Jangan lupa klik tombol bintang ☆ sebelum membaca 💖💙
Happy Reading ~
____oOo____
Ali melirik Prilly yang nampak sibuk mencari sesuatu di rak, yang entah apa itu Ali sendiri tak tau.
Gadis itu sampai mengerucutkan bibirnya dan kadang menghentakkan kakinya kesal.
"Mana sih pembalut biasanya"decak Prilly lantas kembali mencarinya
"Ini bukan?"Tanya Ali menyodorkan
bungkus berwarna merah muda."Arghh Pak Ali"Pekik Prilly
menutup kupingnya sambil meloncat
kegirangan.Membuat Ali melempar benda itu
dan memeluk Prilly lantas menutup
kupingnya juga."Pak Ali ngapain?"tanya Prilly mendongakkan wajahnya menatap Si Devil yang mulai aneh ini.
"Lindungi Kamu"Sahut Ali dan semakit erat memeluk Prilly.
Prilly menautkan alisnya bingung menatap Ali. Jika biasanya Ali yang selalu menautkan alisnya karena tingkah lugu dan aneh Prilly,
Maka sekarang posisi itu berganti.
Sifat itu membaur menjadi satu,
Ali bisa jadi Prilly dan begitupun sebaliknya.Mungkin karna kekuatan cinta? Ah mereka sendiri tak menyadari itu.
"Lindungi dari apa?"tanya Prilly lagi.
"Benda itu bisa meledak ya?"Ucap Ali
menunjuk pembalut yang Ia lempar
sembarang tadi."Enggak!"Sahut Prilly Polos.
Ali yang menyadari tingkah mereka di tonton orang langsung melepaskan pelukannya dengan Prilly dan menormalkan posisi mereka.
"Terus kenapa tadi teriak?"
"Kesenengan aja! Soalnya udah dicari gak ketemu temu! Eh malah Pak Ali yang nemu"Jawab Prilly lantas berjalan mengambil pembalut yang Ali lempar tadi.
Ali menggaruk kepala belakangnya,
Cukup malu akan tingkahnya sendiri.
Kenapa Dia bisa sebodoh itu?
Seorang Devil bisa berprilaku Konyol
haanya karna Seorang Prilly? Aneh memang.🍁🍁🍁🍁🍁
Syutt
"Sakit Pak! Saya Mohon Jangan bunuh Saya"
Syutt
Ali Kembali melempari seorang Pria yang di ikat depannya dengan Pisau.
Tak Perduli akan teriakan orang itu,
Ali seakan tuli pada tangisannya."Argh!"Kembali Ali melemparinya pisau.
Ali seakan bermain main dengan nyawa. Tapi Itulah Ali! membunuh adalah keahliannya."Lo gak mati mati uga?"Decak Ali
lantas mendekati Pria itu.
Mengambil pisau yang menancap dipipinya."Arghh!" Erang kesakitan Pria itu.
Sebenarnya Ali malas untuk melakukan ini. Tapi sekarang Ali kembali menjadi anak buah Marko.
Membunuh Dan Membunuh itulah pekerjaannya."Argh!"Teriak Pria itu manakala Ali menancapkan pisaunya tepat didada Pria itu.
Lantas menggeser pisaunya hingga
kebawah dan terlihatlah organ dalam dari Pria itu."Mati juga kan!"
Ali tersenyum miring namun keningnya langsung mengkerut
manakala mendengar suara isakanIsakan seorang gadis yang pelan.
Namun Ali bisa mendengarnya
dalam ruang gelap nan dingin itu."Kenapa kesini? Bukannya udah di bilang tunggu diluar"Ucap Ali panik
tatkala melihat Gadis itu adalah PrillyAli lantas mendekat memeluk Gadis itu erat.
"Pak Ali kenapa jahat?"ucap Prilly terisak
Ali mendengus mendengarnya.
Bukannya Ali memang jahat? Bahkan
pertemuan mereka di awali dengan darah."Pekerjaan"Sahut Ali sambil mengusap hidung Prilly yang terdapat lendir bening disana.
"Kenapa pekerjaannya jahat?"
"Kesukaan"
"Kenapa suka sama yang jahat?" Tanya Prilly lagi.
"Bisa gak usah bawel"
"Jawab Dmfulu Pak Ali"
Ali berdecak melihat gadis keras kepala ini.
Percayalah Ali hanya bisa luluh pada gadis ini."Karena....."
"Li...!"
Ali menoleh begitupun Prilly ketika
mendengar nama Ali dipanggil"Kenapa?"
"Dipanggil Marko"Jawab Kevano
nelirik kearah Prilly sinisAli menghembuskan nafasnya kasar
melepaskan Pelukannya pada Prilly.Ali Benci di perintah. Bisakah Ali hidup bebas tanpa suruhan lagi?
"Lo mutilasi Dia" tunjuk Ali pada Korbannya
"Ambil Mata Dan Ginjalnya"tambah Ali Lagi
"Kenapa Sama Hatinya?"tanya Kevano
"Dia Perokok! Gak Ada Harganya"****
Ali Menatap Marko dengan malas
lantas menarik Prilly mendekat kearahnya. Mendudukan gadis itu pada pangkuannya membuat Marko mendengus kesal akan tingkah Ali."Kemarin ngapain di tempat Levin?" Tanya Marko
"Ambil sabu perintah dari Lo" Sahut Ali santai sambil memainkan pisau ditangannya.
"Terus?"
"Ya Pulang" Ujar Ali kesal karena pertanyaan Marko yang membelit.
Harusnya langsung bilang saja kenapa Ali meledakkan tempat itu."Lo Hancurin Tempat Itu" Ujar Marko penuh penekanan
"Kalo tau kenapa nanya"
"Alasan lo hancurin tempat itu apa?" Tanya Marko lantas menghisap putung rokok ditangannya.
"Tempatnya kotor!"
Marko memutar bola matanya malas akan jawaban Ali.
Terlalu pusing berbicara pada Black Devil yang susah di jinakkan dan semaunya sendiri ini."Cuma mau ngingetin! Levin ngincer Lo! dan gue gak akan ikut campur atas musuh baru itu" Ucap Marko setelah diam beberapa saat.
"Uh takut" Ucap Ali lantas tersenyum miring
"Gue gak main main! Tapi kalo dia nanti datengin gue..."
Marko berhenti sejenak menatap Prilly dan tersenyum.Hingga wajah Ali berubah masam
menarik gadis itu pada pelukannya.
Entah berapa kali dalam sehari Ali memeluk Prilly. Tapi itu hanya naluri hatinya."Gue akan dengan enteng bocorin apa
kelemahan lo" Bisik Marko sepelan mungkin."Jangan pernah sangkut pautin Prilly sama masalah ini" Pekik Ali marah
hingga Marko tertawa kecil."Kita lihat nanti"
"Dan sampai dia terluka? Gue pastiin juga Lo bakal tau panasnya neraka" Ujar Ali berdiri menarik Prilly keluar dari sana.
.
.
.To Be Continue.

KAMU SEDANG MEMBACA
Black Devil ( End )
Fanfiction18+ Silahkan follow aku ini dulu karna ada sebagian cerita yang di private. Hanya follower yang bisa membaca. Mengandung unsur sadis. Harap yang tidak suka jangan dibaca. Membunuh adalah pekerjaanya Membuat sayatan luka adalah hobinya Jer...