⚽"Arghhh! Dari dulu gue selalu bikin kacau, bikin Rona hamil dan sekarang Abi gak sempat liat gue nikah." Adnan menjambak rambutnya frustasi.
Ketiga wanita itu terkejut dengan pengakuan Adnan. Hati Uminya semakin bertambah pilu.
Dan, Tifa yang tadi tangisnya sudah reda sekarang terisak hebat. Dia sama sekali tidak tau masa lalu lelaki yang dikaguminya itu. Kenapa disaat perasaannya semakin besar malah mendapat kenyatan yang pahit, yang tidak bisa ia terima.
Deva yang tau kalau Tifa masih menyimpan rasa dengan Adnan hanya bisa memberikan pelukan kepada sahabatnya itu.
Umi Adnan bangkit dan menampar putranya. "Kenapa kamu tega melakukan itu kepada wanita, dimana rasa hormatmu? Apakah Umi sama Abi pernah ngajarin kamu begitu?"
"..."
"Adnan, jawab Umi!"
"Maafin Adnan, Mi. Itulah alasan kenapa Adnan sampai sekarang belum mau menikah, Adnan ngerasa gak pantes untuk mendapatkan wanita baik."
"Umi bener-bener kecewa sama kamu! Di mana wanita yang sudah kamu hamili itu?"
"Dia sudah menikah Mi."
"Lalu kamu mau jadi apa sekarang? Sikapmu aja gak menghormati wanita."
"Adnan nyesel udah ngelakuin itu, Mi, sebenarnya Adnan ada menyimpan perasaan dengan seseorang sejak lama, tapi Adnan merasa gak pantes untuk mendampinginya. Benar kata Umi, Adnan gak menghormati wanita, kata itulah yang membuat Adnan ragu untuk menikahinya. Adnan takut dia kecewa."
"Siapa dia?"
"Dia ada di sini, dia yang tadi menenangkan Umi, memeluk Umi."
Semua seakan tak percaya bahkan Devano saja tidak tau kalau Adnan menaruh rasa kepada Tifa. Ternyata sahabatnya itu dipenjara oleh masa lalunya sendiri.
Tifa semakin terisak dan mengeratkan pelukannya dengan Deva.
"Adnan tidak berharap banyak, Mi, yang penting Adnan udah jujur sama kalian semua, maaf kalo jujur ini melukai hati kalian terutama Umi."
Umi Adnan berjalan ke arah Tifa. Dia menggenggam tangan gadis itu. "Nak, apakah kamu mau menikah dengan Adnan?" tanyanya dengan binar mata penuh harap.
"Maaf," ucap Tifa bergetar. "Tifa butuh waktu untuk menjawabnya. Permisi," pamitnya.
***
"Aku kasian sama Tifa, pasti dia sangat sulit untuk membuat keputusan. Dia tu suka sama Adnan sejak SMA."
"Kamu serius, Va?"
"Iya, tapi aku nyuruh dia untuk tidak terlalu berharap, ternyata mereka saling mencintai dalam diam. Aku kasian sama Tifa disatu sisi aku juga gak tega liat Adnan."
"Kita serahkan aja semuanya sama Allah."
Deva tak bisa membendung air matanya. Dia membayangkan kalau dirinyalah yang ada diposisi Tifa, pasti sangat sulit dan menyakitkan.
Tangan Devano menyeka air mata Deva. "Jangan nangis. Tidurlah, pasti kamu lelah."
***
Sore yang begitu cerah. Terdengar ponsel Deva berbunyi.
"Assalamualaikum, Va."
"Waalaikumsalam, Tif, ada apa?"
"Aku mau minta tolong sama kamu, temenin aku ketemu Adnan, ya, aku mau ngasih jawaban sama dia."
"Kapan?"
"Nanti malam bisa, kan?"
"In Shaa Allah, tapi aku pergi sama Devano gapapa, kan?"
"Iya gapapa. Aku tutup telponnya, ya, Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
"Deva, aku latihan dulu, ya."
"Iya." Deva mencium punggung tangan Devano.
Makasih yang udah vote dan komen😘.
Jangan lupa tinggalkan jejaknya😊.
Jangan lupa bersyukur hari ini😉.
Jangan lupa baca Al-Qur'an hari ini ya❤.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVANO 2 [END]
SpiritualBelum direvisi. Rank #1 in Malu (28-03-2019) Rank #1 in Olahraga (06-04-2019) Rank #1 in Bola (15-04-2019) Rank #1 in Futsal (26-04-2019) Dipastikan sudah membaca cerita 'DEVANO' Aku akan terus berusaha meminta maaf, meskipun kamu selalu menghindar...