Part 13

7K 469 21
                                    

Jangan lupa klik tombol bintang ☆ sebelum membaca  💖💙

Happy Reading ~

         🍃🍁🍃🍁🍃

"Prilly lo jadi istri simpanan pak Ali ya?
Habisnya lo slalu sama pak Ali"

"Ih bukan kali sel mungkin Prilly sama pak Ali itu sepupu ya kan Prill?"

Prilly hanya menyengir dan tak tau harus menjawab apa.
Memang dia punya hubungan apa dengan Ali?
Oh iya hanya mantan korban tidak lebih.

"Jadi lo punya hubungan apa sama Guru sadis itu Prill?"

"Gue sama Pak Ali.. eum" Prilly menjilat bibir bawahnya yang kering.
Lantas menatap Seli dan Wina
Teman Sekelasnya yang mempunyai sifat Kepo.

"Pak Ali kan kaya dia Itu punya Apartement sama mobil mewah,
mungkin Prilly mau jadi wanita penggoda" ejekan dari Angel membuat Prilly menunduk seketika.

"Tuh dia nunduk! Udah pasti sifat penggoda itu" Tambah Mia mengompori membuat satu Kelas menatap kearah Prilly tak percaya.

"Serius?"

"Prill lo sejak kapan jadi begitu?"

"Dia Pacar saya dan dia bukan penggoda! Dan kenapa saya pilih Dia? Karna Dia lebih baik dari kalian yang kalau malam keluyuran jual badan" Ujar Ali yang datang tiba tiba dengan suara lantang namun dingin.

Hingga Kelas yang tadinya ramai seketika senyap.

"Kalau kalian iri itu bilang. Jangan bisanya cuma menghujat dan
memojokkan" Ujar Ali menatap tajam pada Angel. Hingga gadis itu menunduk pasi.

"Ayo Pulang"Ucap Ali lantas menarik lengan Prilly.

***



"Kembalikan Prilly" ujar Melia Menangis dihadapan Ali.

"Saya tidak akan membunuh Dia
tapi saya akan rawat Dia layaknya
Binatang."

"Jangan Li! Mama mohon kembalikan Prilly. Ali Mama tau kamu marah!
Tapi jangan Libatkan Prilly."

"Mama? Anda bukan mama saya"

"Li jangan sakitin Prilly" Melia menangis menatap anak tirinya yang dulu sangat Ia benci.

Melia tidak tau jika Ali yang  dulu penakut akan berubah seperti ini.

"Saya akan balas setiap tangis yang anda perbuat pada Aldo" Pekik Ali dengan mata memerah.

"Mama minta maaf Li! Tapi jangan Libatin anak mama,kalau kamu mau balas dendam lampiasin ke mama saja."

"Anda tidak perlu menangis karena saya tidak akan luluh. Anda juga tidak perduli dulu Aldo menangis kesakitan"
Ali berucap dengan dingin lantas
meneteskan air mata untuk pertama kalinya setelah sekian tahun.

Ali kembali menangis.

Ali rindu Aldo! Ali rindu adiknya itu.

Jika saja wanita sialan ini tidak membunuh Aldo, Ali tidak akan kesepian. Ali tidak akan menjadi seperti sekarang.

Ali melangkah pergi meninggalkan Melia yang masih menangis.

"Mama akan laporin kamu ke Polisi" Pekik Melia hingga langkah Ali terhenti. Lantas menoleh dan tersenyum miring pada Melia.

"Dan sebelum Polisi datang! Saya pastikan anak anda sudah tak bernyawa."

***

Ali mengacak rambutnya frustasi
mengingat obrolannya dengan Melia satu jam yang  lalu.

Ali benci wanita itu. Tapi Ali tidak bisa melukai Prilly.  Ali menyayangi Prilly dan Ali sadar akan rasa itu.

"Argghh!" Pekik Ali lantas memasuki Apartementnya dengan marah.

Dahi Ali mengernyit manakala tak terlihat Prilly Di ruang tengah.
Dengan panik Ali berlari ke kamarnya
dan Gadis itupun juga tak ada disana.

"Prill!"Pekik Ali dan  Gadis itu sama sekali tak menjawab.

"Prill Kamu dimana?"

"Prily kamu dikamar mandi?"Ujar Ali
namun saat ia membuka pintu bercorak coklat itu didalamnya kosong.

Prilly menghilang! dan tak biasanya gadis itu keluar sendirian.

Tadi Ali hanya pergi sebentar dan Ali juga mengunci Apartementnya.
Lalu mengapa gadis itu hilang?
Argh! Ali tidak mengerti kemana gadis itu sekarang.

"Ck!"Decak Ali lalu mengambil Ponsel menghubungi beberapa temannya untuk mencari gadis itu.

"Marko?" Gumam Ali saat menyadari siapa yang  pantas dia curigai



***


Brakkkk

Ali mendengus manakala mendobrak
ruangan milik Marko. Dan yang  terlihat Pria itu malah sedang
bersetubuh dengan seorang wanita.

"Shh ahhh Gila" Pekik Marko
lantas semakin ganas bermain disana

Ali yang tak sabaran menghampiri Marko dan menariknya secara paksa.

"Dimana Prilly?" Tanya Ali sedingin Es Kutub

Marko yang hampir mencapai klimaksnya tadi namun terhenti karena gangguan dari Ali menatapnya sebal.

"Lo gak bisa cari waktu yang  tepat! Gue hampir capai puncak" Desis Marko
lalu kembali menimpa perempuan berambut pirang tadi.

Saat Marko hendak memasukkan miliknya lagi, Ali kembali menariknya secara paksa.

"Dimana Prilly?"

"Argh Ali lo ganggu keparat!"
Marko berusaha menormalkan nafasnya yang terputus putus akibat permainan ranjangnya.

"Dimana Prilly?" Tanya Ali lagi.
Bahkan Ali tak perduli pada pemandangan dua manusia beda jenis yang sedang telanjang ini.

"Gue gak tau!"Sahut Marko kembali hendak menimpa wanitanya
tapi Ali segera menahannya lagi.

"Jangan Bohong!" Ujar Ali geram

"Gue gak Amakan nyulik kelemahan Lo itu selama Lo masih bekerja sama gue" Ujar Marko menahan amarahnya.

"Gue gak perduli yang jelas sekarang dimana Prilly?"

"Anjing Lo ya! Musuh Lo itu banyak
jangan tanyain ke gue aja" Ujar Marko
lantas kembali bermain dengan wanitanya.

Ali terdiam sesaat mengingat Levin
yang beberapa hari ini mencarinya.

"Levin?" Ujar Ali hingga Marko menghentikan permainanya sesaat.

"Nah coba tanya Dia" Sahut Marko
hingga Ali keluar dari ruangan panas bak neraka itu.

Sertt

"Anjing!" Pekik Marko saat Ali melemparinya pisau dan sialnya tepat mengenai bokongnya.








.
.
.




ToBeContinue —

Black Devil ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang