Jangan lupa klik tombol bintang ☆ sebelum membaca 💖💙
Happy Reading ~
*
*
*"Kalo saya bilang dia udah mati! Kamu akan balas saya?"ujar Ali dingin
membuat Prilly terdiam. Bahkan kosa kata Ali berubah pada Prilly."Mama mana?"tanya Prilly lagi
berusaha berani pada tatapan elang
didepannyaPrilly kenal Ali! Prilly tau sifat Ali
dan Prilly yakin Ali tak akan segegabah itu membunuh mamanya."Mama mana kak Ali!"pekik Prilly
saat Ali malah tersenyum miring.Prilly ketakutan sekarang! Melihat tatapan terluka dimata Ali.
Tatapan yang dulu hampir membuat Prilly mati."Dia udah mati,"ujar Ali seraya sedikit
terkekeh.Prilly membulatkan matanya lantas air
bening jatuh begitu saja dari sana.
Demi apapun Prilly membenci Ali sekarang!"Kak Ali bohong,"
"Kasih saya alasan buat saya bohong atas kematian dia?" ujar Ali seraya mendekati Prilly.
Mata Prilly memerah nafasnya pun memburu dia menatap Ali penuh amarah. Prilly sekarang benci Ali, bukan hanya sekedar ucapan
tapi membenci Ali! Sangat membecinya."Bilang mama dimana? Atau aku bunuh kak Ali!"pekik Prilly
seraya mengeluarkan senjata api dari saku roknya.Ali tertegun sesaat saat benda itu diarahkan padanya. Tangan Prilly gemetar namun tetap berusaha
berani."Aku tanya sekali lagi! Mama mana?"
Kevin dan yang lain hendak menghampiri Ali. Namun Ali tahan dengan gerakan tangannya.
"Saya bilang dia udah mati!"ujar Ali pelan lantas mengambil tangan Prilly
dan mengarahkan pistol itu padanya."Ayo bunuh saya? Kalo menurut kamu ini bisa buat kamu bahagia."
"Ali!"pekik Rey namun tak Ali perdulikan.
Prilly memundurkan langkahnya hingga Ali terkekeh. Lantas Ali mengikuti langkah Prilly
"Mama mana!"pertanyaan yang masih akan sama jawabannya Prilly lontarkan berulang kali karna masih tetap tak percaya akan jawaban Ali.
"Dia udah mati."
Prilly mengangkat Tangannya yang gemetar. Lantas senjata api itu benar benar ia arahkan pada Ali
Persetan dengan perasaanya pada Pria ini. Prilly kehilangan mamanya dan sekarang Ali juga harus hilang dari dunia ini.
"Ayo!"
"PRILLY!"
Baru saja Prilly ingin menarik pelatuk itu pekikan Melia dari arah kamar
mandi membuat Prilly menoleh."Mama!"
Gadis itu berlari kearah Melia lantas
memeluk wanita setengah baya itu dengan erat. Tangis pilu Prilly keluarkan dipelukan mamanya."Kamu dapat dari mana ini!"ujar Melia
seraya membuangan pistol yang Prilly pegang."Punya papa."
"Jangan pernah pegang benda kayak gitu! Itu bahaya sayang."ujar Melia lantas mengecup beberapa kali rambut Prilly.
Ali yang melihat hanya bisa mengalihkan pandangannya.
Rasanya Ali iri melihat pelukan itu,
andai mamanya masih ada! Mungkin Ali bisa dengan bebas memelukanya.Entah benar atau salah pilihan Ali
melepaskan Melia. Tapi rasa cinta Ali pada Prilly membuat Ali melakukan semuanya.Ali masih membenci Melia! Masih sangat membencinya. Karna setiap melihat Melia dia akan teringat kejahatan yang Melia lakukan hingga membuat Ali harus kehilangan semua orang yang disayanginya.
Tapi karnanya juga Ali menemukan gadis lugu dan polos yang membuat ali berubah dalam sekejap mata. Membuat hati Ali yang beku sedingin es menjadi cair. Membuat Ali jatuh cinta dan akan melakukan apapun demi kebahagiaan gadis itu.
"Kak Ali aku minta maaf!" ujar Prilly saat sadar Ali hanya diam saja sedari tadi.
Prilly mendekati Ali yang hanya menatapnya datar. Dengan jahil Prilly mengusap ingusnya pada kemeja Ali,
membuat Ali membulatkan matanya."Maaf udah mau bunuh kak Ali!"
"Sejak kapan minta maaf pake ingus?"tanya Ali membuat Prilly menyengir memperlihatkan sederet giginya.
"Sejak kenal kak Ali."
Ali terkekeh ringan seraya memeluk gadis itu. Pelukan yang selama ini Ali rindukan.
Harusnya Ali memang berdamai dengan masalalunya.
Harusnya Ali belajar menerima keadaan.Sekarang yang harus Ali pikirkan bagaimana menghadapi Marco .
Pria sialan itu tidak akan segampang itu memaafkan Ali.
Apalagi meloloskan korban yang harganya milyaran.***
Prilly berjalan mendahului Ali sesekali gadis itu tersenyum tak jelas membuat Ali menggeleng gelengkan kepalanya akan tingkah gadisnya.
Jangan tanyakan kenapa Prilly bahagia?
Karna kalian sudah pasti tau alasannya"Ini kita mau kemana?"tanya Prilly lantas menoleh ke arah Ali.”
Ali tersenyum manis seraya menunjuk
kearah sebrang jalan dimana Restaurant mewah berada disana."Mau makan?"
"Bukan,"
"Terus ngapain?"
"Nyangkul."
"Ih serius kak Ali!"
Ali terkekeh ringan sembari mengapit
tangan Prilly dan ia genggam dengan erat seakan jika Ali lepas gadis ini bisa
menghilang."Ayo nyebrang,"kata Ali pelan.
"Aku bisa nyebrang sendiri,"sahut Prilly
lantas melepas kaitan tangan mereka.Ali mengangguk pelan lantas membiarkan Prilly berjalan terlebih dahulu.
Namun betapa terkejutnya Ali saat Prilly baru setengah jalan menyebrang gadis itu malah mematung ditengah hingga banyak orang mengklaksonkan
kendaraanya.Ali berlari kearah Prilly lantas menarik gadis itu agar minggir.
"Mau bunuh diri!"ujar Ali dengan wajah khawatir.
"Aku baru kali ini nyebrang sendiri
biasanya pake mobil kalo nggak sama
mama."sahut Prilly dengan menunduk lesu.Ali menghela nafas panjang lantas
mengusap pucuk kepala Prilly. Gadis ini benar benar polos dan menggemaskan.
Bahkan rasanya Ali tak akan rela jika ada yang menyentuhnya."Tadi sok jago katanya bisa nyebrang sendiri,"cibir Ali.
"Emang jago," balas Prilly lantas berjalan begitu saja tanpa ingat kesalahannya tadi.
"Heh tunggu," pekik Ali.
Tbc.
Jangan lupa Baca story aku yang lain juga. 😊💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Devil ( End )
Fanfiction18+ Silahkan follow aku ini dulu karna ada sebagian cerita yang di private. Hanya follower yang bisa membaca. Mengandung unsur sadis. Harap yang tidak suka jangan dibaca. Membunuh adalah pekerjaanya Membuat sayatan luka adalah hobinya Jer...