Part 19

6.7K 544 37
                                    

Jangan lupa klik tombol bintang ☆ sebelum membaca  💖💙

Happy Reading ~

*
*
*

Seorang perempuan dengan seragam staff apartement yang masih melekat ditubuhnya terus menjerit kesakitan didepan Ali. Namun Ali hanya tersenyum menanggapinya.

"Aaa! sakit!" Teriaknya saat gunting rumput mengenai telinganya hingga putus.

"Gue gak perduli," sahut Ali tersenyum miring.

Bibir wanita itu telah dipotong hingga deretan giginya terlihat merah karena darah terus mengucur.

"Lo adalah alasan kenapa gue bakar semua hal kesayangan gue!
Dan sekarang gue akan mulai
mengumpulkan hal itu dan itu dimulai dari diri lo," ujar Ali dengan menatapnya tajam.

Ali benci seluruh wanita didunia ini
Ali ingin memusnahkan seluruh wanita didunia ini kecuali Prilly! Karena Ali hanya akan menjaganya.

"Arggh!!"teriakan terakhir
dari wanita itu menggema diruangan gelap apartement Ali.

Saat Ali berusaha mendesakkan besi runcing kerongga perut wanita itu,
Mata wanita itu melotot manakala
besi itu berhasil mengobrak abrik isi
perutnya.

"Jangan pernah bermasalah sama gue!"ujar Ali ketus.

Lantas dengan tanpa rasa kasihan
Ali menancapkan pisau tepat dibola matanya.

Ali akan terus menjadi Devil didepan orang lain. Tapi Ali bisa berubah menjadi Angel didepan Prilly.

Mungkin takdir memang mengaturnya
begitu, Sehingga hanya Prilly yang bisa mengetahui sifat lembut Ali.

***

Ali Menarik Prilly dalam Pelukannya.
Lantas mengusap lembut rambut gadis itu. Sepertinya memang Ali harus berada didekat Prilly.
Buktinya mereka hanya berpisah tiga jam,tapi rasa rindu dibenak Ali sudah tak bisa ditahan.

Ali benar benar tak mengerti, sihir apa yang ada didalam diri Prilly hingga membuat Ali yang begitu dingin
bisa bersikap lembut dan hangat didepannya.

"Pak Ali Kenapa suka ngebunuh?"tanya Prilly membuat Ali menatapnya.

"Karena suka. "

"Kalo aku minta pak Ali jangan ngebunuh orang lagi pak Ali mau?" Ali diam lantas mengecup lembut bibir gadis itu.

Membuat Prilly tertegun dan langsung menunduk malu.
Sialan! Padahal ini bukan kali pertama Ali menciumnya tapi tetap saja Prilly selalu malu.

"Gak akan. "

"Kenapa?"

"Karna membunuh cara melindungi diri dan membunuh cara melindungi kamu."

Prilly menautkan alisnya bingung
medengar ucapan dari Ali.

"Gak ngerti."

"Masih bocah," ketus Ali.

"Pak Ali juga!"jawab Prilly
hingga Ali menatapnya intens.

Lihat! Gadis itu seakan lupa jika Ali hampir membunuhnya bahkan dengan tanpa takutnya dia melawan Ali.

"Juga apa?"

"Pak Ali juga bocah!"

"Maksudnya?"

"Aku disini tidur dikamar pojok itu
kata kak Andra itu kamar pak Ali dulu."

"Lalu?"

"Disana banyak gambar sinchan
berarti pak Ali juga bocah."

Ali menggigit bibir bawahnya menatap gadis itu tanpa jeda.
Prilly gadis pertama yang membuat Ali mati kutu, dengan sialannya gadis itu membuka aib Ali.

"Itu dulu. "

"Tapikan tetep aja bocah."

Brakkk

Pintu terbuka lebar menampakkan sosok Bimo yang terengah engah mengatur nafasnya.

"Ada Apa?"tanya Ali lantas berdiri.

"Zayn didepan! Lo cepat bawa gadis
ini bersembunyi sebelum dia tau apa yang bisa membuat lo lemah."

Zayn? Ah Ali ingat pria itu yang pernah Ali hilangkan mata sebelah kirinya.

"Cepat Ali!" Pekik Bimo
membuat Ali langsung menarik tangan Prilly.

**

Prilly menatap Ali yang terus menariknya memasuki ruangan yang begitu gelap lantas Ali memeluk dirinya erat.

"Kamu tunggu disini! Aku mau bantu
Bimo," jelas Ali namun dahinya mengernyit manakala melihat Prilly yang nampak kelelahan.

"Pak Ali?"ujar Prilly lirih
membuat Ali menatapnya panik.

"Kenapa?"

"Aku phobia gelap!"jawab Prilly
dengan nafas yang mulai terdengar engah.

Ali meraba sakunya dan sialnya
ponselnya tidak ada disana.

Ali mengacak rambutnya frustasi
melihat Prilly yang terus memegang dadanya.

Tapi jika mereka keluar bukan tidak
mungkin Zayn akan melukai Prilly
dan Ali tidak akan merelakan gadis itu
terluka.

"Aku sesak nafas," lirihan dari Prilly
membuat Ali dengan terpaksa menarik
wajah gadis itu.

Ali menarik nafas panjang dan menyatukan bibir mereka lantas dengan cepat Ali menghembuskan
nafasnya pada Prilly.

Ali terus melakukan itu beberapa kali
sampai ahirnya Prilly mulai terlihat tenang.

"Jangan takut biar gak sesak nafas," ucap Ali namun Prilly hanya diam dan memeluk Ali.

"Pak Ali kita keluar aja."

"Bahaya."

"Tapi disini gelap pak!"

Ali semakin erat memeluk Prilly dan sesekali ia menyalurkan oksigen lewat
mulutnya.

Ali tak mengerti kenapa ia bisa mau
melakukan itu bahkan dulu melihat wanita tersika adalah kebahagiaan Ali.

Tapi melihat Prilly tersiksa? Benar benar membuat Ali ketakutan.
Ali takut terjadi sesuatu pada gadis itu.

"Pak Ali ayo keluar," pinta Prilly lirih
namun Ali terus menggeleng dan terus menyalurkan nafas mereka.

Jangankan nafas nyawapun akan Ali
salurkan jika itu bisa membuat Prilly tetap baik baik saja.

Ali sebenarnya bukan pengecut yang hanya bisa bersembunyi.
Tapi Ali tau Zayn! Ali tau betapa
mematikannya pria itu.
Bahkan kecerdikan otak Zayn melebihi Ali  dan bukan tak mungkin jika Prilly mejadi sasaran Zayn nantinya.

"Prill, tetap baik baik aja jangan buat aku takut kehilangan," ucap Ali
lirih lantas mencium kening Prilly.

TBC.

Black Devil ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang