Suasana begitu kacau. Sana terus berteriak histeris dan menangis melihat sosok yang telah berkorban demi menyelamatkan dirinya itu. Menggantikan dirinya ditabrak oleh Mark yang menggila. Dan sekarang tidak sadarkan diri dengan kepala yang terus mengucurkan darah segar.
Seorang bapak tua bergegas memberikan tumpangan dan membawa mereka ke rumah sakit terdekat. Untuk menyelamatkan nyawa sosok yang sedang meregang nyawa tersebut.
Sana terus menangis sepanjang jalan. Sementara Mark di tempat kejadian diurus oleh security yang juga telah menelepon polisi untuk segera mengamankannya.
Sementara itu..
Rose, Dahyun dan Hanbin bergegas keluar gedung setelah mendengar suara tabrakan yang begitu nyaring. Hati mereka dag dig dug. Benar2 takut sesuatu yang buruk menimpa para sahabat mereka.
Entah mengapa perasaan Rose benar2 tidak enak. Ia terus menggigiti kuku jarinya selama berlari ke arah parkiran. Ia takut sesuatu hal yang buruk terjadi kepada Jungkook. Ia takut hal itu terjadi. Tepat disaat ia menolak berbaikan dengan Jungkook. Ia benar2 tak siap jika hal itu terjadi.
Betapa terkejutnya mereka ketika melihat situasi yang begitu kacau di parkiran. Hal pertama yang mereka lihat adalah sebuah mobil hitam yang ringsek menabrak sebuah pohon di parkiran. Lalu beberapa orang yang mengerubungi suatu titik di tengah jalan.
Hanbin bergegas menghampiri security yang sedang menelepon polisi dengan panik.
"Pak! Apa yang terjadi?! Kenapa seperti ini?!" Serunya benar2 terkejut melihat penandangan di hadapannya.
"Saya juga tidak tahu, sepertinya tadi ada penculikan, lalu gagal dan orang di dalam mobil ini ingin menabrak perempuan itu." Jelas security setelah selesai menelepon polisi setempat.
"Lalu dia tertabrak?! Mana 2 orang cowok lainnya? Mereka teman saya!" Seru Hanbin panik.
"Dia tidak tertabrak, yang tertabrak seorang laki2. Sekarang sudah dibawa ke rumah sakit terdekat." Terang security.
Hanbin benar2 tak bisa berkata2 mendengarnya. Seorang laki2. Hanya ada 2 kemungkinan, antara Jungkook atau Jin. Siapapun itu, keduanya tidak pantas mendapatkan semua ini. Hanbin benar2 hancur mendengarnya. Ia benar2 lemas dan tak bertenaga. Air mata mengalir dengan derasnya.
"Bajingan kau Mark!!!!" Seru Hanbin dengan amarah yang memuncak berusaha membuka pintu depan mobil Mark yang sudah ringsek dan ingin menghajar cowok yang sudah tak sadarkan diri dengan kepala yang mengucurkan darah segar.
Security menangkap Hanbin dan mncegahnya melakukan hal itu dan berusaha menenangkannya. "Tenang nak! Dia sudah sekarat! Sekarang polisi sedang menuju kesini!" Seru security menahan Hanbin yang benar2 marah.
Air mata Hanbin terus mengalir. Ia tak peduli dengan keadaan Mark. Mau cowok itu sekarat atau mati sekalipun, Hanbin benar2 ingin menghajarnya. Nyawa sahabatnya menjadi taruhannya.
Sementara Dahyun dan Rose berlari ke arah kerumunan orang itu untuk melihat apa yang telah terjadi.
Rose dan Dahyun menutup mulut mereka setelah melihat jejak darah segar yang begitu banyak di tengah jalan. Seseorang pasti sudah menjadi korban tabrakan disini.
Rose jatuh berlutut di jalan. Air matanya mengalir deras. Rose menangis sesungukkan. Kakinya begitu lemas, tubuhnya bergetar hebat. Rose terus menangisi jejak darah di hadapannya. Meskipun tak ada yang menyatakan jejak darah itu adalah milik Jungkook entah mengapa ia begitu hancur. Atas semua firasat buruknya, Rose merasa itu adalah darah milik Jungkook.
Dahyun pun ikut menangis. Sesuatu yang buruk pasti telah terjadi kepada teman2nya. Dan ia benar2 tak sanggup memikirkan apa yang telah terjadi. Tidak setelah melihat jejak darah di hadapannya.
"Kalian teman2 mereka ya? Mereka sedang di bawa ke rumah sakit terdekat." Ucap seorang ibu hamil yang menyentuh pundak Dahyun.
Dahyun menoleh dan mencengkram tangan ibu Hamil tersebut. "Siapa?! Siapa yang tertabrak?!!" Serunya berlinangan air mata.
Ibu hamil tersebut menatap Dahyun dengan penuh rasa iba. "Seorang anak laki2." Ucap Ibu tersebut semakin membuat tangisan Rose pecah saat mendengarnya.
"Jungkoookkkkkk!!!" Pekiknya benar2 hancur.
Dahyun segera memeluk Rose menguatkan cewek itu, meskipun di dalam dirinya juga hancur sehancur2nya setelah mendengar hal itu.
"Benar2 mengerikan, kupikir hanya bisa melihat yang seperti itu di film2.." ucap seorang bapak2 di kerumunan itu.
"Iya. Penculikan dan percobaan pembunuhan. Mengerikan sekali!" Sahut seorang ibu2.
"Aku berharap penculik itu tewas di mobilnya. Semua itu bayaran yang setimpal atas perbuatannya." Timpal ibu hamil itu.
Security menghampiri mereka dengan membawa Hanbin yang benar2 lemas karena menangis dan meronta karena berusaha menghajar Mark yang tak berdaya di dalam mobil.
"Aku sudah memesankan kalian taxi untuk ke rumah sakit. Kalian pergilah dlu, temui teman2 kalian. Nanti mungkin kalian akan dipanggil untuk menjadi saksi kepolisian." Ucap security kepada Hanbin, Dahyun dan Rose yang masih menangis dengan histerisnya.
Tak lama taxi datang dan membawa ketiga sahabat itu ke rumah sakit tempat Sana, Jungkook dan Jin dilarikan. Kemudian mobil polisi datang untuk mengamankan tkp.
Ketiganya terus menangis di jalan menuju rumah sakit. Saling berpegangan. Menguatkan satu sama lain. Meski keadaan mereka benar2 hancur.
Taxi mereka sampai di rumah sakit. Ketiga sahabat itu segera masuk ke rumah sakit. Mereka mendapati Sana sedang menangis sendirian di ruang tunggu. Hanbin, Dahyun dan Rose bergegas menghampiri cewek itu.
"Jungkook mana?!!!" Seru Rose mencengkram kedua lengan Sana.
Sana yang masih sesungukkan dan berlelehan air mata mengangkat wajahnya dengan lemah namun tak menjawab pertanyaan Rose dan terus menangis.
"Katakan dimana Jungkook!!!!" Seru Rose dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.
Sana masih menangis. Sekujur tubuhnya bergetar. Sesunggukkan. "Jung... Jung... Kook... Jungkook..." ucap Sana terbata tak sanggup melanjutkan kalimatnya dan kembali menangis.
Air mata Rose kembali tumpah. Cengkraman Rose perlahan2 melemah. Lututnya kini benar2 lemas. Ia tak sanggup. Ia tak sanggup untuk mendengar kebenarannya. Rose tak sanggup.
Rose terduduk di lantai. Dengan tangisan yang pecah. Air mata terus menetes membasahi lantai. Begitu pula dengan kedua sahabatnya, Dahyun dan Hanbin. Pasangan itu lantas menangis dalam pelukan masing2.
"Jungkookk...." lirih Rose. "Di hari yang indah ini.... Bagaimana bisa semuanya menjadi begitu menyedihkan...." Isak Rose. "Aku tak tahu....Aku tak tahu harus berbuat apa tanpamu, Jungkook....Jungkookk..." Lirih Rose disela2 tangisannya.
Ya. Ini adalah hari yang indah. Mereka berdua pergi berkencan di dalam cable car, menikmati pemandangan malam pantai Songdo, Busan dari ketinggian. Jungkook mengajaknya berbaikan. Hingga memberikan kado sebuah cincin berbentuk mawar seperti halnya namanya.
Hari yang begitu indah. Yang disia2kan Rose. Dengan segala egonya, ia menolak mentah2 Jungkook dan hadiahnya. Namun sekarang hal buruk ini terjadi. Rose benar2 menyesal atas semuanya. Ia benar2 ingin membalikkan waktu, memutar semuanya. Mencegah Jungkook pergi menyelamatkan Sana dan menerima ajakan cowok itu untuk berbaikan.
Tapi semua telah terlambat. Semua terjadi begitu cepat. Rose tidak bisa memutar waktu. Rose tidak bisa mengubah takdir. Ia hanya bisa menangis. Menangisi semua yang telah terjadi. Menangisi semuanya.
-Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
New Chapter
Fanfiction8 bulan setelah kelulusan, kehidupan geng Gaje sudah tak sama seperti sebelumnya. Mereka terpisahkan jarak dan kesibukan masing-masing. Dapatkan hubungan mereka bertahan? Baik persahabatan maupun cinta?