17. Kecurigaan Orang

5.9K 479 20
                                    


"Nak, kok sendiri, Devano udah pulang, kan? Kemana dia, kok gak ikut?" tanya Haris.

"Deva gak tau Pa, tadi pagi dia udah pergi, mungkin mau latihan."

"Tapi biasanya dia latihan sore, kan?"

"Iya Pa, tapi semenjak pulang dari turnamen kemaren Devano jadi sering pergi pagi, pulang kalo Deva udah tidur."

"Ada apa dengan anak itu?"

"Papa gak usah mikirin itu ya, In Shaa Allah gak ada apa-apa kok."

"Tapi Papa ngerasa ada yang gak beres, Nak."

"Kenapa Papa sama Tifa curiga sama Devano bisa barengan gini, ya?" batin Deva.

"Papa tau banget Devano seperti apa."

"Em ... Pa." Deva meremas tangannya sendiri. "Jujur Deva belum kenal banget sama Devano. Deva mau nanya satu hal, apakah Devano tipe orang yang suka main sama cewek?"

"Yang Papa tau, dia hanya mau berteman dengan cewek yang udah dikenalnya lama, kalo sama cewek baru kenal dia biasa-biasa aja. Ada apa sebenarnya, kenapa kamu nanya gitu?"

"Gapapa, Deva cuman pengen nanya aja. Tadi Papa mau ngapain nyuruh Deva ke sini?" tanya Deva mengalihkan.

***

Tak sengaja Adnan dan Tifa bertemu di sebuah mal.

Tifa membuang muka seolah tak melihat lelaki yang dulu pernah disukainya itu.

"Hey," sapa Adnan.

"Waalaikumsalam."

"Maaf-maaf," ucap Adnan disertai senyum tipis. "Bisa bicara sebentar?"

"Di sini aja, aku gak mau kalo kita cuman berduaan."

Adnan menghela napasnya. "Kamu tau sesuatu soal Devano?"

"Pasti yang kamu maksud foto itu, ya?" tebak Tifa dengan semangatnya.

"Iya. Sebenarnya kita gak punya hak buat ikut campur tapi apa salahnya kalo cari tau. Kamu mau ikut?"

"Iya aku mau, soalnya aku juga penasaran banget."

Adnan tersenyum tipis saat melihat antusias Tifa.

"Kamu kenal sama cewek yang di foto itu?" tanya Tifa.

"Enggak."

"Kok bisa Devano mau foto sedekat itu? Dia kan bisa dibilang paling anti cewek dari kalian."

"Iya, dulu dia anti banget sama cewek apalagi yang ganjen dia paling risih, tapi ini beda, kayak ada sesuatu yang aku gak tau."

"Terus kita mau cari taunya gimana dong? Deva juga sama sekali gak berpikir macem-macem waktu tadi pagi aku tunjukin foto itu."

"Kamu udah liatin fotonya ke Deva?"

"Iya, Deva juga gak ada cerita, entah Devano berubah atau apa. Deva tu emang paling bisa nyembunyiin perasaannya."

"Ya udah, kamu lanjut aja belanjanya aku mau pulang dulu, Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." Tak bisa dipungkiri jantung Tifa berdetak di atas rata-rata. Dia hanya bisa melihat punggung kokoh itu perlahan tapi pasti menjauh darinya.

Segitu dulu ya:v
Mau ana up 2 part lagi? Makanya vote sama kasih komentarnya atuh😘.

Jangan lupa bersyukur hari ini😉.
Jangan lupa baca Al-Qur'an hari ini ya❤.

DEVANO 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang