Jangan lupa klik tombol bintang ☆ sebelum membaca 💖💙Happy Reading ~
***
Beberapa pria dengan tubuh kekar
mengelilingi seorang wanita yang ketakutan. Wanita itu menjerit namun nihil, tak ada pertolongan untuknya.Ali yang dari kejauhan melihatnya hanya diam, Wanita itu yang sudah membuat hidup Ali hancur.
Lalu untuk apa Ali menolongnya?
Ali benci wanita itu! Sangat benci!
Jadi biarkan Ali melihat bagaimana
wanita itu ketakutan dan berakhir kematian"Tolong!" Wanita yang tak lain adalah Melia, Mama Prilly. Berteriak meminta tolong. Mamanya Prilly kembali berteriak manakala ujung celurit diarahkan ke perutnya.
"Disini sepi bego! Mau lo teriak sampe bibir sobek juga gak ngaruh!
Jadi mending serahin semua harta lo," Pekik salah satu preman itu.lantas menarik paksa kalung yang Melia pakai."Tolong!" Melia kembali menjerit
berusaha berlari kearah mobilnya
namun dirinya segera ditahan."Lepasin!"
"Tolong! Tolong saya!" Melia berteriak
kembali membuat salah satu dari mereka menamparnya hingga darah segar mengalir dari sudut bibir Melia.Ali menarik nafas panjang lantas mulai melangkah mendekat.
Ali memang sangat membenci wanita itu, tapi Ali lebih benci tetesan air mata yang akan jatuh dari mata Prilly,
jika gadis itu tau mamanya terluka.
Ali tidak ingin gadis itu bersedih
yang Ali ingin gadis itu selalu tersenyum padanya"Kalo mau ngebegal itu lihat dulu siapa
orang yang dibegal atau mau hidup kalian berakhir dimesin mutilasi?" Pekik Ali hingga semuanya menoleh,Melia tersenyum melihat kedatangan Ali, walaupun pria itu tak sedikitpun
menatapnya."Maaf!"ujar ketua preman itu
lantas memberi intruksi pada anak buahnya agar melepaskan MeliaSiapapun akan tau siapa Ali, pembunuh berdarah dingin.
Dengan kemampuan membidiknya yang mematikan belum lagi bagaimana lihainya Ali bermain dengan pisaunya.Ali menatap mereka dingin namun
mengintimidasi membuat semua preman itu mundur beberapa langkah."Saya minta maaf! Saya tidak tau jika wanita ini ada hubungan dengan anda"
Ali menghela nafas sebentar
mendengar ucapan preman itu.
Setelah kepergian preman preman itu
Ali mulai melangkah pergi tanpa menatap Melia." Ali mama minta maaf," ucap Melia
hingga langkah Ali terhenti,"Mama minta maaf Li! Tapi mama mohon balikin Prilly! Mama rindu dia Li."
Ali menoleh dengan nafas tercekat
matanya memerah nanar menhan marah"ANDA PIKIR SAYA TIDAK RINDU ADIK SAYA? IYA?"
"Saya rindu dia! Bahkan lebih dari anda rindu anak anda," Pekik ali
dengan mata berkaca kaca. Ali rindu Aldo! Sangat rindu."Tapi Prilly butuh mama Li! Mama mohon.balikin Prilly Li! Mama mohon,"
"APA ANDA BISA BALIKIN ALDO KE SAYA?" Pekik Ali marah dengan setetes air mata yang jatuh. Sekejam apapun Ali tetap saja dia memiliki sisi rapuh, dan Ali menunjukkan sisi rapuhnya sekarang.
"Saya rindu adik saya! Tapi anda yang
membuat semuanya hancur""Maaf li maaf!"
Ali menatap jengah pada Melia yang menangis."Jangan pernah minta Prilly untuk saya
kembalikan! Sebelum anda kembalikan Aldo kesaya"ucap Ali lirih lantas berlalu meninggalkan Melia yang menangis menjerit.***
Bukk
Prilly membulatkan matanya manakala saat ia membuka pintu Ali langsung memeluknya.
"Pak Ali kenapa?"Tanya Prilly bingung.
"Dia mau ambil kamu Prill! Dia mau jauhin kita," Racau Ali lantas menenggelamkan wajahnya dilekukan leher Prilly.
.
"Aku benci dia Prill! Dia ngehancurin
semuanya!""Pak Ali kenapa?"Tanya Prilly lagi
lantas dengan keberanian yang sedkit
ia menarik wajah Ali agar menatapnya."Pak Ali nangis?"Ujar Prilly tak percaya
melihat mata sembab pria itu."Jangan pergi Prilll-! Tetap disini"
Prilly menggaruk belakang kepalanya
rasa bingung melanda pikirannyaPrilly tak mengerti dengan apa yang Ali
ucapkan, memangnya Prilly mau kemana?"Dia yang ngebunuh Aldo Prill! Dan sekarang dia mau ambil kamu"
"siapa?"
"Dia jahat Prill! Aku benci dia" Ali menangis dihadapan Prilly,
Membuat gadis itu bingung seketika
Ali yang kejam bisa semenyedihkan ini
bahkan hanya karna takut kehilangan Prilly."Pak Ali!"
Ali menarik wajah Prilly mengecup lembut bibir tipis gadis itu.
Setidaknya dengan memagut candu
kesukaannya rasa takut Ali mereda.Gadis ini adalah pengobat dari semua rasa lelah Ali. Pengobat mujarab dari ketakutan Ali .
"Jangan pergi Prill, jangan pergi!"
"Iya aku gak akan pergi" Sahut Prilly
membuat Ali tersenyum lantas langsung memeluknya lebih erat.Sekarang Ali tak perduli lagi akan musuhnya, tak perduli berapa banyak orang membencinya.
Yang Ali perdulikan adalah Prilly tetap
bersamanya selamanya tanpa ada orang yg berniat menjauhkan mereka."Pak Ali mau cerita?" Tanya Prilly
membuat Ali menautkan alisnya."Cerita apa?"
"Kenapa kok nangis?"
"Apasih"
"Cie cengeng"
"Gak"
TBC
Like 400 baru di next 😊👌💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Devil ( End )
Fanfiction18+ Silahkan follow aku ini dulu karna ada sebagian cerita yang di private. Hanya follower yang bisa membaca. Mengandung unsur sadis. Harap yang tidak suka jangan dibaca. Membunuh adalah pekerjaanya Membuat sayatan luka adalah hobinya Jer...