Jangan lupa klik tombol bintang ☆ sebelum membaca 💖💙
Happy Reading ~
.
.
.
.Tangisan pilu memenuhi sebuah ruangan rumah sakit, isakan itu membuat siapapun miris mendengarnya.
Prilly menangis histeris dan Melia pun sama saat melihat satu jasad yang mereka yakini adalah Ali.
Melia memang dulu pernah membenci Ali tapi seiring waktu benci itu menghilang.
Dan kali ini ia benar benar merasa
kehilangan Ali, anaknya. Walaupun bukan lahir dari rahimnya."Kenapa kalian biarin kak Ali sendirian? Kenapa gak bantu kak Ali? Kalian teman macam apa sih!" Pekik Prilly menatap keempat pria yang hanya bisa diam menunduk sedih.
Ia mereka salah! Harusnya mereka
memantau Ali. Bukan membiarkan Ali melakukan itu semua sendiri.Prilly kembali menatap jasad didepannya wajahnya sudah tak terkenali karna luka bakar.
Tapi kata Bagas itu jasad Ali karna ada gelang rantai kecil yang masih Ali kenakan.
"Kak Ali gak mau macarin aku? Aku udah 18 tahun kak! Kak Ali bilang mau nikahin Aku kalau Prilly udah dewasa!Kita juga beda mama beda papa jadi kita boleh pacaran dan menikah kata mama." Ucap Prilly sendu.
Prilly hancur kali ini, Ia terlambat menyadari perasaan aneh di hatinya.
Perasaan memuncak bahagia saat bertemu Ali.Prilly benci takdir yang membiarkan Ali pergi. Membiarkan iblis pelindungnya mati.
"Kak Ali, aku sayang kak Ali! Aku minta maaf udah ninggalin kak Ali." Bisik Prilly lembut pada tubuh yang sudah kaku tak bernyawa itu.
"Ali ngelakuin ini demi lo Prill! senggaknya lo bakal aman dari incaran
Marco." Kata Bastian membuat Prilly menatapnya sinis."Terus kalo aku aman dari Marco tapi kak Ali gak ada aku bakal bahagia gitu? Aku makin ketakuan." Ucap Prilly.
Air matanya menetes seakan tak mau
berhenti.Prilly rindu tatapan iblis tapi hangat itu.
Prilly rindu sifat kejam Ali namun lembut didepannya.
Prilly rindu Alinya! Sangat rindu.
"Besok jasad kita Autopsi!" Ujar Kevin
yang sedari tadi hanya diam.Ia merasa sedih dan kehilangan juga. Ali seakan rumah kedua untuk Kevin.
Walaupun Ali terlihat tak bersahabat
tapi dia adalah manusia yang paling
mengutamakan temannya."Lo pulang ya Prill? Udah malem." Ucap Kevin lagi.
"Aku mau pulang ke apartementnya kak Ali."
.
.
.Prilly menarik nafas panjang mencium aroma tubuh Ali yang begitu dominan di apartemennya.
Kembali air matanya jatuh saat melihat sebuah sofa, dimana untuk pertama kalinya Prilly melihat Ali mengomel
karna luka kecil di jari Prilly.Prilly terkekeh saat mengingat masa itu, si iblis bisa berubah cerewet hanya karna gadis polos seperti Prilly.
"Kita pulang ya Prill." Ujar Bagas
membuat Prilly menatap keempat pria itu.Mereka berempat memang mengantar Prilly ke apartemen Ali seperti yang gadis ini inginkan. Sedangkan Melia mamanya Prilly sudah di antar duluan pulang ke rumahnya.
"Aku mau nginep disini! kalau kalian mau pulang, pulang aja aku bakal tidur di sini."
"Prill! Di sini tuh gak ada siapa siapa, kalau ada apa apa sama kamu siapa yang bakal nolong?" Kevin mencoba kasih pengertian pada Prilly. Bagaimana pun gadis ini adalah pujaan hati Ali, gadis yang dicintai Ali jadi mereka harus tetap menjaga Prilly meskipun Ali sudah meninggal.
Brakk
"Anjir!"
END.
Jangan lupa baca story baru yang udah aku publish ya. Langsung cuss cek work aku. ❤🌺
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Devil ( End )
Fanfiction18+ Silahkan follow aku ini dulu karna ada sebagian cerita yang di private. Hanya follower yang bisa membaca. Mengandung unsur sadis. Harap yang tidak suka jangan dibaca. Membunuh adalah pekerjaanya Membuat sayatan luka adalah hobinya Jer...