Afraid

0 0 0
                                    

Saat pulang sekolah, Egios pergi bersama teman sekelas nya mengerjakan tugas kelompok di sebuah restauran Jepang.

"Eh kemana si Rama?" Tanya Tian.

"Tadi sih dia otw sama Jaka kesini, tapi gatau dah kemana dulu." Jawab Ken.

"Kalo lama gua pulang aja dah, gabetah di sini. Gua ga suka restoran jepang." Keluh Egios.

"Ko gitu sih Gi, ini kan udah ada 5 orang. sejam juga rampung." Jawab Ken.

"Tuh mereka." Tunjuk Seli.

Rama dan Jaka langsung menghampiri mereka berlima. Namun Rama berjalan dengan pincang dan Jaka memegang sikut kiri nya.

"Eh lu berdua kenapa?" Tanya Tian.

"Gua kecelakaan tadi di persimpangan, lutut gua berdarah, si Jaka mah enak cuma sikutnya doang." Ucap Rama.

"Mana coba liat, gua obatin kalian sini. Kebetulan gua bawa p3k di tas gua." Ucap Seli sambil mengeluarkan obat-obatannya.

Egios terkejut dengan luka mereka, bukan karena lukanya parah tetapi karena darah segar yang keluar dari keduanya, ia berusaha menahan nafsu untuk tidak melahap kaki Rama.

"Parah tuh, bawa aja ke dokter." Ucap Egios.

Glekk

Terdengar suara refleks menelan Egios, ia tidak bisa jika terus di posisi seperti ini.

"Hmm gua ke kamar mandi dulu." Ucap Egios.

Akhirnya ia bisa bernafas dengan lega.

"Setidaknya sampe dia di perban gua disini dulu. Hhhh, udah lama gua ga jilat darah,gua jadi haus darah. Jangan sampe kayak dulu lagi, jangan."

Setelah dirasa cukup lama, Egios keluar dari kamar mandi yang berada di samping dapur. Sialnya, ia kembali melihat pemandangan tidak mengenakkan. Koki-koki itu memotong ikan hidup-hidup sehingga ikan-ikan itu mengeluarkan darah.

Egios mulai pusing melihat semua ini. Ingin rasanya ia menyesap semua darah itu.

Inilah alasan mengapa ia tidak menyukai restoran Jepang dan suasananya. Banyak makanan mentah yang menggugah seleranya.

"Gi, habis apa lu? lama banget" Tanya Tian.

"Gua abis BAB, udah tiga hari jadi keluar semua dah."

----------

Sepulang dari restoran ia langsung merebahkan tubuh diranjangnya.

"Gi, kenapa sakit?" Tanya bibinya sambil menempelkan punggung tangannya di dahi Egios.

"Engga Mom, capek aja."

"Oke, nanti Mommy bawa makanannya kesini."

"Iya Mom."

Egios kemudian mengambil pisau cutternya kemudian menyayat tangannya, ia menjilatinya rakus dan sesekali menggigitnya.

"Gi, ini makana-"

Prangg

Bibinya yang melihat perilaku Egios yang sangat menakutkan refleks menjatuhkan nampan berisi makan malam Egios.

"Gi ya ampun nak.."

Bibinya dengan gesit mengambil kotak P3K dan mengobati luka sayatan di tangan Egios.

Unhandled [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang