamu minta maaf. Tidur gih, udah malem.
Deva
Kan udah dari tadi malemnya😂.
Devano
Iya maksudnya udah larut malam, ntar telat sholat subuhnya.
Deva
Aku lagi gak sholat. Kamu tu yang tidur😝.
Devano
Anu ya😅? Bareng biar adil. Selamat malam❤.
Devano meletakkan ponselnya. Rasanya bahagia sekali. Dia memang lelaki beruntung bisa mendapatkan Deva. Kali ini ia berusaha dan bertekad untuk tidak mengecewakan wanita itu lagi.
***
Devano terpana melihat istrinya begitu cantik dengan gamis berwarna hijau tosca, senada dengan jilbab syari yang terpasang indah.
"Ada yang salah?" tanya Deva karena dilihat dari atas sampai bawah oleh Devano.
"Ada."
"Apa?"
"Cantik."
Senyum malu-malu dengan wajah memerah menghiasi wajah Deva.
Devano membukakan pintu untuk sang bidadarinya.
"Warna rumah kita yang sekarang sama kayak baju kamu," ucap Devano membuka pembicaraan.
"Kenapa warna itu?"
"Kalo liat warna itu berasa liat kamu terus."
"Jangan gombal."
"Bener kok. Oh iya, Tifa ikut juga, kan?" tanya Devano.
"Katanya sih ikut."
"Syukurlah."
"Kenapa?"
"Aku takut dia gak bisa nerima kenyataan."
"Tifa gak mungkin berpikiran pendek gitu. Dia pasti akan ikhlas dan sabar walaupun itu sulit."
Suasana sangat ramai di acara pernikahan Adnan.
Tanpa diduga yang bersanding dengan Adnan adalah Rona. Ada yang lain dari wanita itu. Dulu setau Devano Rona adalah wanita yang seksi, sekarang jilbab sudah terpasang indah di kepala Rona. Memang tak peduli masa lalu jika ada keinginan untuk berubah. In Shaa Allah, dipermudah.
"Aku ke sana dulu, ya," bisik Deva.
"Ke mana?"
"Itu. Tifa kayak mau nangis."
Devano tersenyum lembut lalu mengangguk.
Deva sudah berada di samping Tifa. "Tif, kamu yang sabar, ya."
"Iya, Va." Mata Tifa sudah berkaca-kaca menyaksikan pernikahan Adnan. Rasanya tidak sanggup. Ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.
Deva mengusap-usap punggung Tifa mencoba menenangkan sahabatnya itu.
"Deva?"
Mata Deva sedikit melotot, "Odit?"
"Tifa pergi ke sini, gak? Dia diundang Adnan gak, ya?"
"Mau ngapain?" tanya Deva.
"Aku mau bilang sesuatu sama dia."
"Bilang apa?
"Aku tu dari sekolah dulu udah suka sama dia. Aku baru berani terang-terangan sekarang karna dulu kan masih sekolah belum bekerja, tapi Tifa masih jomblo, kan?"
"Tif, ada yang nyariin kamu tuh."
Tifa sudah mendengar itu semua. Perlahan dia mendongakkan kepalanya
Wajah Odit memerah menahan malu.
"Mau apa?" tanya Tifa dengan nada ketus.
"Ki-kirim alamat rumah kamu."
Satu alis Tifa terangkat, "Buat?"
"Halalin kamu."
Wajah Tifa bersemu merah sedangkan Deva tersenyum bahagia melihatnya.
"Odit, kamu ke sana aja deh jangan di sini dulu, kan belum halal," ucap Deva.
"Iya Ustadzah. Aku pinjem suamimu, ya."
"Eh!" kaget Deva.
"Jangan suudzon, aku normal kale, buat temen ngobrol, aku ke sini sendiri jadinya kek gini, nasib jomblo haha."
"Gapapa dong jomblo daripada mesra-mesraan sebelum waktunya. Iya gak, Va?"
Deva mengangguk, "betul."
Mereka pulang dari acara pernikahan Adnan. Deva turun dari mobil setelah Devano bukakan pintu.
"Seminggu lagi," bisik Devano.
"Aku inget kok."
Devano mengelus kepala Deva dengan sayang, "Aku pulang dulu, ya."
Jangan lupa bersyukur hari ini😉.
Jangan lupa baca Al-Qur'an hari ini ya❤.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVANO 2 [END]
SpiritualBelum direvisi. Rank #1 in Malu (28-03-2019) Rank #1 in Olahraga (06-04-2019) Rank #1 in Bola (15-04-2019) Rank #1 in Futsal (26-04-2019) Dipastikan sudah membaca cerita 'DEVANO' Aku akan terus berusaha meminta maaf, meskipun kamu selalu menghindar...