Meried

0 0 0
                                    

Persiapan pernikahan telah selesai dilakukan, 90% sudah siap. Mereka berdua akan melangsungkan pernikahan di salah satu gedung pernikahan megah di Jakarta.

Besok adalah harinya, besok mereka berdua akan resmi menjadi pasangan suami-istri.

"Gi," Sapa Leo saat memasuk kamar Egios.

"Eh iya pak? Kenapa?"

"Ini.." Leo menyodorkan kotak beludru warna merah kepada Egios yang sedang asyik mengetik di laptopnya.

"Apa ini?" Egios menerimanya kemudian langsung melihat isi kotak itu.
"Bagus banget cincinnya, beli dimana?"

Egios menatap kagum cincin berlian di tangannya. Sungguh indah, berlian itu berkilauan memantulkan cahaya lampu di kamarnya.

"Itu langsung impor dari Italia, khusus buat pernikahan kamu nanti." Ucapnya. "Kamu tuh ya, besok nikah juga masih aja kerja."

"Setelah nikah aku libur panjang kan? Aku gamau gara-gara aku pegawai ga dapet gaji."

"Kan ada saya disini, kamu tinggal bilang apa yang harus saya kerjakan."

"Mulai dah formal lagi, udah sana. Aku mau istirahat."

-------------

Semua tamu sudah hadir di gedung pernikahan yang sudah di tata dengan tema serba putih.

Makanan sudah tersusun rapi di meja panjang mulai dari sate ayam dan kambing, seafood, gado-gado, kerak telor, sampai capcay lengkap dengan dessert nya.

Bunga mawar merah favorit Alena pun sudah tersusun rapi dengan sangat indah.

Orang bilang, pernikahan paling indah dilaksanakan di pesisir pantai, tetapi menurut Egios pernikahan akan indah jika kedua mempelai merasa saling memiliki dan siap untuk bersanding sehidup semati.

Egios keluar dari ruangan khusus make up dengan memakai jas hitam dengan kemeja putih, lengkap dengan dasi dan tatanan rambut yang sangat rapi di gandeng oleh bibi Eli menuju pelaminan.

Tak lama, Alena pun keluar dengan gaun putih panjang, tudung wajah, dengan design yang sangat indah, rambut disanggul rapi dan membawa sebucket bunga di tangannya digandeng oleh Leo dan beberapa wanita di belakangnya membantu mengangkat gaun bagian belakang Alena yang lumayan panjang.

Ketika keduanya sudah sampai di pelaminan, penghulu memulai acara resepsinya. Semua orang yang tadinya gaduh karena kedatangan Alena yang membuat mereka terpana karena kecantikannya berganti hening dan khidmat.

Egios merasa dirinya sangat gugup kali ini, ia melirik wanita disampingnya yang menatap lurus kearah penghulu yang membacakan doa-doa pernikahan mereka.

Egios luluh seketika melihat kecantikan Alena berbalut riasan make up yang membuat wajahnya semakin cantik.

"Saya terima nikahnya Alena Sailendra binti Alvan Sailendra dengan mas kawin tersebut dibayar tu- nai." Ucap Egios sambil menjabat tangan si penghulu.

"Bagaimana, sah?"

"SAAAHH!" Ucap semua orang kompak kemudian diiringi tepukan tangan yang meriah.

Egios memasangkan cincin berlian itu di jari manis pacarnya ralat, istrinya kemudian mengecup kening Alena lembut.

Alena merasa ia sangat beruntung hari ini dimana ada satu pria yang sangat ia cintai membawanya ke kehidupannya.

Acara resepsi selesai berganti pesta dansa, setelah Alena mengganti gaunnya dengan gaun yang lebih simple ia menghampiri Egios dan mengajaknya berdansa.

Egios mengikuti langkah Alena dan sepertinya ia tidak bisa berdansa.

"Kamu jago dansa juga ya bee
" Goda Egios.

"Kamu nya aja yang payah, hahaha."

"Puas ya kamu ngetawain aku?" Ucap Egios. "Boring ya lagu nya."

Egios kemudian menghampiri vokalis band dan membisikkan judul sebuah lagu sedangkan sang vokalis hanya mengangguk-angguk mengerti.

Lagu beralih dari lagu ed sheeran~Perfect ke lagu Maroon 5~Girls like you semua tamu lompat-lompat mengikuti melodi lagu.

Semua orang tertawa bahagia disini, terutama Alena dan Egios.

----------

Hari berganti malam, semua orang masih di gedung pernikahan menyaksikan pertunjukkan tari dan pertunjukkan tradisional lainnya.

Sedangkan Egios dan Alena sudah berada di rumah Egios untuk beristirahat.

"Istirahat bee, besok kita pergi honeymoon kan." Ucap Alena sambil menarik selimut menutupi tubuh Egios.

"Kamu mau kemana?"

"Aku mau tidur."

"Dimana?"

"Di kamar tamu." Ucap Alena.

"Kok di kamar tamu sih? Disini lah, kamu kan istri aku."

"Emang boleh? Nanti orang ngira yang nggak-nggak gimana?" Tanyanya polos.

"Hahaha, kamu ini ada-ada aja sih. Biarin aja mereka mikir yang nggak-nggak, kita emang harus kayak gitu."

"Kayak gitu gimana?"

Egios menarik tubuh Alena sehingga terjatuh ke tubuhnya.

Alena menopang tubuhnya dengan lengannya dan menatap wajah Egios polos.

"Jangan natap gitu, kamu bikin aku gemes pengen grepe-grepe."

"Ish.." Alena bangkit dan membalikkan tubuh berencana keluar dari sini.

Egios kemudian menarik tubuh Alena kembali tidur disampingnya, mereka tidur berhadapan.

Alena menahan nafas karena tidak leluasa bernafas dan takut jika Egios merasa tidak nyaman karena memang sekarang jarak keduanya sangat dekat.

"Keluarin aja bee, jangan ditahan." Egios sambil menertawakan istrinya jahil.

"Hushhh." Alena bernafas dengan lega.

Egios menyelimuti tubuh Alena, dan memeluk tubuh istrinya ini. Meskipun ragu, Alena menyapukan telunjuknya di wajah Egios.

Alena menatap wajah Egios yang sangat tampan, Egios menepuk dada bidangnya agar Alena bisa tidur disana.

Alena menurut tidur di dada bidang Egios dan memeluknya. Kemudian keduanya terlelap.

------------

Hallo, readers..

Maaf yaa kalo ceritanya agak kurang greget.

Unhandled [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang