Kambuh

5 0 0
                                    

Tok

Tok

Tok

Tak lama terdengar seseorang dari dalam berjalan mendekati pintu depan.

"Iya, sebent--"

"Hai." Egios melambaikan tangannya canggung.

Alena sempat terkejut, ia tidak menyangka Egios akan menemuinya secepat ini. Ia pikir akan butuh waktu lama untuk Egios mengetahui bahwa ia tak berada di rumahnya lagi.

Namun, Alena langsung menubruk tubuh Egios memeluknya erat.

Egios terkejut, ia tak menyangka respon Alena malah seperti ini.

"Maafin aku,Gi. Aku jadi istri durhaka, aku minta maaf. Aku juga minta kamu maafin ayah sama mommy aku."

"Hey, wake up honey. Aku yang harusnya minta maaf ga seharusnya aku menghakimi orang kayak gini, terlebih itu orang tua kamu."

Egios melepaskan pelukannya, ia menyapukan ibu jarinya diwajah Alena yang basah karena air mata dan menghapusnya.

"Apa kata gua,Gi? Semua butuh waktu." Ucap Hans.

"Perasaan itu kata mommy gua deh."

"Eh, ayo masuk semuanya." Ucap Alena.

Alena pergi ke dapur untuk membuatkan minuman, Egios pun mengikutinya.

Alena mengambil gula berniat membuatkan teh manis untuk tamunya, Egios memeluknya dari belakang ia menaruh dagunya di pundak Alena.

"Makasih bee udah mau maafin aku." ucapnya.

"Gi, aku pernah bilang sama diri aku sendiri kalo aku yang ngalamin, aku juga pasti ngelakuin hal yang sama. Toh, nanti orang tua aku tau kalo kamu anak musuhnya aku gatau hal nekat apa yang bakal ayah lakuin ke kamu. Tanggung jawabku sekarang sepenuhnya ke suami aku, aku ga boleh buat suami aku ngerasa bersalah seumur hidupnya."

"I love you so much my darling." Ucap Egios.

"Maafin ayah ya bee, aku tau kamu gabisa maafin ayah gitu aja tapi aku harap kamu bisa maafin dia."

"Harusnya dia bersyukur bisa punya anak sehebat kamu bee." Egios mengeratkan pelukannya.

"Ayo ke depan, kita punya tamu ngeselin." Alena terkekeh.

Egios menahan haru nya, benar juga kata Alena bagaimana jiga ayah dan mommy Alena tau dia anak Chandra Miroslava, ia pasti tak akan mengampuninya. Alvan pasti akan membunuhnya juga.

Egios adalah satu-satunya saksi kekejamannya. Saat itu, Egios bersembunyi sehingga ia tak pernah tau Chandra punya seorang anak lelaki.

Dan sialnya, anaknya Alena telah jatuh cinta kepada malaikat mautnya ini.

"Ini teh nya, disini gaada apa-apa jarang ditempatin." Alena menyodorkan teh manis buatannya didepan Hans dan Karin.

"Rumah segede gini ga ditempatin, lu ga takut ini bakal jadi sarang hantu?" tanya Hans.

"Heleuhh bilang aja lu mau, bentar lagi juga mau gua jual ini rumah. Biar Alena gada tempat kabur lagi." jawab Egios, ia mengaduh sakit saat Alena mencubit lengannya.

"Eh, kapan nih kita liburan ke bukit?" tanya Karin.

"Iya, kek nya kalian butuh liburan deh." ucap Hans.

"Lusa?" tanya Egios.

"Oke, gua sama Karin setuju" jawab Hans.

"Gua belum bilang setuju kancutt." ucap Karin.

Unhandled [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang