Part 9

7.5K 516 19
                                    

Jangan lupa klik tombol bintang ☆ sebelum membaca  💖💙

Happy Reading ~
.
.
.

'Balik Ke Muerte! Atau Wanita Lo Cuma
Tinggal Nama'

Ali memijit Pangkal Hidungnya.
Menatap Sobekan Kertas Dengan jejak Tinta Hitam.
Sudah setangah Jam Ali Hanya Diam.
Memikirkan harus Kesana Untuk Menyelamatkan Prilly,  atau hanya diam disini.

Ali Takut terjadi Sesuatu Pada Prilly.
Walaupun Harusnya Perasaan takut Itu tidak Ada.
Bukankah Jika Marko membunuh Prilly, Itu Adalah Keberuntungan.
Ali tidak Perlu Mengotori Tangannya.

"Argh! Sialan!"Umpat Ali Lantas Memasuk Kamarnya.

*-*

Brakkk!

Marko Terkekeh Saat Ali Datang Langsung Menggebrak Mejanya.
Pria Itu Terlihat Begitu Marah,Tatapan
Elangnya Begitu Menusuk
Membuat Marko Sedikit Waspada.

Bisa saja Ali membunuh dengan cara
uniknya

"Mana Dia?"Tanya Ali Marah

"Duduk Dulu"

"Gue Bilang Mana Dia!!"

Marko Tertawa renyah melihat Ali yang kalang kabut. Sudah lama Marko tak melihat mesin pembunuhnya semarah ini.

"Mungkin masih hidup"jawab Marko

Kemudian menyodorkan Botol Wine pada Ali. Namun Secepat kilat Ali menepisnya.

"Jangan Main main!"

"Mana Dia Marko!"

"Pak Ali!"
Ali menoleh mendengar teriakan Prilly.

Wajah Ali memerah marah seketika apalagi melihat anak buah Marko memegangi kedua tangan Prilly.

"Lepasin Dia!"Intruksi Ali
namun Mereka hanya Tertawa

Syutt

Pisau itu Menancap pada Bola Mata Salah satu Dari Mereka.
Membuat Prilly Tak percaya akan
pemandangan Mengerikan Itu

"ALI!!"Pekik Marko Marah
Manakala Ali melempar pisau tepat
mengenai anak buahnya

"Lepasin Dia! Atau gue bikin Lo Bernasib
Sama kayak Anak Buah Lo!"Ancam Ali
namun tak membuat Marko takut

"Argh Pak Ali!"
Ali kembali menatap Prilly Saat gadis itu berteriak.

Mata Ali membelalak Manakala Salah satu anak buah Marko, Menggoreskan Pisaunya Pada Bahu Prilly.
Hingga Baju Prilly Robek Dan Darah Segar Mengucur Dari Sana.

Jlebb!

Benda Tajam menusuk Lengan Ali
Membuat Pria itu Menoleh.

"Bangsat!"Umpat Ali Pada Marko
lantas menarik paksa pisau itu
Dan Tersenyum Miring

Syut!

"Tepat Sasaran!"Ujar Ali
Saat Pisau Yg Ia Lempar tepat Mengenai Kelamin Marko.

Membuat Marko Langsung Ambruk
memegangi Selangkangannya.



_oOo_


Bugh
Bugh
Bugh

Perkelahian Tak bisa terelakkan.
Ali Terus menerjang tubuh anak buah Marko .
Bahkan Sekarang Mereka bertambah.
Ali tau harusnya dia tidak gegabah
Ini sama saja Bermain Petak Umpet Di
Kandang Buaya.

Srett

Ali mengusap lehernya yang terkena goresan pisau.
Luka Itu Menganga Namun Tak Membuat Ali Menyerah.

Apa lagi Melihat Prilly Yang terluka Serta Berderai Air mata.
Membuat Ali Menunjukkan Sifat Iblisnya.

"Pak Ali Tolong!"

"Pak Ali!"

"Lepasin"

Prily Terus mencoba melepaskan Dirinya, namun Nihil Kekuatannya tak berbanding dengan mereka.

Syut!

Kembali Ali mengarahkan pisaunya,
hingga tepat mengenai kuping salah satu dari mereka Hingga Terlihat Putus

"Argh!" Pekik Prilly
Saat Anak Buah Marko Mengarahkan Pisau Kearah Bola Matanya.

Jlebb!

Darah Segar Mengucur Deras Dari pipi pria yang memegangi Prilly.

Dan saat itu Pula Ali Langsung Menarik
Lengan Prilly.  Berlari Menjauh Dari nereka sialan Itu.

"Pak Ali Aku Takut!" lirih Prilly
membuat Ali semakin tak tega.

Baru Kali Ini Seorang Black Devil
merasa ikut sakit melihat luka Prilly

Ali benar benar tidak ingin Prilly terluka lagi.

"Ayo Kita Pergi"
Ali membuka kemeja hitamnya
memakaikan pada bahu Prilly yang Ter Ekspos.

Rasanya Ali begitu tak tega melihat Prilly yang menangis.
Bahkan lukanya sendiri Ali tak perduli.

Ali menatap mata coklat Prilly yg terus
menangis

"Jangan Takut!" ujar Ali

Mengecup bibir Prilly sekilas dan Selanjutnya Tubuh Mungil Prilly
Sudah Dalam Gendongan Ali.

*-*

Ali terus Mengumpat Tak Jelas Karna Kevin Belum Juga datang Ke Apartementnya.

Sungguh Jika Kevin Mengingkar Ali Akan Dengan Senang Hati Membunuhnya.

.
.
.

"Pak Ali Sakit!" Prilly terus menangis
membuat Ali semakin bingung.

"Bentar lagi kevin dateng"

"Tapi sakit pak!"

"Jangan nangis! Bentar lagi Kevin datang! Tahan ya"
ujar Ali Seraya Memencet sisi Hidung Prilly. Hingga caitan kental bening itu keluar.

Prilly terkesiap melihat apa yang Ali lakukan padanya. Bahkan papanya pun tidak pernah melakukan itu.

"Tahan ya sakitnya"ujar Ali lirih.

Sungguh Ali menyesal membawa Prilly dalam kehidupannya. Dan sekarang gadis itu juga harus ikut dalam setiap masalahnya.

"Pak Ali?"panggil Prilly
membuat Ali yang sibuk dengan ponselnya menoleh.

"Ada apa? Ada yang sakit lagi?"tanya Ali panik. Prilly menggeleng pelan walaupun rasanya begitu perih namun melihat wajah panik Ali membuat
Prilly kasihan.

"Eum Anu pak?"Prilly nampak berpikir
sejenak layaknya orang normal yang tidak sedang kesakitan.

"Ada Apa?"

"Malu ngomongnya pak!"
Ali menautkan alisnya kemudian mendekat.

"shh" Ali mendesis saat baru terasa nyeri dilengannya.

"Pak Ali gak papa?"tanya Prilly

"Iya! Kamu malu kenapa?"
kembali Prilly menunduk.

"Pril?"

"Celana dalem aku basah! Kayaknya tadi
pipis deh karna ketakutan"ujar Prilly dengan polos, membuat Ali terkekeh ditengah rasa sakitnya.

Ah Prilly jangan membuat Ali gemas. Nanti kamu diterkam Ali.









To Be continue

Black Devil ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang