Bau masakan menyeruak ke kamar Jungkook.
"Ah! Sepertinya tante sedang memasak! Rose! Ayo kita bantu2!" Seru Dahyun tersadar dan mengajak Rose untuk ke dapur.
Rose mengangguk dan mengikuti Dahyun keluar kamar.
"Sana. Kami tinggal dlu ya." Pamit Dahyun kepada Sana yang sepertinya sedang berfikir.
Sana mengangguk paham.
Hanbin segera bangkit dari duduknya. "Jungkook, aku mandi duluan ya." Pamitnya.
Jungkook mengangguk. Hanbin pun keluar dan masuk ke kamar mandi. Meninggalkan Jin, Sana dan Jungkook di kamar.
Suasana hening. Canggung. Jin berdeham.
"Sana," panggil Jin.
Sana terbangun dari lamunannya dan menoleh, "ya?" Tanya Sana.
Jin menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "emm... maaf ya, padahal aku yg mengajakmu jalan2 hari ini, tapi malah aku yang tidak bisa ikut." Ucap Jin merasa bersalah.
Sana menggeleng dan melambaikan tangannya. "Tidak.. kamu jangan bicara seperti itu Jin. Aku akan menemanimu disini. Aku akan merawatmu sebagai gantinya." Ucap Sana lantas membuat wajah Jin memerah.
"Bu.. bukan begitu maksudku.." ucap Jin salah tingkah.
Jungkook segera berdeham. "Sepertinya acara hari ini kita batalkan saja." Ucapnya membuat Sana dan Jin menoleh kepadanya.
"Jangan begitu.. tidak apa2 kalau kalian mau ke sana!" Seru Jin merasa tidak enak.
Jungkook menggeleng, "tidak apa2. Lagi pula tidak enak kami bersenang2 meninggalkan kau yang sedang luka2 begini di rumah." Ucap Jungkook.
"Tenang saja, jangan khawatir. Aku akan menemani Jin, kalian pergi saja!" Seru Sana.
Jungkook bersikeras menolak. Jin memincingkan matanya. Entah mengapa feeling Jin mengatakan Jungkook membatalkan acara hari ini bukan karena kondisinya. Bukan karena tidak enak meninggalkan Jin dan bersenang2 disaat ia sedang terbaring lemah di atas ranjang dengan sekujur tubuh yang penuh luka. Bukan. Bukan itu alasannya. Sepertinya alasan Jungkook adalah... Sana. Ya, cowok itu sepertinya tidak ingin membiarkan Jin dan Sana berduaan.
"Jangan begitu, Kook." Ucap Jin kemudian.
Jungkook terkejut dan menoleh kepada Jin.
"Rose pasti sedih jika kau membatalkan rencana hari ini." Ucapnya entah mengapa memprovokasi Jungkook.
Aneh. Jungkook begitu sensitif mendengar nama Rose keluar dari mulut Jin. Jungkook tak suka. Mengapa Jin mengkhawatirkan Rose?! Mengapa Jin begitu memikirkan perasaan Rose?!
Jin melirik ekspresi Jungkook. Bagus. Jungkook mulai bereaksi. Ia harus melanjutkannya. "Kau lihat kan kemarin saat kau mengajaknya ia begitu antusias?" Lanjut Jin.
Fikiran Jungkook mau tak mau terbang ke kemarin sore, di meja makan, ketika ia mengajak Rose ke Taejongdae Park dan pacarnya mengangguk antusias dengan wajah ceria. Benar yang dikatakan Jin. Rose bisa sedih jika acara hari ini dibatalkan.
Jungkook merutuki dirinya yang sempat berfikir untuk membatalkan acara karena tidak ingin Sana berduaan dengan Jin di rumah. Sementara ia mengesampingkan perasaan Rose.
Sungguh bodoh Jungkook! Ia masih saja memikirkan Sana ketika Dahyun dan Hanbin bahkan sudah mengetahui semuanya. Ia melupakan janjinya yang ia ucapkan bahwa akan mendukung Jin dan berkata jujur pada Rose. Seharusnya ia lebih memikirkan Rose!
Jungkook segera menyesali atas apa yang barusan di fikirkannya. Jin tersenyum diam2. Ia berhasil menghasut Jungkook. Cowok itu nampak memikirkan ucapannya barusan. Rencananya berhasil.
"Jungkook. Kau ingat kan kataku waktu itu?" Tanya Sana tiba2.
Jungkook menatap Sana bingung.
Sana geleng2 kepala melihat ekspresi kebingungan Jungkook. Sana pun menepuk pundak Jungkook dan menatap cowok itu dalam. "Kau harus lebih memperhatikan Rose." Ucap Sana.
Jungkook mengangguk pelan dan tersenyum. Benar juga. Kalau bukan sekarang kapan lagi? Mereka LDR, Rose tak selamanya disini. Ia akan kembali ke Seoul dalam waktu dekat ini . Seharusnya Jungkook lebih memperhatikan pacarnya itu. Seharusnya Jungkook lebih cepat menyadarinya.
"Terimakasih ya, sudah mengingatkan aku." Ucap Jungkook tulus kepada Sana.
Jin memincingkan matanya. Lalu mengaduh kesakitan. Sana segera melepaskan tangannya dari pundak Jungkook dan menoleh pada Jin.
"Wa wae?" Tanya Sana panik.
Jin masih berpura2 kesakitan. "Tanganku..." ucapnya berakting untuk mengalihkan perhatian Sana.
"Disini? Kenapa?" Tanya Sana menyentuh lengan Jin.
"Tidak tahu... tau2 sakit." Keluh Jin.
Sana menatap Jin cemas. Lalu menoleh kepada Jungkook.
"Jungkook," panggil Sana.
"Ya?" Jawab Jungkook.
"Mengenai tawaranmu tadi, sepertinya aku akan menginap disini sementara." Ucap Sana mengejutkan Jin dan Jungkook.
Jungkook mengangguk lega, setidaknya rumahnya lebih aman daripada rumah kontrakan Sana. "baguslah. Aku khawatir rumahmu sudah tak aman lagi." Ucap Jungkook tulus.
Jin nampak ingin protes. Ia tidak rela Sana menginap. Ia tak rela Jungkook leluasa mendekati Sana. Terlebih disaat ia tak berdaya seperti sekarang.
Sana mengangguk dan tersenyum. Ia lalu menoleh pada Jin dan menggenggam tangan cowok itu. Membuat Jin terkejut dan dadanya berdegup kencang.
"Aku akan menginap untuk merawat Jin." Ucap Sana benar2 membuat hati Jin ingin meledak saking senangnya. Ternyata alasan Sana adalah dirinya. Betapa bahagianya Jin. Ia bahkan tak bisa menyembunyikan suka citanya. Wajahnya yang memerah dan senyuman yang merekah di wajahnya. Jin benar2 tak menyangka. Ternyata menjadi sakit tidak buruk juga. Ya, selalu ada hal baik disetiap kejadian buruk.
Jungkook sadar betul akan perubahan ekspresi Jin. Jungkook meyakinkan dirinya untuk mendukung Jin. Dan Sana juga kelihatannya menyukai Jin. Ya. Saat ini ia tak boleh oleng lagi. Ia harus memfokuskan diri pada Rose yang jelas2 adalah pacarnya. Jungkook pun perlahan2 mundur dan keluar dari ruangan itu membiarkan Jin dan Sana berdua.
Setelah keluar dari kamarnya, Jungkook menghela nafasnya. Tatapan matanya begitu yakin. Ia meyakinkan dirinya untuk mulai sekarang mendukung Jin, dan semua perhatiannya pada Sana semata2 karena ia khawatir pada baristanya itu. Karena Sana adalah temannya, dan mantan pacar Sana adalah orang gila. Ya, hanya sebatas itu, tidak lebih. Bukan karena ia memiliki perasaan lain, bukan karena ia ingin oleng.
Jungkook pun sudah menyadari betapa sakitnya, betapa kesalnya melihat pacarnya memberikan perhatian pada cowok lain. Ia begitu tersiksa melihat kedekatan Jin dan Rose dan Jungkook tak ingin melihat hal itu lagi. Dengan mendukung Jin dengan Sana, Jungkook berharap Rose tidak lagi memberikan perhatian lebih kepada Jin. Dengan hadirnya Sana di rumah ini, Jungkook harap Sana bisa menggantikan tugas Rose untuk merawat Jin.
Perasaan cemburu ini benar2 menyiksa. Jungkook tak ingin ia merasakan hal seperti ini lagi dalam hubungannya. Pun Jungkook tak ingin Rose merasakannya karena Jungkook. Jungkook bertekad kuat, tak akan membiarkan dirinya oleng lagi. Tidak untuk kedua kalinya.
Jungkook pun pergi ke dapur. Hatinya tentram melihat keakraban Rose dengan ibunya. Awalnya Jungkook sempat ragu membawa Rose ke rumah karena kepribadian pacarnya yang sinis dan dingin itu, ia takut Rose tidak bisa membawa diri dan mengakrabkan diri kepada ibunya, tapi ternyata Jungkook salah. Rose nampak begitu dekat dengan ibunya. Dengan telaten membantu ibunya memasak. Rose sepertinya sudah banyak berubah. Jungkook tersenyum senang melihatnya.
-Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
New Chapter
Fanfiction8 bulan setelah kelulusan, kehidupan geng Gaje sudah tak sama seperti sebelumnya. Mereka terpisahkan jarak dan kesibukan masing-masing. Dapatkan hubungan mereka bertahan? Baik persahabatan maupun cinta?