Part 8

7.6K 516 16
                                    

Jangan lupa klik tombol bintang ☆ sebelum membaca  💖💙

Happy Reading ~
.
.
.

Ali melirik Prilly yg duduk di sofa sambil meniup niup jarinya.
Entah apa yg dilakukan Prilly,
tapi yang jelas itu membuat Ali jengkel.

Hampir dua hari Prilly berada di apartementnya, membuat Ali dengan terpaksa menelfon orang tua Prilly.

Dan yg membuat Ali semakin marah
karna untuk pertama kalinya setelah sekian tahun, Ali kembali mendengar suara seorang wanita yang membuat Ali menjadi seperti sekarang.

"Lihat?" Ujar Ali, hendak menarik tangan Prilly. Namun secepat kilat gadis itu menyembunyikan tangannya
di balik punggung.
.
"Lihat!" Ujar Ali lagi, namun sama sekali Prilly tak menggubrisnya.

"Ih gak papa!" pekik Prilly
ketika Ali menarik tangannya secara paksa.

Ali menautkan alisnya saat melihat luka di jari telunjuk Prilly.
Tidak terlalu besar lukanya namun darahnya selalu keluar.

"Ceroboh!" Umpat Ali lantas berlalu
mengambil kotak P3K.

"Kenapa bisa luka?"tanya Ali
sambil meneteskan obat merah pada luka  di Jari Prilly.

"Kena pisau tadi pas motong wortel" Jelas Prilly seadanya.

"Siapa yang nyuruh masak? Perasaan aku gak nyuruh!" hardik Ali kesal.
Prilly tidak tau saja jika diam diam Ali sedikit panik setiap gadis ini terluka.

Memang awalnya Ali membenci gadis ini. Tapi sepertinya Ali harus berpikir dua kali untuk membunuhnya.

"Emang pak Ali gak nyuruh!"

"Terus?"

"Ih pak Ali kepo ya" Gemas Prilly
karna untuk pertama kalinya mereka mengobrol dengan pembicaraan yang lebih dari satu.

Ali menatap Prilly tajam membuat nyali gadis itu menciut.
Entah apa yg ada dalam pikiran Prilly
tapi gadis ini tidak ada takut takutnya sama sekali pada Ali.

"Terus?"tanya Ali lagi
setelah beberapa menit saling diam
karna Ali fokus mengobati lukanya Prilly.

"Apanya?"
.
"Ck!"
Ali berdecak kesal akan Otak Prilly.
Otak gadis itu sepertinya rusak jadi tidak terlalu berfungsi.

Cup

"Ih Pak Ali!!" pekik Prilly
saat Ali mengecup bibirnya secara tiba tiba

Ali terkekeh pelan mendengar pekikan kesal yang berasal dari gadis itu.

Ah, setelah sekian lama akhirnya Ali
mengeluarkan tawa tulusnya
walaupun dalam jangka waktu dan keadaan yang sedikit.




___oOo___

Bau anyir dari darah segar membuat
seorang Devil seperti Ali tersenyum puas. Setelah beberapa hari Ali menahan nafsunya untuk tidak membunuh orang, akhirnya sekarang dia bisa melakukan hobinya itu.

Namun tetap saja pada akhirnya ada korban yang terluka.

Ali menarik nafas kasar kemudian
mendekati korbannya.
Seorang satpam sekolah yang tadi pagi Ali lihat tengah menerima sogokan dari seorang siswa yang mau bolos.

"Hidup lo itu gak guna! Baru jadi satpam udah korupsi gimana kalo jadi orang besar" Ujar Ali seperti berbicara sendiri karna satpam itu telah tewas sejak tadi.

Serk

Ali menguliti wajah satpam itu membuat daging merahnya terlihat.
Memutilasi tubuh korbannya adalah bagian favorit Ali. Jadi jangan heran jika korbannya tak bisa dikenali.

"Lo punya otak tapi gak dipake! Sia sia ini otak kalo jadi milik lo" kata Ali
lantas menggoreskan pisaunya pada kepala satpam itu dan membuat luka menganga disana.

Siapapun jika berada di dekat Ali malam ini sudah pasti berlari ketakutan.

Sisi devilnya sudah keluar dan bukan tidak mungkin siapapun akan menjadi korbannya.

"Selamat jalan!"
Setelah mengantongi bola mata dari satpam itu, Ali lantas membakar jasadnya. Ini adalah salah satu cara Ali
untuk menghilangkan jejaknya.

*****

"Tadi ada orang kesini nyari pak Ali!" Ujar Prilly, namun kemudian memundurkan tubuhnya setelah sadar ada bau tak sedap dari tubuh Ali.

Hazel coklat itu membulat setelah melihat kemeja putih milik Ali
di penuhi percikan darah.

"Tolong mundur!" pekik Prilly
sambil menodongkan gunting kecil
diantara tubuh mereka.

Ali bingung seketika. Apa karna terlalu
sering bersama Ali ,Prilly jadi ikut suka memainkan benda tajam.

"Siapa yang nyari?"tanya Ali
dan tidak menggubris ucapan Prilly
yang menyuruhnya mundur.

Hingga Prilly lah yang semakin memundurkan tubuhnya.

Melihat wajah ketakutan Prilly membuat Ali  mempunyai
akal lain untuk membalas setiap dendamnya.

"Cowok! Matanya biru pake jas bagus
banget"

Ali menghela nafas panjang
pasti marko yang di maksud oleh Prilly.

"Dia ngapain?"tanya Ali lagi

"Katanya bilang ke pak Ali kalo dia kesini dan abis itu dia senyum senyum natap aku terus pulang!"

"Kayak orang gila ya pak?"tutur Prilly
hingga Ali terkekeh mendengar kalimat
kedua dari gadis itu.

Oke untuk kedua kalinya Ali terkekeh karna gadis ini. Entah sihir apa yg diselipkan dari suara Prilly
yang jelas itu slalu terdengar lucu di telinga Ali.

"Lain kali jangan buka pintu kalo bukan aku"

"Emang bisa tau kalo itu pak Ali atau bukan dari mana?
Pak Ali kalo ketok pintu pake lagu kayak didongeng timun mas ya?"tanya Prilly  memiringkan kepalanya dengan polos.

Oh damn it!
Gadis ini kenapa seakan slalu menggoda Ali .

"lihat"
.
"Iihhh!"jerit Prilly dan langsung membekap mulutnya.
Rasa mual seketika melanda perutnya,
Manakala Ali memperlihatkan bola mata yang di penuhi lumuran darah.

"Pak Ali itu apa?"

"Mata!"

"Mata siapa?"

"Pak Tatung satpam sekolah kamu!"

"Hah!"

Prilly menggeleng dan berlari ke kamar
mandi. Demi apapun Prilly mual melihatnya.









To Be Continue.

Black Devil ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang