Part 5

8.1K 538 2
                                    

Jangan lupa klik tombol bintang ☆ sebelum membaca  💖💙

Happy Reading ~

              __oOo__

Prily mempercepat langkahnya,ia ingin cepat pulang sekarang. Kenapa ia bisa sebodoh ini pergi sendiri. Harusnya dia sadar setiap langkahnya penuh intaian.

"Lari dari ketakutan buka memperbaiki keadaan."

Suara Ali mengintrupsi,membuat Prilly menarik nafasnya dalam.

Ia ingin menangis setiap bertemu Ali.
Rasa takut itu slalu muncul dalam benaknya.

"LEPAS!"hardik Prilly tanpa daya
saat tanpa sadar ia sudah diseret oleh pria itu.

"Semakin kamu takut maka disitu aku akan terus menghantui" Ujar Ali datar.

Hari ini Ali akan melakukan apa yg di
katakan Bagas. Memperlakukan Prilly dengan baik.

"LEPAS!"

"Pak Ali! Lepasin aku"

"Pak Ali!"

Prilly ingin berteriak kencang akan seretan Ali . Tapi entah kenapa rasa takutnya membuang itu semua.
.
.
Mereka memasuki sebuah restoran
sederhana dan itu membuat Prilly semakin takut.

Apa Ali  akan menjadikan dirinya sup?
Ah pikiran Prilly terlalu aneh.

"Duduk!"

Prilly duduk pada kursi yang Ali  sediakan, ia menatap sekeliling dan semuanya nampak biasa saja, tidak ada yang mencurigakan.

Jadi jika terjadi sesuatu Prilly bisa berteriak.
Makanan datang walaupun Prilly masih bingung kapan Ali memesan?

"Aku mau pulang"
Prilly berdiri namun Ali menarik tangannya untuk duduk kembali.

"Aku harus pulang pak Ali"

"Duduk Prilly!"ujar Ali  penuh penekanan.

"Tapi aku gak mau disini aku ngerasa pak al-"

"DUDUK PRILY!"sentak Ali membuat Prilly terdiam.

Beberapa pengunjung menatap mereka
dan itu membuat Prilly merasa risih.

Apa mereka belum pernah melihat
sepasang? Ah bukan sepasang tapi dua manusia beda jenis yang sedang makan bersama?

"Duduk"ujar Ali sekali lagi hingga Prilly menurutinya. Namun yang membuat Ali kesal orang orang masih menatap mereka.

Ali berdiri menatap orang orang yg tengah melihatnya.

Cup

Semuanya membulatkan matanya
tak terkeculi Prilly. Gadis itu juga kaget akan tindakan Ali yang mencium bibirnya tanpa izin.

Dan ini sudah kedua kalinya Ali melakukan hal gila itu.
.
.
"Argh!!" Ali mengacak rambutnya frustasi. Bingung sendiri akan tindakannya

Sejak ciuman pertamanya bersama Prilly di toilet sekolah, Ali malah seakan candu akan bibir gadis itu.
Dan ali sadar itu sebuah kesalahan besar.

"Kita pergi!"
ujar Ali datar dan kembali menyeret gadis itu.

"Pak Ali punya rencana apa? Atau pak Ali mau bunuh aku sekarang?"
Bisik Prilly pelan takut orang orang yg berada satu bus dengan mereka mendengar.

Sungguh Prilly sendiri tak tau kenapa
pertanyaan itu keluar dan sekarang ia merasa takut jika Ali akan membunuhnya.

"Lihat" Ali menunjuk pada seorang wanita yangg berdanda berlebihan
Dan Prilly mengikuti titah gurunya itu

Senyum iblis Ali tunjukkan dan dengan
santai Ali mengeluarkan pistol dari saku Jaketnya.

"Pak Ali mau ngapain?"

"Pak Ali jangan"bisik Prilly takut.

Ali mengarahkan pistol itu kearah
punggung wanita tadi. Dan dengan satu kali tarikan peluru itu
sudah menembus kulit korbannya.
Menembus kulit itu hingga darah mengucur bebas.

Neberapa orang panik karna wanita itu
berteriak dan kemudian lunglai

Ali tersenyum mendengar teriakan kesakitan

Rasanya ada kebahagian tersendiri dalam  jeritan itu.

Sementara Prily masih shok akan apa yang ia lihat, dadanya bergemuruh dan ia ingin kabur sekarang.

Dan sialnya kenapa pistol tadi tidak
bersuara?
Harusnya jika bersuara Ali pasti sudah
diamankan sekarang.

"Ayo turun"
Ali menarik Prily kelur dari bus itu
sedikit menyingkir pada orang orang yg
panik.

"Dia sudah mati"ujar Ali tanpa dosa
dan berjalan keluar.

***

Prilly langsung menutup mulutnya
saat matanya melihat beberapa bola mata di sebuah toples.
Apalagi bau ruangan ini begitu amis.
Ia ingin muntah demi apapun ruangan ini adalah ruangan terkutuk bagi Prily.

"Indah kan?"tanya Ali memperlihatkan
koleksi anehnya.

"Pak Ali aku mau pulang"
Prilly menangis ketakutan,kenapa Ali membawa Prily ke apartementnya?
Dan kenapa pula Prily harus ingin tahu
ruangan ini.

Saat ia tahu malah ruangan menjijikan.
setiap orang akan muntah melihatnya.

"Suatu saat kamu akan menjadi salah satu dari beberapa koleksi itu"
ucap Ali  kemudian membuka sebuah laci. Dan Prilly hanya bisa waspada melihat gerak gerik Ali.

"Jangan!"ujar Prilly pelan saat Ali  tersenyum dengan memegang sebuah pisau lipat kecil.

"Aku  jatuh cinta! Dan ini adalah sebuah kesalahan."

"Aku hanya tidak mau rasa ini makin dalam dan akan membuat aku tidak tega melukai kamu."

Prilly menelan ludah dengan paksa.
Perkataan Ali seakan panggilan maut
baginya.

"Benar kata Bagas! Jika aku tidak punya perasaan pasti aku sudah membunuh kamu sejak pertama. Tapi sayang aku malah jatuh dalam tatapan
kamu."

Ali semakin mendekat dan itu membuat Prilly benar benar takut.

"Aku akan akhiri semua ini,membunuh kamu! Membunuh perasaan aneh ini!
Dan membunuh setiap ketakutan yg aku rasakan sejak dulu."

"Dan harusnya kalo pak Ali suka
bukannya menghilangkan tapi
mempertahankan"
Ujar Prilly dengan keberanian yg ia
kumpulkan.

Ali diam mematung mendengarnya.
Namun ia segara menggeleng tak ingin gadis ini kembali menghipnotisnya.

.

.

.

Bersambung

Black Devil ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang