Egios membuka knop pintu kamarnya, ekspresinya dingin melihat Alena duduk diatas kasur dengan memeluk kedua lututnya.
Tak ada lagi keceriaan di wajahnya setelah kedatangan mereka dari Banten hari lalu.
Egios menghampirinya, ia duduk disebelah Alena, mengelusi rambut istrinya ini dengan lembut.
"Kamu tau bee? Aku sering nyayat tangan aku kalo aku lagi sedih. Mau coba?"
Alena menoleh, ia menatap Egios dengan tatapan sayup.
"Oh, oke. Kamu ga sama kayak aku." Ucap Egios. Ia menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal "Kamu makan dulu ya.. tadi aku bawain sarapan, tadi kata Mommy kamu ga makan sama sekali. Mau aku suapin?"
Alena menggelengkan kepalanya pelan, ia menempelkan dagunya di kedua lututnya.
"Kamu mau makan apa? Mau aku beliin apa? Kamu mau pisang keju mang Kosim?" Tanya Egios.
Alena lagi-lagi menggeleng, ia menyusupkan wajahnya disana.
"Kamu ga laper bee? Kamu dari kemarin cuma makan sedikit, itu juga disuapin." Lagi-lagi Alena menggelengkan kepalanya.
"Bee.. kamu--" Ucap Egiod terpotong. Ia melihat seorang pelayan wanita masuk ke kamar.
"Ada apa?" Tanya Egios singkat.
"Di luar ada tamu tuan."
"Udah disuruh masuk?" Tanya Egios memastikan.
"Udah, mereka lagi duduk di ruang tamu. Minumnya juga sudah disiapkan."
Tanpa menjawab Egios bergegas menghampiri. Saat menuruni tangga, ia memelankan langkahnya. Ia terkejut melihat tamu yang datang, ia pun mempercepat langkahnya setengah berlari menghampiri mereka.
"Hans? Karin?"
Kedua orang yang di panggilnya menoleh, keduanya bangkit memeluk Egios.
"Udah, udah. Kayak teletabis aja." Ucap Egios sambil melepaskan pelukannya. "Ayo duduk." Lanjutnya.
"Kamu juga, udah punya suami meluk cowo lain." Ucap Hans sambil menoyor kening Karin.
"Karin dah punya suami? Siapa?" Tanya Egios.
"Udah, suami gua orang gila." Karin memutar bola matanya jengah.
Hans yang mendengarnya menghembuskan nafasnya kasar, memajukan bibirnya membentuk kerucut.
"Jangan bilang kalian--"
"Iya!" Ucap Hans dan Karin hampir bersamaan.
"Uahahaha." Tawa Egios pecah, ia sampai harus memegangi perutnya.
"Udah ah, waktu ngelamar gua Hans manis banget. Jadi gua terima."
Tawa Egios makin membahana. "W-hat the? L.. lu bisa ma-nis..?" Ucap nya terbata karena tidak bisa menahan tawanya.
"Ya namanya juga usaha broo." Jawab Hans mau tak mau.
Pelayan membawa dua cangkir kopi diatas nampan. Menyuguhkannya dengan setoples biskuit susu.
"Kopi?" Tanya Egios pada pelayannya.
"Mereka yang minta tuan.."
"Iya gi, kita yang minta." Ucap Hans.
"Oh yaudah." Egios mengibaskan tangannya memberi perintah pada pelayannya untuk pergi.
"Ayo diminum""Gila gi, gua ga ketemu lu beberapa taun lu udah sukses bener kayak gini, mau apa-apa tinggal kodein pelayan lu Gua juga denger desas- desus kalo lu udah jadi pengusaha sukses se-asia tenggara, gua ga nyangka." Ucap Hans.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unhandled [End]
TerrorSakit memang jika orang yang kau sangat sayangi harus pergi meninggalkanmu sendiri di dunia ini. Rasanya hancur, tak ada harapan lagi. Tapi percayalah, Tuhan memberikan cobaan pada setiap orang dengan alasan. Mungkin agar orang lain bisa belajar dar...