20

1.6K 167 15
                                    

Wajah Sana berubah murung. Gelisah. Yang ada difikirannya saat ini adalah Mark. Jangan bilang cowok itu masih belum menyerah?

"Wae Sana?" Tanya Jin takut.

Sana berusaha menenangkan dirinya. Menarik nafas dan membuangnya. Tidak apa2. Semua bukan apa2. Pasti itu hanya kucing atau orang lewat biasa. Bukan Mark. Pasti bukan Mark. Cowok itu tidak akan berani menampakkan wajahnya di depan Sana lagi karena menjadi tahanan akan jadi balasannya. Ia sudah menandatangani perjanjian bermaterai. Mark pasti sudah menyerah.

Sana terus meyakinkan dirinya disaat Jin terus menerus menanyakan kepada Sana dengan takut.

Sana membuka matanya dan tersenyum menenangkan Jin. "Aniyeo. Bukan apa2." Ucap Sana.

Jin masih menatap Sana takut. "Kau menakutkanku." Ucap Jin.

Sana tertawa. "Bagaimana ini? Jika kita dihadang preman jangan2 kau lari meninggalkan aku." Canda Sana.

Jin tertawa malu. Sebenarnya tadi ia sudah ancang2 akan berlari jika saja tadi benar2 ada orang jahat. Sungguh bodoh niat Jin barusan. Bagaimana ia bisa menarik hati Sana jika ia sepecundang ini.

Sana tertawa melihat rona merah di pipi Jin. "Aku bercanda." Ucap Sana sambil tertawa.

Jin ikut tertawa. Mereka pun melanjutkan perjalanan ke rumah Sana. Karena jarak rumah kontrakan Sana dan cafe yang tidak jauh. Dengan cepat mereka sampai. Sana berpamitan dengan Jin di depan rumahnya.

"Kau ingat jalan pulang ke cafe?" Tanya Sana khawatir.

Jin mengangguk mantap. "Jangan remehkan ingatanku." Ucapnya percaya diri.

Sana tertawa dan mengangguk. "Baiklah. Jin, terimakasih ya." Ucap Sana dengan senyum manisnya.

Jin ikut tersenyum dengan wajah merona dan mengangguk gugup. "Sampai ketemu besok, Sana." Ucapnya.

Sana mengangguk. Kemudian melambaikan tangannya sebelum masuk ke dalam rumah. "Selamat malam." Ucapnya lalu menutup pintu.

Jin dengan wajah dimabuk cintanya masih berdiri di depan rumah Sana dengan senyum bodohnya bahkan setelah 5 menit Sana menutup pintu dan masuk. Ia benar2 tak menyangka di hari pertamanya di Busan ini ia mendapatkan kesempatan untuk lebih dekat dengan Sana. Jin tak sabar untuk hari esok.

Jin berjalan dengan riang gembira kembali ke cafe Jungkook. Menuruni tangga komplek rumah Sana tanpa tahu apa yang menunggunya di bawah tangga.

"Kkamjagiya!!!" Serunya terkejut melihat sosok cowok tinggi dengan pakaian serba hitam dengan topi dan masker yang menutupi wajahnya.

"Emmm..." Jin menatap cowok itu ragu lalu segera mengambil langkah mundur.

" Jin menatap cowok itu ragu lalu segera mengambil langkah mundur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Namun memang Jin nampaknya sedang bernasib sial. Yang terjadi ketika ia melangkahkan kaki kebelakang bukanlah jalan mundur, namun malah terjengkang dan terjatuh.

New ChapterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang