Protect me (?)

0 0 0
                                    

Egios mengambil kunci motornya dan bergegas untuk berangkat sekolah.

Di tengah perjalanan, ia bertemu Hans yang tengah santai mengemudikan motornya.

"Hoaamm" Egios berlagak mengantuk.
"Kayak aki-aki, lu naik motor. Kuy balapan."

"Bangsat sekali anda pake ngata-ngatain, kuy lah." Ucap Hans.

Mereka balapan sampai depan sekolah.

"Lu sih ngajak balapan, masih pagi kan sampe nya." Keluh Hans.

"Hm, gamau isengin si bamplang nih?" Ucap Egios sambil menunjuk satpam sekolahnya.

"Kayak taun kemarin? Ogah ah, lu ga inget kepala gua benjol di pukul pake helm?"

"Hahah, inget tapi mau lagi."

"Aneh gua bisa sahabatan ama bangsat kayak lu."

"Lu gamau nih? yakin? Gua liat kunci gerbang nganggur tuh." Egios menunjukkan senyum jahil nya.

"Maksud lu?"

"Hhhh, kita ambil kunci gerbangnya, mumpung si bamplang ketiduran kita kunci gerbangnya. Pas banyak siswa mau masuk dan mereka bangunin si bamplang.
Si bamplang kelagapan nyari tu kunci. Akhirnya dia frustasi trus rontok tuh kumisnya."

"Good idea, hahaha. Lu emang nomor satu di urutan anak paling jahil,Gi."

Mereka menjalankan rencana jahilnya. Dan sesuai ekspektasi, semua siswa menyalahkan satpamnya karena menghilangkan kunci gerbang.

Bodohnya, Hans yang memegang kunci gerbang memutar-mutar kunci itu di jari telunjuknya. Namun ia dan Egios sama-sama tidak sadar karena sedang asyik mengobrol.

Disisi lain, satpam sekolahan yang mereka kerjai memergokinya dan berkacak pinggang. Satpam tersebut menghampiri mereka yang sedang duduk di atas motor mereka dan memelintir tangan Hans yang sedang memegang kunci, kemudian diambilnya kunci tersebut.

Sebelumnya ia terlebih dahulu membuka gerbang sekolah, setelah selesai ia mengejar Egios dan Hans untuk diberi pelajaran.

Mereka tertangkap dan terkena jeweran oleh satpam tersebut.

"Kalian berdua lagi.. masih pagi udah ngisengin orang, lari 10 putaran lapang basket."

"Enak aja, emang situ siapa?" Ucap Hans dengan entengnya.

"Mau saya tambah jadi 20?"

"Eh iya iya."

Mereka berdua berlari mengelilingi lapangan.

"Lu sih Gi, gua jadi kegoda ngisengin dia kan. Jadi kena dah gua."

"Yee salah sendiri lu mainin kuncinya, ketauan kan."

"Emang rencana lu mau balikin kunci nya kapan?"

"Tadi nya gua mau sok jagoan, pura-pura nemuin kunci nya. Trus si bamplang ngucapin terima kasih sampe nyembah-nyembah ke gua." Ucap Egios di sela larinya.

Tubuh atletis mereka yang basah karena keringat ditambah wajah tampan mereka berdua menjadi alasan kuat mengapa para wanita menonton mereka berdua yang sedang di hukum.

Hans terus-terusan tersenyum genit kepada para wanita sambil mengerlingkan matanya, tak jarang sebagian dari mereka memekik kegirangan.

"Lu lagi ngapain sih Hans?"

"Ini kesempatan gua buat nunjukin pesona gua nih, siapa tau nambah fans." Ucap Hans dengan entengnya.

Setelah menyelesaikan putaran kesepuluh, mereka duduk selonjoran di pinggir lapang dengan kedua tangan dibelakang menopang tubuhnya.

Unhandled [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang