Jangan lupa klik tombol bintang ☆ sebelum membaca 💖💙
Happy Reading ~
*
*
*Marco tersenyum remeh manakala Ali
datang dengan tanpa hasil membunuh Melia"Gue bilang juga apa? Lo itu cemen Li!
Baru wanita tua kayak gitu aja lo gak
bisa,"ejek Marco seraya menghisap putung rokoknya."Gue cari waktu yang tepat" balas Ali dengan wajah datar.
"Bilang aja lo takut sama dia karna dia
mama lo."Rahang Ali mengeras mendengar kalimat yang keluar dari mulut Marco.
Bagi Ali semua wanita itu jahat
kecuali mamanya sendiri.
Bahkan Prilly yang Ali kira baik ternyata sama saja.
Ali benci mahkluk bernama wanita
mereka semua hanya menyakiti Ali
tidak berpikir rasa sepi yang Ali rasakan selama ini."Kalo lo mau nyerah bilang! Gue bisa bunuh dia sendiri"
Sertt
Marco mendelik saat pisau kecil hampir memotong kupingnya. Tapi dewa keberuntungan masih berpihak
pada Marco, karna hanya sobekan dan darah segar mengucur dari daun telingannya."Gue akuin kalo masalah main pisau lo
jagonya," ucap Marco diiringi senyum miring"Tapi jangan main main sama gue," tambah Marco seraya berdiri meninggalkan Ali dengan wajah memerah menahan amarah.
"Gue bakal kasih jasad dia ke lo," pekik Ali.
Lantas tawa renyah Marco menggema
diruangan kedap udara itu. Tawa yang meremehkan akan ucapan Ali barusan.***
Ali menarik nafas panjang lantas membuangnya secara kasar.
Mata tajamnya melirik pada rumah megah nan elit didepannya.Dulu Ali, Aldo, Papa dan mamanya
tinggal disini dengan senyum bahagia.Dulu Ali membenci Aldo karna adiknya itu mematahkan tangan robot milik Ali
tapi sekarang? Ali merindukan adiknya.Dulu papa dan mamanya selalu minum teh di sore hari diteras rumah mereka nampak bahagia.
Sampai pada akhirnya papa jarang pulang dan makin hari sifat papa makin berubah. Setiap pulang selalu bertengkar dan membentak mama.
Ali dan Aldo pun juga akan dimarahi habis habisan kala tidak sengaja membuat kesalahn kecil dan itu membuat mamanya Ali stres.
Hingga mamanya sakit sakitan kemudian meninggal dunia, Meninggalkan Ali dan Aldo. Selang berapa minggu meninggalnya mama Ali, papa pulang membawa Melia yang
Katanya itu mama baru.Ali marah tapi tidak tau harus melakukan apa. Apalagi saat Aldo dipukul oleh Melia karna tidak mau makan.
Aldo meninggal karna banyaknya
pukulan yang setiap hari dilayangkan Melia.Suatu hari papa sakit karna Melia tidak mau menggurus papa kemudian Melia pergi meninggalkannya dan membawa aset kekayaan papa.
Lantas beberapa bulan kemudian
papa meninggal menyisakan Ali kecil
sendirian.Demi apapun Ali benci wanita itu
semuanya hancur hanya karna dia.Ali menjadi sendiri hidup di dunia ini dalam rasa sepi. Dia hidup di jalanan karna di usir dari rumahnya karna rumah itu dijual oleh Melia.
Sampai suatu hari Ali bertemu dengan Bimo sang penolong. Bimo membawanya dan merawat Ali kecil. Dia mengajarkannya mengarahkan pisau. Hingga jadilah Ali sang iblis kejam yang tidak perduli akan semua orang.
"Maaf sebelumnya! Mas ini ada perlu apa ya liat rumah saya?"ujar seorang wanita paruh baya membuat lamunan Ali buyar.
Ali tersenyum manis membuat wanita itu ikut tersenyum.
Tak ada yang tau dibalik senyum manis Ali dia adalah pembunuh berdarah dingin yang siap memainkan pisaunya kapan saja untuk mencabut nyawa korbannya.
"Dulu ini rumah keluarga saya! Saya cuma mampir sebentar karna rindu" balas Ali
"Masnya mau masuk?"
"Tidak usah! Saya pulang saja"
Wanita itu tersenyum seraya mengangguk lantas Ali berlalu pergi.
.
.
.
.Ali menghela nafas seraya terus melangkah, pikirannya kalang kabut. Entah harus bagaimana, Ali bingung.
"Kak Ali?"
Ali menolah saat dirasa namanya dipanggil, namun dahinya mengernyit manakal Prilly berdiri disana.
"Prilly?"
"Kak Ali ngapain tadi kerumah Vanesya?" tanya Prilly dan Ali malah berbalik bergegas pergi.
Namun Prilly lebih cepat menahan
pergelangan tangannya. Mau tak mau akhirnya Ali menghadap pada Prilly"Kak Ali kenapa?"
"Kakak?" ujar Ali saat kata yang terucap dari bibir Prilly terasa asing ditelinganya.
Prilly menghembuskan nafas
lantas mendongak menatap wajah teduh Ali"Mama udah cerita semuanya, aku minta maaf atas kesalahan mama
maaf udah bikin hidup kak Ali hancur." ujar Prilly dengan air mata menetes.Prilly tidak membela Ali atau mamanya. Prilly hanya tidak tau harus berkata apa saat tau bagaimana jalan hidup Ali waktu kecil. Ditinggal kan sendirian di dunia ini dan di usir dari rumahnya sendiri.
"Kak Ali aku minta maaf udah kabur"
Ali menggeleng dengan bibir yang ia gigit. Rasanya ingin marah! Tapi Ali tidak tega.
"Aku minta maaf kak"ucap Prilly
"Maaf kamu gak akan balikin semuanya dan aku punya cara sendiri buat ngebalasnya"ujar Ali dingin
seraya mengusap air mata Prilly.Ali benci setiap melihat air mata yang jatuh dari mata gadis ini apa lagi itu karna dirinya.
"Kalo pak Ali mau balas! Balas ke aku aja! Jangan sama mama," ucap Prilly lirih
"Yang salah mama kamu jadi dia yang harus mempertanggung jawabkan kesalahannya."
"Tapi aku gak mau mama kenapa napa!"
Ali diam menatap Prilly intens,
awalnya Ali memang ingin membunuh Prilly untuk balas dendam pada Melia.
Tapi yang salah bukan Prilly melainkan yang melahirkan Prilly jadi tidak mungkin Ali membunuh gadis di depannya ini. Apalagi Ali mencintai gadis polos yang mencuri hatinya."Kita lihat nanti," ujar Ali datar.
"Kak Ali aku mohon jangan lukain
mama," ucap Prilly memohon namun Ali malah pergi begitu saja.Semakin Ali melihat gadis ini maka rencana Ali akan semakin hancur.
"AKU BENCI KAK ALI!"pekik Prilly
hingga langkah Ali terhenti.Ali kembali mendekat seraya menatap Prilly.
Prilly dulu takut padanya sekarang berani berteriak pada Ali?"Aku benci kak Ali"ucapnya lagi.
"Benci adalah sifat manusia! Dan aku gak ngelarang kamu benci aku.
Silahkan benci kalo itu bikin kamu puas dan tenang."TBC.
Jangan lupa juga baca story aku yang lain. 💖
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Devil ( End )
Fanfiction18+ Silahkan follow aku ini dulu karna ada sebagian cerita yang di private. Hanya follower yang bisa membaca. Mengandung unsur sadis. Harap yang tidak suka jangan dibaca. Membunuh adalah pekerjaanya Membuat sayatan luka adalah hobinya Jer...