10. Korupsi

6.5K 563 6
                                    


"Besok mau dimasakin apa?"

"Apa aja deh, aku udah doyan banget sama masakan kamu."

"Tapi kemaren waktu aku masak sup, rasanya rada asin tapi kenapa kamu bilang enak?"

"Memang enak kok."

"Kamu boong biar aku seneng, kan?"

Devano tersenyum. "Itu jerih payahmu, aku harus menghargainya."

"Tapi seharusnya kamu bilang kalo kurang garam atau keasinan, biar aku bisa perbaiki dan belajar lagi. Aku gak bakal tersinggung kok kalo kamu bilang masakanku asin atau apalah itu."

"Iya, lain kali aku bilang, bawel."

"Aku gak bawel."

"Terus apa namanya?"

"Gak tau."

Lagi-lagi Devano hanya bisa terkekeh. Rasanya hidup ini kian berwarna setelah dia menikah dengan gadis yang dulu dikatainya cupu, namun sekarang gadis itu sangat memesona apalagi dengan jilbab syari dan gamis. Istrinya benar-benar cantik. Dia benar-benar kagum dengan wanita itu.

***

Pemandangan yang sangat miris, hanya tersisa sedikit karyawan di perusahaan ini.

"Wah, itu anaknya Pak Haris, ya? Asli ganteng banget," bisik-bisik karyawati.

"Iya ih. Itu siapanya?"

"Denger-denger sih istrinya."

"Ih sayang banget, kalo masih jomblo udah aku deketin tu."

"Idih, emang dianya mau sama kamu?"

"Jangan cemburu," bisik Devano.

"Gak kok, emang kamu ganteng, original!"

"Coba ulangin lagi."

"Gak mau,waktunya udah abis."

Devano dan Deva masuk ke salah satu ruangan.

"Pa."

"Kalian. Ayo duduk."

"Kenapa sampe bangkrut, Pa?"

Haris menghela napas berat. "Ada salah satu karyawan yang udah Papa kasih kepercayaan tapi dia malah korupsi, uang perusahaan dibawanya lari."

"Ck. Dikasih kepercayaan malah ngelunjak. Papa gak lapor polisi?"

"Udah kok, tapi kayaknya dia melarikan diri ke luar negeri."

"Palingan dia keluar negeri pake uang haram itu Pa. Orang dikasih kepercayaan, dinaikin jabatan, tapi gak tau malunya malah ngambil uang yang bukan hak dia."

"Iya Papa tau itu. Sekarang yang Papa pikirin gimana caranya biar perusahaan ini kembali normal."

"Mungkin kita bisa mulai dari awal lagi, Pa."

"Kamu yakin? Kamu mau bantu Papa?"

"Devano gak bisa bantu sepenuhnya tapi Papa tenang aja, Papa kan punya menantu cantik dan pinter. In Shaa Allah, Deva akan bantu Papa buat bangkitin Perusahaan ini lagi."

Haris tersenyum. Kerutan di dahinya tampak berkurang. "Kamu yakin mau ke Thailand? Kalian baru nikah loh, mana Papa udah pengen cucu lagi."

"Devano yakin Pa. Deva juga udah ngedukung, soal itu doain ya Pa Devano udah berusaha."

Pipi Deva memerah karena malu.

"Haha, kalian ini."

"Kita pulang dulu ya, Pa."

"Oh iya, Afif kangen sama kamu katanya, mampir dulu ke rumah."

"Devano ajakin Afif nginep di rumah aja ya, Pa, biar Papa sama Bunda bisa berduaan." Devano menaik-turunkan alisnya.

Jangan lupa betsyukur hari ini😉.
Jangan lupa baca Al-Qur'an hari ini ya❤.

DEVANO 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang