49

2K 190 8
                                    

Sementara itu Rose dan Jungkook saling pandang satu sama lain. Saat mata mereka bertemu, Rose lantas bersikap canggung, sementara Jungkook tersenyum gemas melihat tingkah mantan pacarnya itu.

Rose merutuk dalam hati atas apa yang telah dilakukannya tadi. Ia begitu panik dan terlanjur berfikir yang bukan2. Ia jadi lupa untuk menjaga sikapnya. Menahan dirinya. Ya, rasa ketakutan Rose untuk kehilangan Jungkook begitu besar. Ya, ia memang sangat mencintai cowok itu.

Berfikir bahwa ia tak bisa hidup tanpa Jungkook, Memeluk Jungkook ketika cowok itu muncul dan menangis dipelukannya. Ya, ia memang terlalu gegabah dalam bersikap. Bagaiamana ia bisa lupa bahwa ia sedang membuat image bahwa ia tidak mudah untuk didapatkan kembali? Bagaiamana bisa ia lupa bahwa ia sedang menghukum Jungkook.

Yah.. tapi mau bagaimana lagi. Semua manusiawi. Sangat wajar Rose bersikap seperti tadi. Bayangkan jika memang Jungkook lah yang di tabrak? Tidak! Jangan berpikir seperti itu! Mungkin Rose tidak bisa merutuki dirinya yang malu seperti sekarang ini. Mungkin Rose akan benar2 hancur. Dan.. mungkin Rose benar2 tidak akan bisa hidup tanpa Jungkook.

Rose menghela nafasnya. Ya, menjadi malu karena sudah salah faham dan bersikap berlebihan jauh lebih baik 1000x daripada harus melihat Jungkook masuk IGD dan tak sadarkan diri sampai sekarang. Bodo amatlah dengan imagenya. Yang penting Jungkook selamat.

Tiba2 Jungkook berdiri. Rose lantas menoleh dengan bingung. "Mau kemana?" Tanya Rose dengan posesifnya.

Jungkook tersenyum tipis kemudian membelai puncak kepala Rose lembut. Membuat jantung cewek itu berdegub dengan kencangnya.

"Aku ingin menelefon orang tuaku dlu." Ucapnya berpamitan lalu pergi ke luar gedung Rumah Sakit untuk menelefon.

Rose mengangguk dengan canggung lengkap dengan wajah memerahnya.

Sana yang melihat kecanggungan Rose pun menggeser duduknya mendekat pada cewek itu.

"Rose," panggil Sana.

Rose menoleh dengan canggungnya. Sial! Kecanggungannya dilihat oleh Sana!

Sana tersenyum tipis dan menepuk pundak Rose. Rose menatap cewek itu dengan bingung.

"bisakah aku minta tolong padamu?" Tanya Sana.

"Minta tolong apa?" Tanya Rose.

Sana kembali tersenyum. "Bisakah kau tidak putus dengan Jungkook?" Tanya Sana.

Rose terdiam.

Sana menghela nafasnya, "selagi kau punya kesempatan untuk berbaikan, lebih baik kau berbaikan dengan Jungkook. Karena aku... aku punya kesempatan untuk menerima cinta Jin, tapi, aku tidak menggunakan kesempatan itu. Dan sekarang, dengan keadaan Jin yang sekarang... aku.. hampir kehilangan kesempatan itu. Jika saja Jin tidak selamat... aku pasti akan sangat menyesal tidak menggunakan kesempatan itu.." ucap Sana dengan wajah sedih.

Rose bagai dihantam pukulan yang keras. Apa yang diucapkan Sana ada benarnya. Jikq memang benar Jungkook yang ada di posisi Jin saat ini, Rose pasti benar2 hancur. Rose pasti akan benar2 menyesal telah menolak mentah2 dan bersikap buruk kepada Jungkook selama di kabin tadi. Rose pasti menyesal telah menyia2kan kesempatan ini.

Apakah ini saatnya Rose mengesampingkan egonya dan mengalah? Menerima kembali Jungkook dan memulai semuanya dari awal kembali?

Sana tersenyum melihat kegalauan di wajah Rose. Ya, cewek itu pasti benar2 sedang dalam pergolakan batin yang cukup berat. Ia pasti penuh pertimbangan. Sana bisa memaklumi hal itu. Tapi ia benar2 berharap Rosekook kembali bersatu.

Sana menepuk punggung Rose pelan. Rose menoleh kepada Sana dengan wajah bimbangnya. Sana kembali tersenyum.

"Kau... mencintainya bukan?" Tanya Sana.

New ChapterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang