Jangan lupa klik tombol bintang ☆ sebelum membaca 💖💙Happy Reading ~
🍁
🍁
🍁
Ali melirik Prilly yang terus menatapnya dengan cengiran lugunya.
"Bisa liat kearah lain?"ucap Ali dingin
membuat Prilly kembali menoel lengannya."Pak Ali sejak kapan suka nangis?"ucap Prilly mengejek membuat Ali menghela nafas panjang.
Gadis ini benar benar berubah
dia menganggap Ali adalah teman
padahal awal pertemuan mereka dengan pembunuhan.Ali tak mengerti bagaimana bisa gadis ini berani padanya. Padahal dulu melihat Ali saja gadis itu sudah
menangis ketakutan."Emang siapa sih pak orang yang mau ambil aku?"tanya Prilly dengan tatapan bingung.
"Hantu"sahut Ali asal
"Pak ali takut hantu?"
Cup
Ali mengecup bibir tipis Prilly lembut
lantas sedikit menggigit kecil bibir
bawahnya.Ali terkekeh melihat wajah kaget Prilly
padahal ini bukan pertama kalinya Ali
mencium bibirnya. Tapi tetap saja gadis itu bersikap aneh."Ayo berangkat! Sekolah bukan punya kamu, jadi kalo telat hukuman pasti ada," ujar Ali lantas menarik gadis itu pelan.
Bagi Prilly Ali adalah malaikat bertopeng iblis,
Dibalik wajah iblisnya tersimpan kelembutan,
Dibalik amarahnya tersimpan kerapuhan,
Dan Prilly menyadari itu semua di diri Ali***
Seorang gadis yang sudah tak bernyawa terbaring kaku disebuah meja panjang, darah mengucur deras dari leher gadis itu.
Dan dengan santai seorang pria membelah dadanya lantas mengambil paksa jantungnya.
Bastian meringis saat bibir gadis itu
digunting lantas dibuang sembarangan.Disisi lain
Seorang pria tua tengah berteriak kesakitan, ketika gergaji kayu merobek perutnya hingga usus usus pria itu keluar dengan darah yang mengalir.
Markas Zayn penjual organ tubuh ilegal sama seperti Marko namun lebih dikenal oleh banyak mafia.
Ali hanya menatap dingin melihat itu semua, rasanya tangan Ali gatal melihat teriakan itu.
Ali ingin merasakan lagi bagaimana
mencongkel mata, memotong tubuh menjadi beberapa bagian.Tapi Ali sadar seseorang spesial
membenci kesukaan Ali yang ini
dan mau tidak mau Ali harus perlahan
meninggalkannya.Rey, Kevin dan Bagas
terus menatap kesekeliling arah
takut jika anak buah Zayn menyerang secara tiba tiba."Mau mencoba?" tawar Zayn
dengan pisau kecil yg diulurkan kedepan pada Ali."Gak!"
Rey mendelik dan kembali meminum wine didepannya
"Mau berdamai? Tapi lo tau kesalahan lo apa?" ujar Zayn lagi.
"Maaf!"
"Ali! Ali! Lo yakin lo bisa menjauh dari
pisau?"ujar Zayn terkekeh pelan"Tujuan gue minta maaf! Karna udah bunuh kakak lo bukan bahas hal lain," ucap Ali
Sungguh rasanya Ali kesal, Dia tidak akan mau mengucapkan kata maaf
jika bukan demi keselamatan Prilly.
Ali tak akan serendah ini pada Zayn.Srett
"Argh!" Ali menatap tajam kearah Zayn
saat pria itu melempar pisau kerahnya,
hingga mengenai daun telinga Ali
dan darah mengucur dari sana dengan luka sobekan yang jelas terlihat."Li!," pekik temannya namun Ali segera menahan agar mereka tetap diam saat tahu mereka akan menyerang balik Zayn.
"Jangan!" Ucap Ali tegas.
"Oke! Gue gak akan ngintai lo lagi
tapi dengan sebuah perjanjian," ujar Zayn tersenyum miring."Apa?"
"Gue akan hubungin lo kalo gue punya
musuh dan lo harus slalu ada saat gue hubungin lo,"Ali diam mendengar penuturan Zayn,
Ali ingin menjauh dari hidup gelapnya,
Ali ingin berusaha hidup normal,
Ali tidak ingin membunuh lagi
atau membuat luka sayatan yang ia rindukan,Tapi, jika Ali menolak penawaran Zayn
bukan tak mungkin Prilly akan dalam bahaya"jadi?" Tanya Zayn menaik turunkan alisnya dengan senyum meremehkan.
Bahkan Bastian yang melihatnya gatal
ingin merobek bibir sialan itu."Oke!"sahut Ali pelan membuat Kevin dan yang lain menatap tak percaya.
"Li? Serius?" ucap Rey kesal akan keputusan bodoh Ali.
"Gak papa!"
"Tapi lo kan-"
"Rey diam!"
Zayn terkekeh melihat wajah putus asa Ali, baginya ini adalah kemenangan yang ia tunggu. Membuat Seorang Devil seperti Ali tunduk dibawah kuasanya.
***
Bugh
Bugh
Bugh
"Ali udah!" ujar Bagas
berusaha mengendalikan amarah Ali
yang menghujami pukulan bertubi tubi pada satpam yang terlihat sudah tak berdaya."Gue udah bilang cuma gue yg boleh bawa Prilly! Kenapa lo biarin orang lain bawa dia!" pekik Ali frustasi.
Ali menyesal sudah mendatangi markas Zayn dan membuat dirinya menghabiskan waktu disana.
Harusnya Ali tidak membiarkan Prilly masih disekolah jika pada ahirnya Melia membawa gadis itu pergi.
"Maaf pak Ali! Saya pikir jika mamanya yang menjemput anda tidak akan marah," sahut satpam itu dengan ringisan menahan sakit di sekujur tubuhnya.
"Argh!! Bangsat!"
Lalu sekarang Ali harus apa?
Diam dan membiarkan gadis itu pergi
darinya.Tidak! Ali pasti akan merindukan gadis itu.
"Bawa dia keapartement! Dan lo Bastian,"ujar Ali menatap Bastian,
"Bunuh dia"tunjuk Ali pada satpam itu.
Bastian hanya mengangguk tak
yakin, lagian membantah Ali saat sedang marah sama dengan bunuh diri.Ali tak perduli dengan janjinya yang akan berhenti membunuh.
Jika bukan karna satpam bodoh ini
Ali tak akan kehilangan Prilly.Dan untuk kedua kalinya Ali akan kehilangan sosok yang ia sayang.
"Prilly harus balik!"gumam Ali pelan.
TBC
Thanks buat like and koment di part sebelumnya. 💖💙

KAMU SEDANG MEMBACA
Black Devil ( End )
Fanfiction18+ Silahkan follow aku ini dulu karna ada sebagian cerita yang di private. Hanya follower yang bisa membaca. Mengandung unsur sadis. Harap yang tidak suka jangan dibaca. Membunuh adalah pekerjaanya Membuat sayatan luka adalah hobinya Jer...