"Gi, mertua kamu meninggal dibunuh. Mayatnya ada di depan rumah makan di kota." Ucap Leo.
"Baguslah mereka udah ketemu."
"Tunggu. Apa kamu yang.."
"Siapa lagi? Aku cuma penuhin permintaan terakhir paman."
"Jadi mereka yang bunuh pak Chandra?Hahaha, itu bagus sekali. Kau psikopat sejati Gi, saya liat mayatnya mengenaskan sekali." Ucap Leo bangga.
"Kau kesana?"
"Iya, banyak juga polisi yang terkena infeksi, tapi mayatnya sudah ditangani dokter forensik."
"Antar aku kesana yaa."
Egios pergi ke rumah Alena ditemani oleh Leo, saat sampai disana Egios melihat Alena menangis duduk di kursi taman ditemani salah satu anggota polisi.
Egios langsung menghampirinya, tangis Alena pun makin menjadi.
"Bee, udah jangan nangis sayang.." Tanya Egios sambil memeluk Alena lembut
"Ayah.. Mommy.. mereka meninggal Gi."
"Semua orang pasti meninggal sayang, kamu harus tabah, masih ada aku disini"
"Tapi kenapa.. kenapa mereka berdua? Kenapa orang yang membunuh mereka bisa sekeji itu? Hiks.. hiks.."
"Kalo kamu nangis aja gini ga baik juga buat kesehatan kamu."
Inspektur polisi menepuk pundak Egios, memintanya untuk berbicara 4 mata. Egios pun mengangguk.
"Pak, saya dari kepolisian. Saya sedang berusaha semaksimal mungkin untuk membantu nyonya Alena mengungkap kasus ini. Kami tidak bisa mempercayai siapapun saat ini, maka dari itu kami meminta anda untuk ikut bersama kami ke kantor untuk melakukan pemeriksaan." Tutur inspektur kepolisian.
"Kau gila? Dia calon menantunya sendiri mana mungkin membunuhnya" Ucap Leo.
"Tidak apa, aku ga bersalah jadi buat apa aku takut." Ucap Egios tenang.
Leo merasa heran, Egios bisa setenang itu. Dia pikir mungkin Egios sudah mempersiapkan segalanya.
Saat berada di kantor polisi, Egios ditemani Leo duduk didepan ketiga polisi yang hanya dibatasi sebuah meja dengan lampu temaram menggantung di atas
"Selamat pagi pak Egios." Sapa seorang diantara mereka.
"Pagi.."
"Anda ini calon menantu dari korban, benar?"
"Iya." Jawabnya singkat.
"Menurut data forensik, ditinjau dari virus yang disuntikkan pelaku, korban meninggal malam ini." Tutur seorang polisi. "Pergi kemana saja anda malam ini?" Lanjutnya.
"Saya tidak pergi kemanapun pak, saya dirumah kerja lembur." Jawab Egios.
Leo yang menatap Egios dari samping heran, mengapa dalam kondisi setegang ini Egios masih bisa menatap ketiga polisi santai bahkan tanpa menunjukkan tanda-tanda takut atau gugup.
"Apa yang bisa membuat kami percaya, ada bukti?"
"Ada, ini pak." Egios menyodorkan handphone yang menunjukkan chat pribadi nya dengan Leo.
Leo terkejut, ia tidak berfikir sampai kesana, tetapi ia berusaha tenang agar para polisi ini tidak merasa curiga.
"Hmm ini chat pribadi dengan anda, benar pak Leo?"
"Benar pak, ini chat kami semalam membahas presentasi malam ini."
"Baiklah, terima kasih atas kesediaan anda kemari pak Egios. Maaf jika kami membuat anda terganggu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unhandled [End]
رعبSakit memang jika orang yang kau sangat sayangi harus pergi meninggalkanmu sendiri di dunia ini. Rasanya hancur, tak ada harapan lagi. Tapi percayalah, Tuhan memberikan cobaan pada setiap orang dengan alasan. Mungkin agar orang lain bisa belajar dar...