14. Parfum Wanita?

6.1K 498 20
                                    


Pagi ini Deva mengeluarkan pakaian Devano dari koper. "Apa hidung aku yang salah cium, ya?" Deva mencium lagi baju kaos hitam itu. "Kayak bau Parfum cewek. Apa dia ada nyembunyiin sesuatu dari aku, ya? Astaghfirullahaladzim, gak boleh suudzon gitu, Va." Dengan cepat dia membuang pikiran kotor itu. "Tapi ... Memang ada yang aneh sih sama dia, sejak pulang selalu cuek aja, aku ngasih tau ini itu tapi tanggapannya biasa aja," batinnya. Deretan pertanyaan berserakan di pikirannya.

"Aku mau keluar dulu."

Mendengar itu Deva sedikit kaget. "Kamu mau ke mana?"

"Kamu kok jadi curigaan banget sih, aku mau keluar doang."

Deva memejamkan matanya beberapa saat karena suara lelaki itu mulai meninggi. "Biasanya aku juga sering nanya gitu dan kamu jawab mau latihan atau ke perusahaan Papa, tapi kenapa kamu jadi sensitif gini?"

"Jangan banyak bicara!" Devano pergi meninggalkan Deva.

Deva sangat bingung dengan tingkah Devano yang berubah derastis. "Kok tambah aneh, ya? Apa karna aku biasanya gak banyak omong terus sekarang banyak omong, dia jadi gak nyaman?"

***

Devano tengah duduk di kafe seperti sedang menunggu seseorang.

"Hai, No."

Seorang gadis cantik dengan bodi wah melambai-lambai ke arah Devano.

"Maaf ya, lama." Gadis itu mendudukkan tubuhnya.

"Gak kok. Cepet banget balik ke sini?"

"Kamu gak suka aku balik cepet?"

"Bukan gitu."

"Aku kan pengen ketemu kamu, makanya cepet balik ke sini."

Suara adzan terdengar menggema di telinga Devano dan Cantika, bertepatan dengan suara notifikasi pesan masuk.

Deva

Jangan lupa sholat zuhurnya😊.

"Siapa?" tanya Cantika.

"Gak penting. Sekarang kita mau ke mana?"

"Ke mana aja deh, pokoknya aku kangen banget sama masa kecil kita."

Keduanya beranjak dari kursi dan berjalan bak sepasang kekasih.

"Kamu kapan main futsal?"

"Masih gak tau, belom ada jadwal."

Jangan lupa bersyukur hari ini😉.
Jangan lupa baca Al-Qur'an hari ini ya❤.

DEVANO 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang