Cari Uang

1 0 0
                                    

"Gi, ini formulirnya." Ucap Hans sambil berlari membawa selembar kertas.

Ia menghampiri Egios yang tengah duduk di bangku taman sambil menggambar di buku gambarnya.

"Isi lah ama lu, males gua." Ucap Egios tanpa melihat kearah Hans dan tetap melakukan kegiatannya.

"Dasar Kancuttt" Umpat Hans "Nama lu siapa?"

"Egios Bieber." ucap Egios.

"Tai bangetttt"

"Lagian udah tau masih aja nanya, jangan ganggu gua pliss."

"Hai guys?! Gua bawa salad nih." Ucap Karin sambil membawa kotak makanan.

Tangan Egios cekatan dan langsung mendahului Hans mengambil salad di tangan Karin.

"Sama makanan aja lu langsung kek kesambar geledek." Ucap Hans.

"Sabar Hans, ada buat lu juga." Ucap Karin.

"Mana?"

"Tuhh" sambil menunjuk ke rumput.

"Rin, lu belum ngerasa gua cipok ya?"

"Bangsattt" Teriak Karin.

Mereka bertiga menikmati salad yang dibawa Karin, sampai tak terasa bel pulang berbunyi.

"Bu Ires tumben ga masuk sampe pulang." Celetuk Egios.

"Lagi sakit katanya." Kata Karin.

"Mana bro formulirnya?"

"Nih, tapi belum di tempel foto."

"Rin lu masih ada foto polaroid yang kita bertiga itu kan?"

"Masih, nih." Karin menyodorkan foto polaroid nya ke Egios.

Egios kemudian mengambil foto tersebut dan melingkari foto nya dengan pulpen dengan tanda panah dan tulisan, ini saya.

"Gi? waras lu?"Tanya Hans.

"Nih,tempel." Perintah Egios.

Setelah Hans menempelkan foto di formulir itu, Egios mengambilnya dan pergi meninggalkan mereka berdua.

"Semangat Gi, gua nonton nanti." Ucap Hans.

"Mau ngapain sih si Egi?" Tanya Karin.

"Mau ikut turnamen boxing, mau ikut?"

"Oke let's go."

Mereka pergi menyusul Egios.

----------

Sudah sekitar 2 jam pertandingan boxing berlangsung dan Egios berhasil masuk final bersama 5 petarung lainnya.

Egios masuk gelanggang dan mulai memukuli lawan mainnya. Mereka sedang merebutkan juara satu,untuk memenangkan hadiah 2 juta rupiah. Meskipun Egios tahu ia tetap mendapat uang karena sudah menjadi juara 2 tetapi ia tidak mau menyerah dan terus berusaha untuk mendapat juara satu.

Satu pukulan mendarat di wajah lawannya, kemudian dibalas dengan pukulan di perut. Egios terus berusaha menghindar dan tetap melayang kan tinju nya ke lawan mainnya.

Babak satu sudah selesai, para pemain diperbolehkan istirahat sebentar. Di pojok gelanggang, Egios mendapat bisikan ditelinganya.

"Habisi dia Gi."

Suara perempuan yang berbisik. Ketika Egios membalikkan tubuh, tidak ada siapapun di belakangnya selain petugas keamanan disana. Itu juga laki-laki.

Siapa? pikir Egios dalam hati.

Teng teng teng

Bunyi suara tanda babak kedua telah dimulai. Seringaian iblis di wajah Egios terlihat lagi.

Pukulan lawannya telah mengenai wajah Egios. Egios dengan cekatan dan power yang kuat telah berhasil menumbangkan lawannya. Tanpa ampun ia terus melayangkan tinju kepada lawannya.

Di bangku penonton, seorang pria berbadan kekar tersenyum melihat aksi Egios yang anarkis.

Permainan dihentikan dan juri mengangkat tangan kanan Egios sebagai tanda kemenangan. Semua penonton bersorak.

Semua penonton pergi meninggalkan tempat pertandingan. Dari bangku penonton, Hans dan Karin menghampiri Egios.

"Gi, keren. Lu kesurupan setan apa tadi? sumpah brutal banget men." ucap Hans.

"Gua gabakal pernah liat pertandingan kek gini lagi dah, jantung gua kek mau ikut lomba lompat jauh tau ga." Ucap Karin.

"Tadi kayak ada yang bisikin gua, gatau siapa."

Kemudian seseorang menghampiri mereka. Dia adalah laki-laki berbadan kekar yang tadi menikmati pertandingan.

"Selamat nak," Ucapnya sambil menjabat tangan Egios.

"Ini kartu nama saya, saya senang kalo kamu membawa nama baik saya di tiap perlombaan."

"Bapa guru boxing? maaf pak saya sebenarnya tidak ada minat untuk ikut belajar boxing." Jawab Egios.

"Hohoho, tidak seperti itu nak. Saya bukan guru boxing, saya cuma orang yang sering membawa para atlet untuk bertanding dan membawa nama baik saya saat bertanding."

"Enak amat, emang kita ayam diadu adu." Bisik Hans.

"Tenang saja nak, saya akan menggajih kamu. 3 juta setelah habis satu pertandingan." Jawab Lelaki tersebut yang ternyata mendengar bisikan dari Hans.

"What?" Teriak Hans dan Karin bersamaan.

"Iya, baiklah telpon saya jika kamu berminat." Jawab lelaki itu sambil meninggalkan mereka bertiga yang masih terkejut.

-----------

"Uang nya udah gua transfer ke rekening lu," Ucap Egios kepada seseorang di telpon.

"..."

"Hmmm" Kemudian Egios menutup telpon nya.

Egios membuka laptop nya membuka berkas film, kemudian ia menonton film tersebut.

Dengan tenang Egios menonton film tersebut. Film itu bergenre gore, banyak pembunuhan sadis di perlihatkan di film tersebut. Banyak yang bilang kalau film tersebut dibuat dengan pembunuhan sungguhan terhadap si aktor. Mulai dari menguliti si korban, membelah perut nya dan mengeluarkan usus,jantung, dan hati si korban kemudian memberikan nya kepada Anjing miliknya.

Tetapi Egios tetap menyaksikannya dengan asyik, jika dilihat dari rona wajahnya, Egios terlihat seperti sedang menonton film kartun saja, kadang ia tertawa kecil melihatnya. Humor seperti ini lah yang menurut Egios pecah. Humor yang horor.

----------

Hallo,readers..

Mau curhat ni ya, aku emang agak blank nulis cerita ini, pertama kalinya aku bikin genre gore agak bingung bikin jalan cerita sadisnya, story ini emang aku adaptasi dari kisah nyata temen online aku.
Emang si banyak tambahan-tambahan cerita. So, vote sama komen kalian bikin aku semangat update.

Unhandled [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang