Jangan lupa klik tombol bintang ☆ sebelum membaca 💖💙
Happy Reading ~
.
.
.Kevin melirik Ali yang nampak serius melihat dirinya Mengobati Prilly.
Alis Ali terangkat satu seolah bertanya
'Kenapa?' Pada Kevin. Membuat Kevin mendengus melihatnya."Lo nyium bau Pesing Gak Sih?" Tanya Kevin membuat Prilly yang sedari tadi diam menggigit bibirnya.
"Enggak" Sahut Ali santai
"Masa hidung gue bermasalah." Gumam Kevin pada dirinya sendiri.
"Hidung mancung tapi rusak" Ujar Ali
dengan wajah datar.Percayalah Ali si Devil yang selalu Kejam dan berwajah datar. Hanya bisa terkekeh Karna Seorang Prilly.
Bahkan Kevin Sahabatnya pun sangat jarang melihatnya."Pake Ngatain! Udah Untung Kalian Gue obatin, Kalo enggak udah mati lo berdua" Ujar Kevin sewot.
Ali melongok Kedalam saku kemejanya, kearah ketiaknya, alas Sepatunya dan terakhir diselangkangannya. Lantas Menatap Prilly dan bertanya,
"Denger Suara Gak?"
Ucapan Ali membuat Kevin melongo,
Sejak kapan Seorang Ali berkelakuan Idiot.Oh... Kevin Baru Sadar. Mungkin Otak Ali Sudah terkontaminasi Oleh Sifat Aneh dari Prilly.
Hingga Sifat Itu Membaur Menjadi 'Ali Ikutan Aneh'
🍁🍁🍁
Ali Menyandarkan Tubuhnya Di samping pintu kamarnya, Menunggu Prilly keluar dari sana.
Ali sendiri bingung akan pikirannya
yang mau saja membelikan Prilly dalaman serta baju-bajunya.Bahkan Ali tak memikirkan beberapa kasir perempuan yang Membicarakannya.
"Pak Ali?"
Ali menoleh dan menatap Prilly dari atas kebawah.Ada yang aneh dari penampilan Prilly. Tapi Ali tidak tau itu apa.
"Eum.." Prilly menunduk menatap sepatu kebesaran milik Ali yang Ia Pakai.
"Kenapa?" Tanya Ali bingung
"Pak Ali Jangan Sakit Hati ya?"Ujar Prilly takut-takut.
Lantas membuat Ali langsung mengangguk."Iya! Kenapa?"
"Ini Daster Ibu-Ibu Pak! Udah Gitu Kebesaran Lagi" Jelas Prilly
Hingga Ali menggaruk kepalanya salah
tingkah."Dan semua celana dalemnya juga
kebesaran"
Ali menggigit bibir bawahnya.
Mana tau Ali soal pakaian Perempuan.
Ini saja baru pertama kali bagi Ali membelinya."Tapi bukannya tadi Aku beliin dua Jenis" Ujar Ali mengingat apa saja yang ia beli tadi.
"Eum.. Anu itu.. Celana Buat Cowok
Pak!"Jawab Prilly Malu malu.Sebenarnya jika bukan karna seragam sekolahnya sudah bau,
Prilly juga tidak akan mau menggunakan daster yang membuat tubuhnya nampak tenggelam."Yang Kebesaran gak bisa di iket
gitu?"Pertanyaan bodoh yang keluar dari Bibir Ali membuat Prilly tersenyum kikuk.Ternyata Benar Virus Cinta itu memang Ada. Buktinya, Ali yang selalu berpikiran Logis kini berubah bersikap Konyol layaknya Prilly.
Ah Cinta Itu memang merubah Semuanya.
"Aku Mending pulang aja ya pak?"
Ali Menggeleng mendengarnya.
Jika Prilly pulang maka rencananya akan hancur. Dan sia sia Ali terluka beberapa hari ini."Jangan!"
"Tapi ini udah tiga hari! Mama aku pasti Khawatir"
Ali menatap Prilly tajam hingga Gadis itu menunduk.Bukannya Ali sudah bilang Ali benci kata
'Mama' yang selalu Prilly sebut.Dan apa Gadis itu tidak mengerti sedikitpun.
Wajah Ali berubah dingin seketika.
Hingga Prilly teringat akan pertemuan kedua mereka dimana Ali akan membunuhnya.Dan demi apapun Prilly kembali takut melihat ekspresi Ali yang seperti itu.
"Ayo kita beli lagi sekarang!" Ujar Ali datar menarik tangan Prilly paksa.
🍁🍁🍁
Byurr!
Mata Hitam legam itu Perlahan terbuka. Sang empunya sedikit memicing manakala Ia merasakan tubuhnya basah.
Seingat Ali tadi Ia dan Prilly sedang berada di Mall.
Lantas kenapa sekarang Ia berada di
tempat asing?Bugh
"Shh!"
Ali miringis merasakan nyeri kala merasakan pukulan melayang di pipinya. Ia kemudian sadar dimana Ia berada.
"Lepas Bangsat!"Umpat Ali
berusaha melepaskan tubuhnya yang terikat pada kayu."Menyedihkan!"
"Marko?"Ali Menatap pria di depannya marah
Kenapa Marko masih hidup Bukannya Ali sudah melempar pisau pada kelamin Pria itu.
Dan sepertinya itu tepat sasaran bagi Ali.
"Tenang Li! Gak usah merasa bersalah karena kejadian kemarin"
Marko mendekati Ali sambil tersenyum miring.Lantas menghisap putung rokoknya
dan menghembuskan asapnya pada wajah Ali."Mau mati lo!"Ancam Ali
"Tapi Gue selalu salut sama panahan pisau lo! Hebat! Walaupun kemarin untuk pertama kalinya tidak tepat sasaran"
Ali terus menatap gerak gerik Marko.
Jika Ali tidak terikat mungkin Marko sudah mati sekarang.***
"ARGH! SAKIT!"
Mata Ali membelalak ketika sadar ni
ruangan mutilasi korban."Prilly?"gumam Ali
Manakali ia melihat Prilly terbaring
dan diatasnya terdapat gergaji yang
mengarah keperut gadis Itu."Lepasin Dia Marko!"
"Dan Lo harus balik ke muerte"
Cuih!
Ali meludahi wajah Marko namun Pria itu malah tersenyum.
"Gak akan pernah!"
"Yakin?" tanya Marko membuat Ali semakin marah
"Argh Sakit! Lepasin"
"Lo mau liat tubuh dia jadi beberapa
bagian?" tanya Marko dan Ali hanya diam."Sakit!"Ali diam mendengar isakan Prilly. Tubuhnya membeku saat gergaji itu semakin mendekati Prilly.
"Jadi?"
"Arghhhh!" Ali masih diam manakala pakaian yang Prilly kenakan mulai sobek karna gergaji tajam itu.
"Jadi?" Tanya Marko lagi
"Gue balik ke muerte! Dan lepasin dia" Ujar Ali pasrah hingga Marko tertawa puas.
.
.
.TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Devil ( End )
Fanfiction18+ Silahkan follow aku ini dulu karna ada sebagian cerita yang di private. Hanya follower yang bisa membaca. Mengandung unsur sadis. Harap yang tidak suka jangan dibaca. Membunuh adalah pekerjaanya Membuat sayatan luka adalah hobinya Jer...